Wish I

179 10 7
                                    


2016, 23 Januari 07.34

Seorang gadis berambut pendek dengan jaket bewarna pink berlari cepat untuk mengejar sebuah bus. Dia terlambat ke kampus nya karena ada masalah dirumahnya. Dia mengambil tempat duduk paling belakang dekat jendela, dia lebih ingin sendiri daripada harus bertemu dengan teman-teman sebayanya, bukannya dia itu tidak mau berteman namun dia merasa dirinya dikucilkan.

'Aku tidak menyukai dunia yang seperti ini. Semua orang hanya mementingkan diri mereka saja. Siapa yang ingin memiliki dunia yang hanya ada kemarahan. Aku bosan! Hidupku terkekang. Aku ingin dunia ini lenyap. Kemarahan ibuku, dan ayahku yang hanya bisa membela ibuku dan menyalahkan semuanya kepdaku, aku ini manusia bukan sampah yang bisa di injak-injak begitu saja. Aku lelah dengan dunia yang seperti ini.' pikirnya

CREEEEEEAT!!

Gadis berjaket pink itu melihat kearah depan dan mendapati bus yang dia tumpangi mengalami kecelakaan, dan setelah itu terdengar bunyi ledakan yang amat keras dan mengakibatkan gelombang ledakan yang menghancurkan seluruh isi bus, termasuk dia.

---

---

Yang aku dengar sekarang hanya jeritan dan geraman, aku tidak bisa melihat dengan jelas kepalaku terasa berputar-putar. Aku tidak tahu dimana aku, yang jelas saat ledakan tadi aku berada dalam bus namun sekarang aku tergeletak tak berdaya ditepian jalan tanpa bisa menggerakkan kedua kakiku. Yang aku lihat sekarang semua orang berlari. Aku berusaha bangkit namun nihil, tidak bisa. Dan setelah itu yang bisa kulihat hanya kegelapan.

Aku perlahan membuka mataku dan membiasakan diriku dengan keadaaan sekitar yang baru kulihat saat ini dan sepertinya aku sudah pingsan kurang lebih 11 jam. Aku mencoba duduk perlahan, sepertinya beberapa bagian dari tubuhku terluka cukup parah terkena goresan yang tidak ku tahu mungkin saat aku terlempar tadi. Keadaan sekitarku saat ini benar-benar sepi dan banyak darah berserakan dimana-mana. Aku bangkit dan menyeret kakiku berjalan untuk pulang, karena hari sudah semakin gelap saja. Sepanjang perjalanan orang-orang yang biasanya masih nongkrong ditepi jalan sekarang sudah tidak ada. Sekarang sepertinya hanya aku yang berada di dunia ini. Aku berfikir mungkinkah aku sudah mati? Namun rasa sakit disekujur tubuhku bisa membuktikan jika aku belum mati ataupun bermimpi

Sekitar 20 menit aku berjalan dari tempat kecelakaan akhirnya aku sampai didepan rumahku. Biasanya hari yang sudah mulai gelap, ayahku akan menghidupkan lampu jalanan dan menutup semua pintu. Dan semua lampu dirumah akan menyala. Namun yang kulihat sekarang adalah pintu rumahku yang terbuka kemudian semua lampunya padam.

Aku menyeret tubuh rengsekku kedalam rumah dan mencari saklar lampu untuk menghidupi semua lampu yang ada dirumah. Aku terkejut bukan main, dimana-mana terdapat ceceran darah. Aku sekarang benar-benar takut. Apa yang terjadi sebenarnya kenapa ada darah berceceran bahkan disepanjang perjalanan pulang pun juga begitu.

"Ibu! Ayah! Kalian dimana?" aku berteriak memanggil mereka dan kuharap mereka menyahutnya.

Aku mengecek ke bagian dapur dari rumah berharap ibuku sedang memasak namun lagi-lagi aku melihat darah berceceran.

Tug!

Aku mendengar sebuah suara dari dalam kamar ibu. Segera aku berlari dan membuka pintu kamar ibu dan alangkah terkejutnya aku ketika ibu, ayah dan 3 orang tetanggaku sedang melihat kearahku dengan wajah yang mengerikan, wajah ibu robek sedangkan ayahku sudah tidak memiliki kaki. Astaga apa yang terjadi? Aku melangkah mundur dan terjatuh. Mereka berjalan kearahku dengan gerakan terseot-seot bagaikan orang yang lagi mabuk. 2 orang lelaki berbadan kurus dan satunya lagi berbadan gemuk menjulurkan tangannya kearahku dan memamerkan mulut yang berbau busuk dan gigi-giginya yang memerah. Begitupun dengan ibuku dia juga melakukan hal yang sama.

My WishesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang