"Apa yang kamu lakukan ketika sakit hati?"
Sebuah pertanyaan aneh terlontar begitu saja dari mulut manis Sandra, sahabat perempuanku sejak kita masih menggenakan popok. Aku yang tidak siap dengan pertanyaan anehnya hampir saja tersedak dengan jus alpukat yang sedang aku minum melalui sedotan hitam. Aku terbatuk-batuk mencoba menelan sisa jus yang masuk setengah di tenggorokanku.
"Kamu baik-baik saja, San?" tanyaku sambil menyetuh jidat lebarnya dengan punggung tanganku. Sandra memasang wajah manyum, lalu menampik tanganku dari dahinya.
"Aku tanya serius, jangan membuatku kesal."
"Aku juga tanya serius. Kamu baik-baik saja? Kok tiba-tiba kamu tanya kayak gitu? Apa Randy memutuskanmu?"
"Enggak! Jika Randy memutuskanku aku pasti sudah nangis bombay dan memenjarakanmu untuk menghiburku tahu."
"Lalu, kenapa kamu tanya pertanyaan aneh, apa yang aku lakukan kalau sakit hati?"
"Hah... " Sandra menghela napasnya dan mendorong gelasnya menjauh darinya. "Retno. Kamu tahu dia kan? Teman kita saat SMP?" tanyanya yang aku balas dengan anggukan, "dia merasa di khianati oleh pacarnya yang selingkuh dengan adik kelasnya. Dia benar-benar terpuruk dan hatinya terasa begitu sakit. Dia bertanya padaku apa yang aku lakukan jika hatiku sakit dan menyembuhkannya? Aku tidak bisa menjawabnya dan aku merasa begitu tidak berguna untuk membantunya."
Aku terdiam mendengarkan penjelasannya. Dia juga diam sejenak, lalu kepalanya mendongak kepadaku dengan tatapan yang meminta bantuan.
"Jadi, apa kamu pernah sakit hati sebelumnya? Apa kamu tahu apa yang harus dilakukan saat sakit hati?"
Aku diam menatap lekat bola matanya yang membesar seperti kelinci. Kepalaku mulai mencari jawaban atas pertanyaan Sandra padaku.Apa aku pernah sakit hati sebelumnya?
"Entahlah. Aku lelaki tampan yang tidak pernah sakit hati. Jadi aku tidak tahu apa yang harus dilakukan saat sakit hati seperti kalian para perempuan yang sering sakit hati dengan tidak jelas," jawabku sambil menaikan kedua pundakku dan memberikan senyuman terbaikku.
Sandra mendesis dan memukul pundakku karena tidak puas dengan jawabanku. Aku hanya terkekeh melihat ekspresi kesalnya yang terlihat menggemaskan seperti anak kecil. Setelah menghabiskan sore kita bersama sambil menunggu Rendy menjemput Sandra, aku berjalan kembali ke kosanku.
Langkahku terhenti saat berdiri tepat di depan taman kecil di tengah kota. Aku masuk ke dalam taman yang tidak banyak orang berkeliaran disana. aku duduk di abgku besi panjang di depan air mancur mini yang airnya tidak mengalir sama sekali.
"Apa kamu pernah sakit hati?" Pertanyaan Sandra terngiang kembali dalam kepalaku.
"Pernah. Aku pernah sakit hati. Satu kali. Tidak, dua kali." Aku menatap air mancur di hadapanku .
"Apa yang kamu lakukan ketika sakit hati?"
"Pertama, aku membutuhkan seseorang yang bisa menghiburku dan mengobati luka hatiku."
Bayangan cantik seorang perempuan yang berjalan di sekeliling air mancur yang mengalir, muncul dalam kepalaku.
"Kedua, waktu membantu menyembuhkan sakit hatiku."
Senyuman lembut dengan hembusan angin yang menerpa rambut panjang wanita itu kini hadir dalam bayanganku. Senyuman dan tawa terakhir yang dia tunjukan padaku terasa begitu nyata terlukis di pikiranku meski waktu telah membantu menyembuhkan sakit hatiku kala itu, tapi kenangannya selalu terukir indah dalam hati dan pikiranku yang menuntunku menjadi seseorang yang tidak akan membiarkan sakit hati menghancurkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Time can Heal my Hurt Heart (OS) ✔
Short StoryQuality: Raw Rate: 15+ Status: (Completed) Started: 17 September 2016 4K series: • 1.1 - 69 • 1.2 - 143 • 2.1 - Her sweet Breath • 2.2 - His Eyes on Her • 2.3 - EXTRA ➽3.0 - You and Time can Heal my Hurt Heart