[01] Danny

345 8 9
                                    

Semua mata tertuju pada lima pria yang baru saja masuk dan langsung melangkah menuju sofa empuk yang berada di pojok club ternama di ibukota ini, menunjukkan betapa eksklusifnya mereka. Para wanita yang sedang meliukkan badan bersama pasangannya sejenak menghentikan aktivitasnya, terpesona akan ketampanan lima pria bak dewa Yunani yang tengah asyik berbincang. Berharap memiliki keberuntungan untuk dapat menghabiskan malam bersama salah satu dari pria itu.

Sayangnya kelima pria itu masih melepas rindu karena sudah satu bulan mereka tak bertemu. Mereka memang memiliki jadwal untuk bertemu di Club Cassanova-milik salah satu dari mereka-sekali sebulan,meninggalkan sejenak pekerjaan yang selalu menunggu untuk dikerjakan.  Namun, pertemuan kali ini tidak lengkap karena sahabat mereka yang lain sedang berada di luar negeri.

"Apa kau tidak minum, Dan?" Ledek Scott. Danny meraih gelas berisi minuman berwarna kuning di hadapannya dan mulai menyesapnya. Teman-temannya tertawa terbahak-bahak. Danny hanya menatap mereka heran, tak tahu apa hal lucu yang membuat mereka semua tertawa.

"Setelah beberapa bulan tidak bertemu, kau masih saja minum minuman itu, Dan? Apa kau tidak malu dengan usiamu?" Ledek Scott untuk kesekian kalinya lalu menenggak habis whiskey di hadapannya.

"Alkohol tidak baik untuk kesehatan." Jawab Danny cuek. Dia lebih mementingkan kesehatan daripada nama baik di depan teman-temannya.

"Tapi kita tidak pernah sakit meski minum alcohol. " Timpa Zoe.

"Sekarang sih baik-baik aja, tapi kita lihat saja nanti setelah umurmu semakin tua. Kau pasti akan menyesalinya." Ujar Danny sedikit kesal dengan para sahabat yang selalu mencemoohnya.

"Masa muda memang harus dinikmatin, kawan. Jangan sampai dirimu juga menyesal karena tak pernah menikmati kesenangan di dunia."

"Aku tak akan pernah menyesal dengan pilihan yang kubuat. Aku yakin pilihanku pasti benar."

"Semoga aja begitu." Desis Thom.

"Sebaiknya kalian berhenti berdebat, tidakkah kalian bosan mengganggu Danny terus?" William yang sedari tadi hanya mendengar berusaha menghentikan mereka. Jangan harap tidak ada pertengkaran di antara mereka ketika berkumpul.

"Sebagai sahabat yang baik, kita harus mendukung jalan yang telah dipilih oleh Danny. Danny tidak pernah mencampuri urusanmu yang selalu memainkan hati perempuan." Tambah William seraya menatap tajam Scott.

Danny berterima kasih pada William dalam hati, hanya ia satu-satunya yang mengerti akan dirinya. Zoe segera mengalihkan perbincangan mereka, "Dan, bagaimana hasil tender perusahaanmu dengan Pertamina?"

"Kami sudah berusaha sebaik-baiknya. Hasilnya baru diumumkan hari Senin."

"Good luck, Bro," Ujar Zoe seraya menepuk pundak Danny.

"Makasih, Zoe. Aku pulang duluan, besok ada jadwal fitness." Danny seraya bangkit dari sofa dan meninggalkan teman-temannya.

"Hati-hati, Bro," sahut mereka semua.

🔶🔶🔶🔶🔶

Bruk…

Refleks Danny menolong seorang wanita yang terjatuh setelah berlari di atas treadmill tepat di sebelahnya. Sepertinya wanita itu kelelahan namun tetap memaksakan diri untuk tetap berlari.  Dan entah kenapa, area gym ini sepi. Memang siapa yang mau ke tempat fitness di weekend seperti ini. Pengecualian terhadap Danny yang meliburkan dirinya untuk berolahraga.

Danny segera mengangkat tubuh wanita itu dan membawanya ke mobil. Danny melirik wanita yang belum kunjung sadar dan sekarang berada di jok belakang mobilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Finding LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang