#14: Hope

51 3 2
                                    

Jun's POV

Aku kembali menenggak minuman terkutuk itu dalam kesunyian dan kesakitan.

Aku lalu membuka sekaleng bir dan menenggaknya selayaknya air mineral saat itu.

Aku lalu kembali menoleh ke arah handphoneku yang berisik sedari tadi dan mematikannya.

Aku menghela napas lalu menyalakan rokokku.

Aku bahkan ingat ketika ia meneleponku beberapa hari yang lalu

------------------------------------------------------

Aku hendak berangkat menuju lokasi syuting drama terbaruku pagi itu. Saat aku hendak menuju ke parkiran, tiba-tiba saja handphoneku berbunyi. Aku begitu terkejut mendapati siapa yang meneleponku saat itu.

Aku mengangkatnya dengan bersemangat. "Halo?"

"Hi."

Mendadak keheningan menyelimuti kami. Suasana menjadi benar-benar terasa canggung kali itu.

"Dengar. Aku senang kau kembali seperti sedia kala."

"Terima kasih." Ucapku masih dengan nada tak menyangka.

Untukku ini sebuah keajaiban! Kau tahu bagaimana dia membenciku hari-hari kemarin dan hari ini dia meneleponku? Itu luar biasa!

"Sukses untuk drama barumu! Tayang dua hari lagi kan?"

"Ngh. Iya! Ya! Pukul 21.00. Tonton ya!"

"Hm."

"Aku harus syuting sekarang. Sampai jumpa!" Ucapku menutup telepon lalu masuk ke dalam mobil dalam kegirangan.

------------------------------------------------------

Aku mendengar suara denting bel dari pintu dan berdecak.

"MAU APA, BERENGSEK? PERGI SANA!!!" Pekikku.

Suara denting bel itu lalu berganti menjadi suara gebukan kasar bertubi-tubi.

"Matsumoto-kun! Buka pintunya!" Seru suara itu.

Aku tetap bergeming dan menenggak birku.

Lalu tiba-tiba, terdengar suara hentakan kencang dari luar sana. Terlihat sosok pria jangkung melihat sekeliling.

Ia menatapku dengan panik lalu mendatangiku.

"Astaga! Apa yang kau lakukan dengan semua botol dan kaleng ini?" Ucapnya dengan nada tinggi.

"Mau apa kau?"

"Mau apa? Tentu saja mengecek keadaanmu setelah kemarin kau tiba-tiba pingsan di pesta Chiaki!" Jawabnya kesal.

Aku mendengus. "Kalau kuceritakan kenapa pun kau tak kan mengerti! Kau tak tahu apa yang kurasakan!" Ucapku lalu menenggak habis sisa birku.

Ia menahan tanganku sebelum aku membuka kaleng yang baru.

"Hentikan! Kau meracuni dirimu sendiri! Astaga! Bau rokok ini bahkan menyakiti paru-paruku! Aku tidak menyangka kau tipe orang yang berubah jadi idiot ketika patah hati." Ucapnya sembari membawa botol-botol itu di pelukannya.

Aku tertawa getir. Dia menatapku dengan tatapan ngeri.

"Kau sama saja seperti bedebah lainnya! Sama saja! Kalian menganggap perasaanku tak berarti bagai sampah!"

"Matsumoto-kun, apa yang sedang kau bicarakan ini?" Ucapnya lalu menaruh botol-botol dan kaleng yang berserakan ke dalam kantung sampah.

"Tentu saja kau tahu! Terlebih lagi kau sukses menabur garam di atas lukaku dengan berkata bahwa pacarku sudah menikah dengan orang lain. Kau memang berengsek, Aiba-kun. Kau memang berengsek!"

Love Me, Heal Me [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang