Zodiac (berasal dari kata Yunani, Zoodiacos cyclos, yang artinya Lingkaran Hewan) adalah sebuah sabuk khayal di langit yang berpusat pada lingkaran ekliptika.
Di bola langit terdapat garis khayal yang disebut dengan lingkaran ekliptika. Jika diamati dari Bumi, semua benda tata surya beredar di langit mengelilingi lingkaran ekliptika. Keistimewaan zodiak dibanding rasi bintang lainnya adalah semuanya berada di wilayah langit yang memotong lingkaran ekliptika. Jadi, zodiak adalah semua rasi bintang yang berada di sepanjang lingkaran ekliptika.
Masing-masing zodiak memiliki sifat, lambang, simbol, dan kekuatan tersendiri, mereka ialah;
Aquarius: Si Pembawa Air. [♒]
Pisces: Dua Ikan. [♓]
Aries: Domba Emas. [♈]
Taurus: Banteng Putih. [♉]
Gemini: Si Kembar. [♊]
Cancer: Kepiting. [♋]
Leo: Singa. [♌]
Virgo: Gadis Suci. [♍]
Libra: Pembawa Keadilan. [♎]
Scorpio: Kalajengking. [♏]
Sagitarius: Si Pemanah. [♐]
Capricorn : Kambing Laut. [♑]
Namun, sebuah rumor mengatakan bahwa akan hadir bintang ke-13 yang disebut Ophiuchus. Kehadiran Ophiuchus dikatakan mengancam ketentraman rasi-rasi kedua belas bintang.
ㅤ▲▽▲▽▲
ㅤLiza mengembuskan napasnya berat. Ternyata menganggur itu membosankan. Kenapa Athena tidak memberinya tugas, seperti yang ia perintahkan pada Ashley atau Aries? Bisa-bisa Liza menjadi gila kalau terus berdiam seperti ini: bergeming di atas gedung kondominium seraya menatap taburan bintang di langit, tidak membuat kesibukannya bertambah.
Apa rumor yang kubaca sebelumnya bisa menjadi kenyataan?
Kekhawatiran mulai datang menyusup ketentramannya. Ia menelaah tiap-tiap kejadian yang mungkin terjadi bila Ophiuchus benar-benar datang dan mengganggu kesempurnaan lingkaran ekliptika. Sejak berabad-abad lamanya, baik Zeus maupun Hera, hanya menetapkan dua belas zodiak untuk menjaga keutuhan semesta.
Athena selalu berkata, "Tidak ada satu pun makhluk yang berani menentang perkataan Zeus" tiap kali mereka mengadakan pertemuan besar di Olimpus¹ bersama para Dewa. Liza paham kalau perkataan itu bermaksud untuk membungkam pertanyaan-pertanyaan yang bersenggama di otaknya ketika Zeus menyampaikan keluhan.
Hera sendiri, sebagai istri sah Zeus, tidak berani mengambil tindakan jikalau suami tercintanya itu bermain hati dengan makhluk lain. Satu-satunya hal yang bisa Hera lakukan adalah mengutuk mereka ketika hati Zeus sudah berpindah ke lain tempat.
Jadi, bagaimana mungkin Ophiuchus hadir, yang secara tidak langsung membangkang perintah absolut Zeus?
Liza tersenyum mengingat memori pertama saat dirinya digelari sebagai Zaic Aquarius², bertugas melindungi ketentraman semesta, dan menanggung kewajiban itu sebagai wakil dari seluruh Aquarian yang ada di muka bumi. Ia telah terpilih, tanpa ada alasan yang jelas.
Namun, kesenangan itu beralih menjadi kecurigaan kala angin besar muncul dari belakang. Ketika menoleh, ia mendapati seseorang berpakaian khas Olimpus--lengkap dengan topi pelindung, pedang, dan tameng--sedang berjalan ragu ke arahnya.
"Siapa kau?" ucapnya.
Sosok itu tetap membisu dan terus berjalan mendekati Liza yang sudah bersiaga memasang kuda-kuda bertahan. Ia menyondongkan ujung pedang tepat mengarah pada Liza.
"Siapa yang menitahmu?" Liza sedikit membentak. "Katakan!"
Merasa diabaikan, Liza pun bergegas mencari bulir-bulir air untuk dikendalikan. Ia berlari mengecoh sosok itu. Tinggal beberapa langkah lagi baginya untuk sampai ke pintu yang membatasinya dengan anak tangga, sosok lain hadir dan menghunuskan pedangnya. Liza terkejut menyadari hal itu, ia membelokkan arah larinya pada sisi atap yang lain. Namun, lagi-lagi prajurit Olimpus itu datang. Ia sudah terkepung.
