Bagian 25: On the way.

32 4 1
                                    

Malam pun tiba, memboncengi udara yang sedingin di kutub utara. Udara yang dengan lancang memasuki kamar Karin melewati celah-celah jendela yang sedikit terbuka. Semakin menambah suasana dingin di kamarnya.

Gadis itu duduk termangu di meja belajar. Seperti biasa, di depannya terdapat macbook air yang menampilkan lembar kerja MS Word yang kosong. Di samping macbook nya ada ponsel yang sedari tadi bergetar hebat karena pesan Line yang masuk. Sengaja di mode getarkan karena terlalu berisik jika di bunyikan. Karin tahu kalau itu pasti dari Alwan yang mengirimi pesan permintaan penjelasan. Dan semacam itu, intinya begitulah.

Untuk kesekian kalinya layar menyala otomatis. Tangan Karin gatal untuk mengetikan pesan yang berunsur luapnya kemarahan. Dia mengambil ponsel itu secara kasar.

Alwan mahesa (999+)
Karin, plis. Lo kenapa? Kok lo jadi marah?

Nah, gue sendiri juga gatau kenapa gue marah, Wan. Gue juga gatau kenapa pas lo ngomong gitu, gue langsung ninggalin gitu aja. Gue juga gatau kenapa gue nangis. Gue juga gatau ternyata lo udah punya cewek! Ini mungkin karena gue terlanjur sayang. Ga seharusnya gue ada rasa sayang sama lo, kecuali suka. Gapapa kalo suka. Ini udah sayang! Gumamnya dalam hati yang ternyata menyadarkan dirinya.

AHKARIN
Ngantuk. Mw tdr.

Send.

Tidak lama, bergetar lagi ponselnya itu. Bukan dari Alwan, melainkan dari Adrian.

Iyan.
Kayiiin.

AHKARIN
ngape?

Iyan.
Lah anjir judes.

AHKARIN
Iya apa?

Iyan.
Gapapa wkwk.

Selanjutnya, Karin tidak membalas pesan itu. Dia hanya membacanya. Menaruh kembali ponsel itu di samping macbook nya. Kembali juga merenungi yang sekarang sedang terjadi pada dirinya.

*

Cowok itu bersandar di sofa panjang berwarna putih dan menggosok-gosokan pelan telapak tangannya ke bulu-bulu halus sofa lembut itu. Masih menatap layar ponselnya untuk mengetahui balasan dari Karin.

Alwan berdecak, ia bangkit dari sofanya dan melempar ponsel dengan kasar. Ia berjalan menuju ke jendela dan berdiam disana. Mematung di jendela, memandang ke langit yang biru dan entah sedang menggumamkan apa.

"Apa Karin suka sama gue? Mana mungkin, tapi dengan sikap dia di sekolah tadi pas ketemu gue, kok kayaknya gitu banget ya."

Tidak lama, ponselnya berdering. Meramaikan suasana di seluruh kamar nya itu.

"Hallo?"

"Hallo yang, kamu dimana? Aku udah di bandara nih." Ucap suara perempuan di sebrang sana.

"Aku dirumah. Udah sampe?"

"Udah."

"Yaudah, aku jemput sekarang."

"Iya, jangan lama ya."

"Iya."

Buru-buru Alwan memasukan ponselnya ke saku celana, dia bergegas untuk menjemput sang kekasih tiba di Jakarta. Dengan memakai jaket kulit cokelat, cowok itu langsung meminta izin sang bunda untuk menjemput Lara.

*

Masih meratapi kejadian yang sudah terjadi dengannya, gadis itu selalu memandang layar ponselnya. Berkali-kali men scroll timeline di OA-OA remaja kekinian. Menyukai post-an yang terdapat foto disertai kata-kata, seperti tumblr.
Sikapnya demikian karena Alwan. Cowok itu tanpa sadar sudah membuat Karin menaruh harapan kepadanya. Kalau memang hanya untuk berlalu-lalang, mending tak usah datang. Dan, tak usah diam disini, memperpanjang harapan, kemudian pergi. Itu sama sekali menyakiti. Seolah-olah ilusi kembali lagi. Kembali menerjang kehidupan hati.

