Pertemuan
Perkenalan
Pertemanan
Lalu apa selanjutnya?♡♡♡
"Mau gue anter ke kelas gak?"
"GAK USAH" jawabku bernada ketus.
Aku mempercepat langkahku karena tak mau menjadi sorot perhatian pagi ini. Namun tiba-tiba saja Bang Zahri mengapit leherku membuatku agak kesulitan untuk bernapas.
"Lepasin bang!" seruku tapi Bang Zahri sama sekali tak merespon.
Pasrah. Satu kata yang menggambarkan diriku saat ini. Sepanjang koridor utama, kami berdua tetap menjadi sorot perhatian. Ditambah lagi lengan Bang Zahri yang masih setia mengalung di leherku.
"Jangang macem-macem di kelas. Awas ya!" ucap Bang Zahri bersamaan dengan itu, ia menurunkan lengannya dan berbelok arah.
"Bye kutil berbulu" ia berbalik dan melamabai-lambailan tangannya.
Aku hanya bisa mendecak pelan. Selalu saja begitu. Kutil berbulu, Monyet cantik, Paus berbulu atau yang lainnya. Hampir semua yang berbulu. Kenapa sih?
Aku melanjutkan langkahku. Jika diperhatikan, memang banyak cogan yang berlalu-lalang di sepanjang koridor pagi ini. Aku bahkan sempat melirik name tag salah seorang dari mereka. Zein Pradita. Entah cowok itu berada di jurusan dan kelas mana. Yang pastinya dia adalah cogan! Sip! COGAN. Betapa kurang kerjaannya diriku.
"WEI STOP STOP STOP"
Tiba-tiba saja langkahku berhenti saat tepat berada di ambang pintu. Cewek berambut pirang ini menghalangi pintu kelas menggunakan tangan kanannya. Aku mengernyitkan kening lantas bertanya "Ya?"
"Sebutin nomor hape lo!" serunya tegas, namun tak membentak.
Aku dibuat bingung, aku melirik name tag cewek ini. Valerie Yonatang.
"Buat?" tanyaku memasang wajah polos.
"Aduh pake nanya lagi! Gue mau buat grup kelas di WhatsApp. Buruan sebut. Ini bukan lo doang yang gue mintain tapi semua siswa"
Aku mengangguk-angguk paham.
Grup chat kelas? batinku.
Kemudian sesuai perintahnya, aku mulai menyebutkan dua belas deret angka dan diapun mulai mengetik angka-angka tersebut di handphone-nya.
"Oke sip! Jan lupa saveback gue. Valerie Yonatang tercantik dan terseksehhh sejagat raya. Awas aja kalau gak di saveback" ucapnya dengan penuh percaya diri.
Mendengar pernyataannya, aku harus bersusah payah untuk menahan tawaku. Baru kali ini kudapati seseorang se-pe-de dia setelah Bang Zahri.
"Nama lo siapa tadi?" tanyanya lagi.
"Azhrilla Vitara Dewanita" ucapku diakhiri dengan senyuman tipis. Entahlah, setiap kali ku sebut namaku sendiri terbesit perasaan bangga, dan senang yang bercampur.
"Oke. Lo bisa masuk" ucapnya. "Next! Lo yang agak ganteng. Sini"
Aku tersenyum sesaat sebelum memasuki kelas. Aku bisa mendengar jelas ocehan yang sama dari Valerie di belakang sana. Entahlah. Tapi itu justru membuatku mood ku bertambah baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azhrilla [Very Slow Update]
Teen FictionMengapa disetiap pertemuan harus diakhiri dengan perpisahan? Mengapa kita harus bertemu? Mengapa akhirnya harus seperti ini? Apakah takdir selalu sekejam ini? Mengapa aku harus jatuh cinta padamu? Kenapa tidak orang lain saja? ~♡~ ALUR MAJU-MUNDUR...