"Mau kabur ke mana kamu?" Suara itu timbul dari balik tubuh Liza. "Apakah seorang zaic tidak mampu melakukan perlawanan lain, selain melarikan diri?"
Sebenarnya Liza ingin melawan, tetapi pedang miliknya berada di kamarnya. Juga, hujan sudah tidak membasahi bumi sejak kemarin, membuat kering tiap-tiap lubang genangan yang tersedia. Tidak ada sebulir pun air yang dapat ia kendalikan. Hal ini benar-benar tidak memberinya keuntungan sedikit pun.
Sosok di hadapannya memberi tanda pada dua prajurit lain dengan anggukan. Mereka pun menyerang Liza dari tiga arah berbeda. Beruntung kelincahan yang ia miliki berhasil membuatnya menghindari tiap-tiap ayunan ketiga pedang itu.
"Jangan berlama-lama." Sosok itu mulai kewalahan mengendalikan pedang bajanya. "Bukankah kau ingin cepat-cepat bertemu dengan Ashley, sahabat terkasihmu?"
Perkataan itu mendistraksi gerak tubuh Liza, membuat sebilah pedang berhasil menghunjam perutnya. "Sialan," rintihnya terperangah.
Darah mulai mengalir ke luar, menyebabkan sendi-sendi yang ada di tubuhnya melemas. Lengan kiri Liza bertumpu pada tembok di sisi atap untuk tetap mempertahankan keseimbangan, sedang tangan lainnya digunakan untuk menekan luka. Tiga sosok di hadapannya sudah bergerak mengintimidasi tubuh lemahnya.
Ada sebuah hal yang ingin Liza lakukan. Poseidon telah melarang akan hal yang hendak diperbuatnya itu. Namun, dilakukan atau tidak, Liza menyadari bahwa dirinya akan mati malam ini juga.
Dengan tetap bertapak, ia menarikan telapak tangan kanannya di atas luka. Liza berhasil. Liza berhasil mengendalikan darahnya. Setelah memperkuat partikel-partikel pembentuk darahnya agar sekeras baja, ia arahkan cairan itu pada lawan dihadapannya, lalu melintas menembus armor ksatria yang terbuat dari baja Olimpus. Satu lawan telah tumbang, memberikan kapasitas darah tambahan untuknya dijadikan senjata.
"Bedebah licik!"
Kini Liza menguasai pertandingan. Darah yang tumpah di mana-mana mampu digunakan untuk mempersenjatai dirinya yang sekarat. Liza terus berusaha menghindar dengan sesekali mengirim serangan. Posisi keduanya seimbang, meski sosok misterius itu menang dalam perihal jumlah. Saling menghindar dan menyerang.
Kondisi tubuh Liza sudah tak memumpuni. Ia pun mengusap-usap cincin yang mengikat di salah satu jemari. Tak ada jawaban, bagaimana mungkin?
"Tak perlu khawatir. Semua zaic sudah mati dalam tidur mereka dengan tenang." Datang lagi sosok lain dengan zirah besi yang lebih elegan, Liza berpikir bahwa ialah pemimpinnya. "Dan, sebentar lagi, kau akan menyusul mereka."
Gerakan pemimpin mereka lebih cepat tiga kali lipat. Ia berhasil lari menghindari tiap-tiap bulir tajam yang Liza kendalikan. Sampai akhirnya, Liza terbatuk-batuk kelelahan sampai terjatuh lemas.
"Lihatlah si zodiak paling sempurna ini, sebentar lagi akan menemui ajal." Sosok itu sudah berdiri di hadapan Liza. Ia melepas helm Korinthos³ dan menampilkan wajahnya. "Senang bertemu denganmu, Elizabeth."
Liza membulatkan matanya. "Kau ... bagaimana mungkin ... uhuk!"
Ketika Liza memejamkan mata, sosok itu menusukkan ujung pedang pada dadanya secara brutal, terus-menerus, untuk membuat dirinya yakin bahwa targetnya itu sudah tewas.
ㅤㅤㅤㅤㅤ▲▽▲▽▲
KAMUS ZODIAC: THE CHOOSEN
1. Olimpus¹ = Tempat berkumpul para Dewa-Dewi setelah meninggalkan Bumi.
2. Zaic Aquarius² = Seorang manusia yang diberikan tugas menjaga semesta dengan keunikan milik zodiak Aquarius.
3. Helm Korinthus³ = Pelindung kepala yang biasa digunakan oleh para spartan ketika berperang di Colloseum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zodiac's Series: The Chosen
Fantasía[Fantasy minor Adventure || 15+] Ophiuchus datang membalaskan dendam. Membunuh sepuluh utusan zodiak dari dua belas yang ditakdirkan. Motif yang terbilang abu membuat dewa-dewi Olimpus kelabakan mencari solusi, bahkan bagi Zeus sekalipun. Di sisi la...