Holaaa, hepi reding❤
*
Dinginnya suasana malam mengelus halus seluruh permukaan tubuh gadis itu. Sekarang mereka berdua berada di sebuah taman yang depannya terdapat danau buatan yang cukup menyejukkan hati saat melihatnya. Suasana saat ini senja. Ya, senja.
Duduk di hamparan rumput kecil yang luas, mereka saling berdiam. Mungkin tidak tahu ingin membahas pokok permasalahan apa. Dan mungkin, sedang beradaptasi satu sama lain.
Kerja jantung Karin tak habis-habisnya berdetak terlalu cepat, itu selalu. Selalu begitu kalau didekat Alwan.
"Wan, lo ngapain ngajak gue kesini?" Karin memberanikan diri untuk membuka suara terlebih dahulu untuk memecahkan keheningan diantara mereka berdua.
"Refreshing aja, gue bosen dirumah." Balasnya, pandangan arah matanya masih tertunduk kebawah.
"Oh gitu."
Hening kembali, Karin memainkan bibir bawahnya. Berkali-kali melumasi bibirnya yang kering itu dengan air liurnya sendiri, terlihat porno. Namun dia memang suka seperti itu.
"Eh iya, si Adrian-Adrian itu ga marah kan kalo gue ajak lo kesini?" Akhirnya, Alwan mencairkan suasana.
"Nggak. Buat apa juga dia marah. Bukan siapa-siapa." Balas Karin melempar senyum.
Sekarang, pertunjukan senja akan dimulai. Karin merapatkan tubuhnya perlahan untuk mendekat ke Alwan. Tepat, matahari sudah mulai turun dari persinggahannya. Cahaya senja terpancar ke air danau yang tenang. Malam pun datang. Belum sempat mengucapkan selamat tinggal kepada sang mentari karena terlalu nyaman berada disamping sang lelaki.
Awalnya, datang kesini, Karin heran. Mengapa Alwan harus mengajak dirinya kemari? Bukankah ada tempat lain yang lebih menyenangkan? Saat sudah disini, yang tercipta hanyalah keheningan. Karin kira, akan ada sesuatu yang berbeda yang akan dilakukan cowok itu.
"Rin," akhirnya Alwan bersuara, namun lirih, masih bisa didengar Karin.
"Apa?" Karin menoleh. Mata mereka bertemu.
"Besok mau temenin gue jalan-jalan keliling sekolah?"
"Besok?""Hemm, maksudnya pas kita selesai dateng ke OSIS nanti."
"Oh iya iya boleh."
"... oh iya, by the way, lo kenapa pindah kesini?" Terus Karin.
"Ya gitu, masalah lingkungan sekitar dan faktor ekonomi nya juga."
"Ohh gitu ya."
"Iya, soalnya kehidupan disana keras. Jadi, papa sama mama waktu itu ngerencanain bakalan pindah. Sekolah gue juga pindah. Yaudah deh disini. Waktu gue SMP kan, rumah gue dideket Jalan Raden tuh? Nah gue mental lagi ke jaksel. Eh ga lama, mental lagi kesini." Jelas Alwan, Karin serius mendengarkannya. Seakan ingin meraup lebih banyak lagi cerita tentang lelaki ini.
"Ohh, terus kenapa pindah ke SMA Dirgantara?"
"Kan SMA di deket sini cuma itu doang yang paling deket. Biar ga jauh-jauh amat. Kenapa gitu? Salah ya?"
"Nggak nggak. Takdir aja gitu."
"Takdir?"
"Pas lo di SMP, lo gimana tuh?" Karin mengalihkan pembicaraan.
"Ya gitu, biasa aja."
"Pasti banyak yang suka dong?"
"Iya, hehehe." Melihat senyuman Alwan, senyuman itu semakin menempel lekat di otak Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Còrtalòvera
Teen FictionKeterlambatan yang membuat Karin menjadi sebangku dengan Adrian, yang merupakan salah satu cowok familiar disekolahnya. Padahal baru beberapa hari masuk, tapi langsung terkenal. Tidak disangka, seiring berjalannya waktu, mereka berdua saling menyuka...