-1-

9 2 0
                                    

Namaku Deandra, aku sudah lama menjadi yatim piatu dan sekarang aku tinggal dengan Bibiku di New York. Karena aku tidak ingin menyusahkan Bibi terus, akhirnya kami—aku dan Bibi Renee—memutuskan agar aku bersekolah di asrama. Selain menghembat biaya, setidaknya aku juga bisa hidup mandiri mengingat aku yang hanya sebatang kara.

"Kau harus menjadi gadis yang baik selama di sekolah barumu. Dan Pamanmu sudah menjamin seluruh biayamu selama sekolah" ucap Bibi Renee sambil mengelus pucuk kepalaku. Bibi Renee dan Paman Bob sudah kuanggap seperti orang tua kandungku, mereka selalu ada disaat aku membutuhkan waktu aku baru ditinggal oleh kedua orangtuaku yang meninggal akibat kecelakaan.

"Ayo kita berangkat" ucap Paman meraih koper yang berisi baju bajuku. Sebenarnya Paman dan Bibi orang yang berkecukupan hanya saja aku ingin hidup mandiri dan tidak ingin menyusahkan terus.

Untuk sampai ke asrama baruku ini membutuhkan waktu kira kira 3 jam. Aku sempat tertidur selama diperjalanan tadi. Oh yaampun sepertinya asramaku berada di daerah pelosok karena jalanan yang kami lalui sangat jarang dilewati kendaraan.


***


Sesampainya di asrama aku langsung turun dan melihat asrama yang akan aku tinggali kurang lebih satu tahun ke depan. Tempatnya tidak terlalu besar dan hanya ada satu lantai di asrama ini. Banyak anak murid yang sedang bersenda gurau. Kupikir ini adalah jam istirahat.

"Lebih baik Paman dan Bibi langsung kembali, aku bisa kedalam sendiri. Kalian tidak perlu kawatir" ucapku mengambil alih koper yang digenggam paman Rob.

"Baiklah. Jaga dirimu baik baik Deandra. Kami menyayangimu" ucap Bibi dan kupandangi mobil yang sudah menghilang ditikungan.

"Ehemmm" seseorang berdeham di belakangku, membuatku memutar tubuhku dan kudapati seorang lelaki memakai baju seragam berantakan dan dua kancing teratasnya terbuka.

"Kau menyukai dada bidangku cantik?" ucap laki laki itu sambil mengelus pipiku. Kutepis tangannya dan berlenggang mencari ruang kepala sekolah. Sesampainya di depan ruangan yang bertuliskan Headmaster Room, aku berhenti karena mendengar suara aneh dari dalam.

"Ahhhh, kau begitu besar. Biarkan payudaramu mengeluarkan susu akan menyedotnya hingga habis sayang"

"Ahhhh...ahhh....ahhhh....ahhhh.....ahhh....ahhhhh. Susumu nikmat sekali sayang, aku ingin menyedotnya. Ahhhh" suara aneh tersebut tidak berhenti, membuatku mengurungkan niat untuk mengetuk pintunya.

"Permisi" ucap seseorang disampingku. Menoleh kesamping kudapati seorang perempuan yang memakai baju super ketat dan roknya yang teramat pendek. Dan jangan lupakan payudaranya seperti ingin keluar saking rendahnya belahan kemejanya.

"Siapa kau? Dan sedang apa disini?" ucapnya.

"Aku murid baru dan ingin bertemu kepsek, tapi kurasa—" ucapanku terpotong karena suara aneh itu.

"Jangan hentikan sayang. Tetap pada ritme ini ahh..ah...ahhhh...ah....ahhhh"

"Baiklah ikuti aku sayang" ucap perempuan tersebut. Kupikir ia salah satu guru disini.

Academy Yale, aku baru mengetahui nama sekolah ini dari Mrs. Edward—perempuan yang tadi menemuiku. Aku berada satu kamar dengan—entahlah aku belum tau. Karena sesampainya di kamar, kamar ini kosong. Satu kamar di asrama di tempati oleh dua murid. Membuka koperku, aku bermaksud merapikan baju baju ke dalam lemari pakaian. Tiba tiba pintu terbuka dan nampak dua orang sedang bercumbu memasuki kamar ini.

"Kau siapa?" tanyaku. Mereka menghentikan adegan tersebut dan menatapku.

"Kau pasti murid baru itu kan?" ucap si cewek yang rambutnya berantakan akibat ulah panasnya dengan laki laki itu. Belum ada genap 1 jam aku disini dan aku sudah menyaksikan dua kejadian yang tidak senonoh. Mmm, walaupun yang satu lagi aku hanya mendengar suara desahannya saja. Aku tidak pernah melihat atau mencoba hal hal seperti itu, berciuman saja aku tidak pernah. Karena aku terlalu asik dengan kesendirianku, membuatku tidak mengerti apapun dalam hal yang kau taulah.

"Perkenalkan aku Anna, kita akan menjadi teman sekamar" ia menyodorkan tangannya. Kupikir Anna adalah orang yang sangat ceria, tidak cocok denganku yang tidak suka dengan yang cerewet.

"Deandra" ucapku menjabat tangannya dan beralih menatap laki laki yang sekarang memeluk Anna dari belakang. Laki laki itu menciumi leher dan telinga Anna, membuat pandanganku jadi terganggu. Anna mendesah kecil, ia meringis kearahku.

"Kau harus menyapa teman baru kita sayang" ucap Anna melepaskan pelukan laki laki itu.

"Oliver" ucap laki laki itu sambil menyodorkan tangannya kearahku.

"Deandra" balasku menjabat tangannya. Oliver beralih kembali pada Anna, sekarang mereka tengah berciuman panas di depanku. Aku yang melihatnya pun sangat risih karena kelakuan mereka yang seenaknya. Tidak tahu sopan santun.

"Bel sebentar lagi berbunyi sayang" ucap Anna melepaskan gelutan bibir mereka.

"Aku akan melakukannya cepat, aku sudah tidak tahan Ann" ucap Oliver. Kemudian mereka pun menjatuhkan diri di kasur dan saling menelanjangi satu sama lain. Hal tersebut membuatku jijik, kuputuskan untuk keluar dari kamar.


****


Aku memicingkan mataku dan melihat jam di nakas samping ranjang. Pukul 06.30 dan bel masuk sekolah akan berbunyi pukul 07.30. Bangkit dari tempat tidur kudapati ranjang disamping kiriku kosong, itu artinya semalam Anna tidak tidur disini. Aku bergegas ke kamar mandi, tidak membutuhkan waktu lama mengingat aku belum membereskan bajuku ke lemari. 

Kulilitkan handuk ditubuhku dan mengambil seragam sekolah yang kudapat dari Mrs. Edward. Sepertinya aku kemarin sudah bilang ke Mrs. Edward ukuran seragamku adalah M, tapi seragam yang kupakai sekarang rasanya seperti ukuran Xs. Aku sedikit kesusahan untuk mengancingkan seragamnya karena payudaraku yang memang besar tidak muat disembunyikan di seragam ukuran Xs. Ya Tuhan, bukan hanya bajunya yang tidak muat ditubuhku, kurasa rok ini juga untuk anak elementary school. Pasalnya roknya sangat pendek, hanya satu jengkal menutupi bokongku. Setelah memakai seragam yang super mini ini, aku berkaca. Baju dibagian dadaku kancingnya seperti ingin putus, mengingat baju yang kekecilan ini.

Cklek

"Wow, kau sangat sexy Deandra" ucap Anna yang masuk ke kamar hanya menggunakan handuk. Dari mana dia, apa sebelum aku terbangun dia sudah bangun duluan dan mandi di kamar mandi luar. Tapi untuk apa? Sudahlah

"Panggil aku Dean saja. Bajunya kekecilan, aku tidak nyaman" ucapku. Anna melepas handuknya dan membelakangiku, ia mengambil seragamnya dan memakainya sambil menceramahiku.

"Akan aku beri tahu peraturan sekolah di Akademi Yale. Pertama aku ingin bertanya dulu. Apa kau masih perawan?" ucapnya, ia sedikit kesusahan memakai roknya yang lebih pendek dari punyaku.

"Excuse me?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang