I Found You
•
•
•
•
•
•
•
Aku menangis, pergelangan tanganku yang diborgol lecet bahkan berdarah. Kupaksakan diri melepaskan borgol kecil ini dari tanganku. Aomine.... Aomine bunuh diri..... Dan setan kecil itu mengatakannya dengan suka cita. Entah apa yang ada dipikiran Aomine sampai melalukan hal yang liar semacam bunuh diri.Menyerah dan capek meronta-ronta. Itupun karena aku dipeluk Kise dengan eratnya. Tangannya melingkari tubuhku, menguncinya, membuatku tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti alur Kise. Mataku menangis sejadi-jadinya dan hal itu cukup untuk membuat yang lainnya ikutan menangis-kecuali Midorima, dia punya tugas- Kise ikut menyeka air matanya, ah motivatornya sudah terbang keatas sana. Terima kasih pada yang maha esa sudah membuat tragedi ini semakin buram-batin Kise. Dia benar-benar berterima kasih karena dia percaya, semakin berat masalah yang ditanggung maka semakin indah akhir ceritanya. Mungkin.
"(kamu)cchi..... Kau tenang saja. Kita semua akan lepas dari takdir ini." bisik Kise diteligaku
Aku langsung diam. Perasaan senang mengalir memenuhi hatiku. Aku tau jelas apa maksud perkataan Kise. Berdoa saja kalau Midorima dapat menyelesaikan misinya.
--------------------
16 jam....
16 jam mereka mencoba memecahkan nomor telepon dan deretan kode angka yang akan memberi jalan penerangan kepada si sutradara. Mereka lelah dan mengantuk tapi klien tetap meminta mereka untuk tetap berusaha. Agak kasihan kalau melihat klien saat itu, dia memohon dengan sangat pada mereka. Dia begitu ingin bertemu si kesayangan yang ia percaya masih ada didunia ini dan tak akan kemana-mana. Mereka berkata sanggup, hari ini semuanya harus terbongkar.Orang yang ada didepan komputer itu terus-terusan berpikir dengan kecerdasan yang ia punya lalu diperas habis hanya untuk memecahkah kode koordinat nomor telepon. Nomor telepon itu tidak dimiliki oleh kartu operator manapun, ini kartu buatan sendiri. Dia menggerutu disisi lain dia tertantang dengan hal ini dan ingin bertemu orang yang telah membuat kode rumit yang bahkan membuat dirinya kesulitan.
"Albert, daijoubu ka?" ucap Oliver sambil menaruh segelas soda
"Menurutmu bagaimana, baka?" jawabnya ketus
Oliver mengerenyit. Dilihatnya sekeliling dimana Toby, Smith, Haizaki dan Mike sudah terkantuk-kantuk. Mereka menyerah pada nomor koordinat itu dan bahkan kopi super enak buatan Oliver tak mampu mengusir kantuk yang sudah merajai mata. Mungkin tidak dengan klien, Akashi Seijuuro, yang juga masih berfikir kemungkinan dari kode itu. Dia punya kantung mata, dia juga mengantuk. Tapi demi kesayangan, ia akan lakukan apapun meski itu mesti menyita seluruh jam tidurnya.
"KETEMU!!!!'
BRAK!!
"APAAN YANG KETEMU?????"
"BERISIK!!!! BISA DIAM TIDAK!!!!!"
Teriakan Albert-KETEMU-sudah melampaui teriakan Toby yang 10 oktaf. Jarang sekali mendengar Albert berteriak kegirangan hanya karena berhasil memecahkan kode. Haizaki yang sudah tertidur lelappun sampai menggebrak meja.
"35°21'29"LU dan 138°43'52"BT, perbatasan prefektur Shizuoka dan Yamanashi. Pesisir pasifik pusat Honshu.... Are?" ucap Albert seketika kaget
"Gunung Fuji? YANG BENAR SAJA?!?!?!?!!?" teriak Toby meskipun belum bangun sepenuhnya
"Mungkin kau mau bilang, kalau (Kamu)-chan disekap di hutan Aokigahara? Disana bisa ada kehidupan? Kau bercanda kan?" ujar Akashi masih belum mengerti
"Aku tak tau. Tapi mungkin saja, Lagipula memang ada peradaban disana. Beberapa tahun yang lalu ada kebakaran disebuah gedung di tengah-tengah hutan Aokigahara. Prediksiku, (kamu) ada disana." kata Albert cukup yakin
KAMU SEDANG MEMBACA
My Darling [1] Akashi No Namida (Revisi)
Fanfiction"Kalian sangat hebat. Bahkan bisa membuat seorang Akashi Seijuuro tak dapat berkutik lagi." 8 orang bersaing untuk mendapatkanmu. 5 orang memainkan perannya, 3 orang disingkirkan paksa, 1 orang yang menanggung rasa sakit, dan 1 orang lagi berusaha m...