Wajar kalau Karin gampang menaruh harapan terhadap Alwan. Cowok itu sudah jelas adalah cowok yang paling dikaguminya saat duduk di sekolah menengah pertama, dan memang, kala itu Karin tidak ada kesempatan untuk mendekati Alwan. Tapi sekarang, takdir berkata lain. Yang awalnya tidak disangka bahwa Alwan akan pindah ke sekolah itu, lalu Karin bisa dekat dengannya karena waktu itu ketemu di halte. Sungguh, halte di depan jalan sekolah, ga akan pernah dilupakan. Itu akan menjadi history, kalau itu merupakan awal Karin bisa dekat dengan Alwan.

Tapi mengapa? Mengapa ketika sudah dekat dengan dia dan sepertinya dada sudah lapang menerima apa saja, tetapi dia ternyata sudah memiliki kekasih. Dan yang membuat Karin bingung sebingung-bingungnya orang bingung adalah, mengapa Alwan tidak memberi tahu kalau dia sudah punya? Kalau dia memberi tahu soal itu ke Karin 'kan, gadis itu akan tahu diri dan akan tahu caranya untuk mundur. Dan mungkin, harapannya ga akan bercabang-cabang sampai sekarang.

Kembali lagi ke Karin, sekarang, ia tengah meringkuk. Mungkin itu karena udara yang benar-benar terlalu dingin yang menyelimuti atmosfer di sekitarnya. Cukup lama merengut, secuil senyuman tipis terlukis di antara kedua sudut bibirnya ketika ada pesan Line dari seseorang.

Tidak, bukan seseorang. Dua orang.

Dan itu adalah... Aira Kamiya dan Niola Sargenta! Siapalagi kalau bukan sahabat Karin.

Airakami 1mnt ago.
My Kariinssss!!!!

Olaaa 1mnt ago.
My Kariinssss!!!! 2.

Karin bangkit, duduk bersandar di pucuk kasur sebelum membalas pesan itu.

AHKARIN
huaaaaa mayy bestaiiiiiiii!1!1!1!

Olaaa
Ga kangen nih?

AHKARIN
banget La bangetttt. Bikin grup aja La, Aira juga ngechat soalnya.

Olaaa
Okey.

Olaaa mengundang anda ke grup Three sans (2)

Accept.

AHKARIN bergabung dalam obrolan.

Airakami
Woyyyyyy jametsssssss, kangen gwueh gak????!!!

AHKARIN
woyyyyy iteunngggg, kabayan kangennnnnn.

Olaaa
Woyyyyy jabsss kangen eneng gwakkk?

AHKARIN
Kangen lo berdua intinya mah :( kapan lagi nih mau ngumpul?

Olaaa
Sabeb gue mah, kapan aja bisa. Noh Aiyyaa mau ngggakk?

Airakami
Ayuklahh ngumpull. Nanti kita cerita-certiaa yhaaww.

AHKARIN
Typo tuh.

Olaaa
Typo tuh 2.

AHKARIN
AHKARIN mengirim kontak
-kontak Cieee typo.

Airakami
Sialan, wkwk.

AHKARIN
GUE PUNYA BANYAK CERITA YANG BAKAL GUE CERITAIN KE LO SEMUA :)))))

Airakami
Capslock jebol neng.

Olaaa
Capslock jebol neng 2.

AHKARIN
Bodo ah bodo. Atur jadwal gaes, gue kangen ga pake koma. Harus ngumpul pake titik. Ga ada alazan buat ga ngumpul. Mau apapun halangannya ga pedulik.

Airakami
Sejak kapan Kayin jadi lebwhay?

Olaaa
Sejak kapan Kayin jadi alhwayyy?

AHKARIN
Sejak gue beda sekolah sama kalian. Sejak gue kangen kalian. Sejak gue ga pernah ketemu kalyann.

Airakami
Uuuwww encwit bwanget yuah.

AHKARIN
ya dongs, gue ngantuk masa :(

Karin menjatuhkan badannya lagi ke kasur. Sialan, kantuknya sudah merayapi mata. Belum ada notifkasi Line dari mereka, sahabatnya. Ponselnya yang tadi berada di genggaman, perlahan-lahan jatuh ke permukaan. Mata cewek itu sudah menutup, dan dia masuk ke dunia mimpi.

*

Sekian dulu hehe, pendek banget yachh thor :(

Ya in.

Tbc ya. Wwk.

Sunday
December 4th

CòrtalòveraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang