Part 1 [Mark's POV]

1.5K 106 40
                                    

Maafkan daku kalau feelnya kurang. Hope you enjoy it ^^

Mark Tuan's POV

Aku mengerang di balik selimut. Memikirkan bagaimana memutuskan hubungan kami tanpa melukainya membuat kepalaku pusing. Myoui Mina. Aku mengenalnya sejak empat tahun yang lalu. Tepatnya saat aku harus menemani Dahyun melihat sebuah pertunjukan balet. Aku terpesona pada paras ayunya, dan ketika aku sudah mengenalnya, aku jatuh cinta dengan karakternya. Sosoknya yang nampak rapuh membuatku ingin melindunginya. Tapi ini tidaklah benar. Hubungan kami adalah sebuah kesalahan.

"Mark Tuan!" Teriakan nyaring penuh semangat membuatku buru-buru bangkit dan berlari menuju pintu yang tak terkunci. Namun terlambat, pemilik suara itu sudah membuka pintu kamarku sebelum jemariku bersentuhan dengan kunci yang menggantung di lubang kunci.

"Ada apa kemari?" Aku kembali ke ranjang dengan hati dongkol.

"Kau apakan Dahyun?"

Manusia bernama Jackson itu dengan sekenanya masuk kamar mandiku setelah melontarkan pertanyaan yang membuatku didera tanda tanya. Ingin sekali aku menendangnya sampai ke kutub utara agar aku tak perlu bertemu dengannya lagi. Jackson dengan segala keberisikannya sangat mengganggu, meski kuakui di saat-saat tertentu kehadirannya membuatku merasa nyaman.

"Apa maksudmu menanyakan apa yang kulakukan pada adikmu?"

"Dia bilang kau tidak mau mengantarkannya bertemu teman-temannya."

"Itu kau tahu, lalu kenapa masih bertanya padaku?"

Jackson menggaruk pelipisnya. Aku yakin itu tidak gatal, itu hanya bentuk pengalihan dari rasa malu. Aku membiarkan saat tubuh berotot Jackson jatuh di atas ranjangku. Aku memilih membuka ponselku walau tanpa tujuan yang jelas.

"Karena kau, aku yang akhirnya harus mengantarkannya ke tempat Mina. Aku yakin anak cengeng itu pasti sedang mengadu sambil menangis tersedu-sedu."

Mendengar nama Mina disebut membuat kerongkonganku mendadak kering. Aku menghentikan aktivitas jemariku di atas layar touchscreen ponsel. Rasa bersalah dan tak enak memerangkapku. Mulutku kaku untuk sekedar tertawa basa basi menimpali kekesalan Jackson seperti biasa. Pikiranku sudah kembali disabotase oleh gadis berdarah Jepang itu.

"Kau tidak apa, Mark?"

Aku berdehem, berusaha tidak membuat Jackson curiga. "Tidak. Ah... kasihan Mina-ku harus menanggung rengekan Dahyun." Aku melemaskan bahuku yang menegang sepelan mungkin. Jackson bermata tajam, maka dari itu aku berusaha menghindari membuat Jackson memiliki banyak pertanyaan.

"Salah kau sendiri tidak mau mengantar Dahyun."

"Tolong Jack, dia adikmu. Kenapa harus aku yang mengantarnya ke mana-mana kalau ada kau yang notabene kakaknya, huh?"

Jackson terbahak mendengar pertanyaanku. Adakah yang lucu dengan itu? Aku berjalan meninggalkan Jackson yang langsung mengekoriku menuju ruang makan.

"Entah. Padahal kalau dipikir-pikir aku lebih ganteng dan macho darimu, tapi kenapa anak itu lebih sayang padamu? Aku yakin kalau kita berdua tenggelam di lautan pasti Dahyun akan langsung menolongmu."

Aku hanya mengerutkan dahi seraya menggeleng. Mulailah drama pagi kecemburuan ala Jackson.

***

Aku mematutkan diri untuk terakhir kali di depan kaca. Aku memilih berpakaian seperti biasa. Kaos, kemeja dan celana panjang serta military sneaker. Untuk penyempurna penampilan, aku mengenakan jam tangan rolex di pergelangan kanan.

[GOTWICE] Let's Stop ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang