Would you want be a part of the beginning in my new story?
♡♡♡
Posisiku kembali seperti semula. Laki-laki itu yang belum sempat kulihat nametag-nya kembali pada posisi semula. Intinya adalah, kami berdua kembali pada posisi semula. Posisi yang lebih aman tentunya.
Walau keadaan jantungku masih belum stabil seperti semula, aku tetap mengambil sendok plastik dan perlahan menyuapkan nasi goreng pada mulutku. Suapan demi suapan. Berusaha untuk sesantai mungkin.
Terakhir, aku mengambil botol air minum di dalam tasku. Oh iya, lupa aku katakan bahwa aku memang terbiasa membawa air dari rumah. Karena menurutku, hal itu sudah dijamin kesehatannya. Bahkan aku pun lebih suka membawa bekal dari rumah, tapi tadi pagi tak ku lakukan yang sebabnya sendiri tak aku ketahui.
Perlahan aku meneguk minuman ku, sebenarnya aku merasa tidak nyaman karena semenjak tadi, laki-laki ini masih berada di sampingku. Entahlah, aku hanya merasa diperhatikan. Mungkin aku yang berlebihan.
Aku membereskan sampah yang bertumpuk di meja ku. Bersamaan dengan itu, bel berbunyi. Menandakan bahwa pelajaran berikutnya akan segera dimulai.
Aku buru-buru keluar kelas untuk membuang sampah-sampah ini kepada tempat yang semestinya. Kemudian aku kembali ke tempat ku, dan bersamaan dengan itu, laki-laki yang duduk disampingku berdiri lalu keluar dari kelas sembari menyampirkan tasnya.
Dia sama sekali tak menatapku kala itu. Dia berjalan lurus saja. Entah, aku tak tahu kemana dia akan pergi disaat jam pelajaran. Apakah dia ingin bolos? Masa sih? Ini bahkan hari pertama sekolah. Ah lupakan! Setidaknya tidak ada kecanggungan di hari ini.
♡♡♡
Bel pulang sekolah telah berbunyi sekitar lima belas menit lalu. Hampir sebagian besar siswa sudah pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan aku? Masih setia menunggu di bawah pohon mangga.
Sebelumnya Bang Zahri mengirim pesan padaku untuk menunggunya di bawah pohon mangga di depan kelasnya. Untungnya disini tersedia kursi panjang, jadi aku tidak perlu repot berdiri untuk menunggunya.
Bang Zahri bilang bahwa mulai dari sekarang dan tiga bulan ke depan, dia akan mendapat bimbingan khusus sehabis pulang sekolah. Katanya untuk persiapan Ujian Nasional nanti. Jika tahu akan begini, seharusnya aku naik angkot saja.
Aku melirik jam tangan ku, masih belum pukul setengah lima, terpaut tujuh belas menit lagi. Aku harap waktu berlalu dengan cepat, karena cacing di perutku juga sudah memulai aksinya.
"Lo nunggu Zahri?" ucap seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingku.
Aku sedikit terkejut saat melihatnya. Cowok aneh tadi, kenapa dia bisa ada di disini? Bukankah sewaktu jam pelajaran tadi dia sudah pulang?
"Malah bengong" sentaknya.
"Eh" aku sedikit gugup "I--iya, gue lagi nunggu Bang Zahri" ucapku.
Ku lihat cowok aneh itu, mengangguk-angguk. Dengan jarak yang sedekat ini, aku berusaha untuk melihat nametag-nya. Oh! Kenapa aku jadi penasaran seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Azhrilla [Very Slow Update]
Teen FictionMengapa disetiap pertemuan harus diakhiri dengan perpisahan? Mengapa kita harus bertemu? Mengapa akhirnya harus seperti ini? Apakah takdir selalu sekejam ini? Mengapa aku harus jatuh cinta padamu? Kenapa tidak orang lain saja? ~♡~ ALUR MAJU-MUNDUR...