Jadian [part end]

1.3K 80 1
                                    

Annisa menatap punggung Ali yang kian kini menjauh. Annisa menggeleng dengan air mata yang berderai di pipinya.

Annisa segera menghapus air matanya, lalu ia menarik nafas dalam dan membuangnya. Kemudian, Annisa pergi berlalu meninggalkan lapangan. Ia melangkahkan kakinya menuju kantin.

Annisa duduk sembari menyeruput jus jeruk yang daritadi ia pesan, sebelum akhirnya dirinya duduk. Annisa mengeluarkan ponselnya dalam kantong baju seragamnya. Cewek itu setelah membuka lookscreennya, ia beralih membuka galerinya.

Di galerinya itu, terdapat fotonya dan juga Prilly. Annisa melihat-lihat fotonya dulu waktu masih bersama Prilly, sahabatnya. Tiba-tiba raut mukanya berubah menjadi kesal, ternyata Ali menyukai Prilly, bukan dirinya. Pikirnya begitu.

Sesaat sekilas  bayangan kenangan yang ia dan Prilly dulu sama-sama pernah mengucapkan janji, bahwa persahabatannya tidak akan pernah hancur cuma karena cowok.

Flashback on

Saat itu, Annisa dan Prilly sedang berada di kantin.

"Persahabatan kita selamanya!" Ucap Annisa sembari mengangkat jempolnya.

"Persahabatan kita gak akan pernah hancur, cuma karna gara-gara cowok!" Balas Prilly menyatukan pula jempolnya ke jempol Annisa.

Mereka tersenyum bahagia. Lalu keduanya pun saling berpelukan dengan erat.

Flashback off

Sedangkan di lain sisi, Ali mengejar Prilly yang terus menghindarinya. Padahal niatnya ia ingin memberi tahu pada Prilly, kalau ia sudah menjelaskan semua kesalahpahaman ini pada Annisa.

"Apa sih Li," Prilly terus berjalan tak ingin berdekatan dengan Ali. Tapi Ali gak putus asa, cowok itu terus menarik tangan Prilly meskipun cewek itu terus memberontak. Prilly yang tenaganya gak sama kayak cowok pun justru kalah dengan Ali yang terus menariknya.

Dan akhirnya Prilly memberhentikan langkahnya itu, membuang muka tak mau menatap wajah Ali.

"Kamu kenapa sih, Pril? Kenapa kamu menghindar dari aku? Aku udah jelasin semuanya sama Annisa," ucap Ali.

Prilly menggeleng, lalu memandang Ali.

"Dia sahabat aku. Dia suka sama kamu!" Lirih Prilly kemudian pergi berlalu meninggalkan Ali.

Ali diam menatap Prilly yang kini menjauh.

****

Siangnya, sehabis pulang sekolah, Annisa mengajak Ali ketemuan di kafe. Ia berniat untuk meminta maaf pada Ali.

Dan saat ini Annisa tengah duduk dengan secangkir kopi di mejanya, sambil menunggu Ali datang. Tak lama orang ditunggu pun, datang juga akhirnya.

"Sorry, lama," sahut Ali ketika sudah duduk di kursi yang berhadapan dengan Annisa.

"Nggak papa." Annisa tersenyum.

"Btw, lo ada angin apaan ngajakin gue ketemuan?" Kata Ali.

"Ada yang pengen gue omongin sama lo, Li." Kata Annisa dengan raut mukanya terlihat serius.

Ali mengkerutkan dahinya. "Tentang apa?" Tanyanya.

"Soal Prilly,"

"Prilly? Ada apa dengan dia?"

****

Prilly didalam kamarnya kerjaannya mondar-mandir dengan ditangannya memegang handphone. Entah apa yang cewek itu pikirkan.

Ting!

Bunyi notif Line membuyarkan lamunannya. Prilly beralih menatap layar hpnya itu.

Alisyarief

MuserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang