Sekilas Sekelumit Cincha

105 8 6
                                    

Hey hey, gaiz! Apa kabs?!

Jadhi jadhi jadhi.... Hari ini aku yang canchik jeyhitha ini akhan menchechitakan kishah cincha dirikuch.

Kisahnya ga panjang. Dikit aja. Soalnya cerita ini ga panjang-panjang amat. YAIYALAH GOBLOK!

Jadi.... Pas kenaikan kelas, gue bertemu tiga sosok makhluk lain yang kelamaan jadi deket sama akoh.

Awal masuk kelas, gue di temenin sama Silpia. Alrite dia temen deket gue sebelumnya. Eh taunya dia malah pindah dan ngebuat adanya TRAGEDI TAMPAR.

Kemudian, gue mencoba buat berbaur. Dan semakin mudah sewaktu posisi duduk dan teman sebangku di pindah-pindah.

Saat itu, gue suka nengok ke belakang (gue merasa ga cocok duduk depan karena gue tinggi, suka disuruh geser gaiz!). Kalo gue nengok, mata gue suka bersibobok sama mukanya Daki Penutup. Aneh? B aja ah.

Selain Daki Penutup, gue juga kenal yang namanya Bijaka Tallfisya. Awal gue kenal di karenakan dia ngechat gue dan menanyakan Pekerjaan Rumah. Bruh.

Lalu.... Gue mulai deket sama yang namanya Arah Seraya Jalur, Cahaya Berlian, dan juga Parah Putri Jahara.

Gue, Parah, Daki, dan Bija mulai deket. Khususnya saat Daki dan Bija masuk ke kelompok PLKJ gue. Kita mulai sering ngobrol dan ngomongin orang lain. Hal keji namun menyenangkan.

Lama-kelamaan, gue dan yang lain makin deket. Parah mulai sering curhat-curhat asique. Dia mengakui bahwa dirinya menyukai Daki. Gue gak kaget karena itu hal yang biasa. Daki emang lumayan ganteng.

Cerita berlanjut. Gue lebih deket sama Daki, dan Parah lumayan deket sama Bija. Semua ga di rencanain. Tapi..... Semua mulai beda saat gue merasakan suatu hal yang aneh di diri gue saat ngeliat Bija. Oke barusan gue alay.

Gue awalnya menyangkal dan menjadikan hal itu biasa. Gue cuma ngerasa kalo gue kagum sama dia. Dan ternyata itu semua salah besar.

Gue mulai cerita ke Parah dan Daki. Mereka berdua semangatin gue. Dan gue makin PD walau gue tau, semua pasti ga mungkin.

Di setiap gue jalan, ngobrol, atau apa pun pasti selalu omongin dia. Gue galau. Gue cuma takut. Dan gue memilih bertahan sementara.

Daki nyemangatin dan bilang bahwa 'lo pasti bisa sama dia'. Gue semakin semangat. Tapi suatu ketika, Daki menyampaikan suatu hal.

Siang itu, Daki manggil gue ke mejanya. Gue kesana dong. Terus dia bilang bahwa, ada yang suka sama Bija selain gue. Yah itu sih b aja. Masalahnya, mereka juga deket.

Gue berjanji ga bakal bocorin rahasia ini. Gue inget, saat itu hari terakhir Parah di sekolah soalnya dia mau ke Jogja beberapa hari.

Pulang sekolah, gue dan Parah masuk kelas. Gue cuma nemuin satu orang, Calicil Devara. Seorang cewek yang cukup dekat sama doi.

Gue menanyakan beberapa hal tentang si cewek ini (gue samarkan menjadi Rika). Gue dengan lancarnya menceritakan segala hal yang gue rasa dan gue tau. Sampai gue lupa bahwa pembicaraan tadi siang dengan Daki adalah, RAHASIA TERBESAR RIKA. Di situ, Parah cuma diem aja. She act like she's didn't know everything.

Malam harinya, gue kaget. Menemukan seonggok pesan dari Daki yang menyatakan kekecewaannya. Otomatis, gue kaget. Apelah gerangan yang buat kau macam tu?

Gue berpikir keras saat itu. Dan gue menemukan jawabannya. Kesalahan dalam diri gue. Membocorkan rahasia orang lain ke teman dekatnya yang juga ga tau rahasia itu.

Kalian bingung? Saya enggak.

Jelasnya begini.
Seusai gue ngobrol sama Cali, gue pulang. Nah tanpa gua ketahui, Cali nanya tentang apa yang gue tanya ke Rika. DAN.... JRENG JRENG. Rika kaget dan otomatis dengan emosi, dia ngechat Daki.

Daki merasa bahwa dia cuma cerita ke gue. Dia pun marah sama gue. Gue pun ga nyangka ceritanya bisa seeeeekelumit ini.

Gue langsung ngechat Cali saat itu juga. Dan dia bilang bahwa, "Gue kan gak tau kalo ini rahasia,". Demi Neptunus!!! Gue mulai ga bisa berpikir jernih.

Gue mulai mengechat Rika. Gue meminta maaf bahkan sampai memohon, sebelum dia membaca dan membalasnya. Gue merasa, hina. Bisa-bisanya gue membocorkan rahasia orang lain.

Membuat Daki kecewa, membuat Rika marah ke orang yang salah, membuat Cali ikut masuk dalam permasalahan ini.

'Loe emang tolol!' Begitu kata setan di dalem tubuh gue.

Akhirnya, gue mencoba membuat multi chat line. Gue menjelaskan semua seruntu-runtutnya. Sejelas dan sejujur yang gue bisa. Bahkan, jujur akan perasaan gue di depan orang yang gue suka.

Rika juga melakukan hal serupa. Dia ikut menjelaskannya. Dan kami saling memaafkan. Namun.... Gue merasa sedih di lain waktu.

Bija ga nerima seorang dari kita pun. Bukannya dia punya cewek inceran. Tapi, gue ga mau pacaran. Itu yang dia katakan.

Rasanya kayak.... mau makan indomie goreng special buatan emak, eh taunya basi gara-gara lupa kalo itu di jadiin bekal sekolah. Nyesek, bor.

Selain itu, ada hal lain yang menyebabkan Rika suka sama Bija.

Gue masuk ke grup gamers. Di sana ada yang namanya Diri Yang Teguh. Panggil saja Diri.

Gue dekat sama Diri sebatas temen chat ngalor-ngidul dan berbau 'gitulah'. Ternyata, Rika cemburu. Rika masih menyimpan rasa sama Diri yang notabene salah seorang mantan terindah Rika. Rika mengira gue adalah temen tapi mesranya Diri. GELI KALI BOR!

Kebetulan, Bija adalah temen lumayan deketnya Diri. Kemudian, Rika mulai curhat sama Bija. Tak tahunya.... Rika malah jadi suka sama Bija. Hadeh.... Ampun deh cyin!!

Itu dia kesalah pahaman dia. Kemudian, Rika merasa bersalah karena salah sangka sama gue. Dia merelakan Bija buat gue. Dan gue merasa ga aci. Akhirnya gue mau bahwa kita berdua bersaing sehat. Dan kita sama-sama menyetujuinya.

Hari esok tiba. Rika menangis di pelukan teman-temannya. Itu ngebuat gue ngerasa bersalah sekaligus merasa loe alay. Yah, gue akui bahwa gue bukan orang yang 100% baik.

Gue jadi merasa canggung sama mereka berdua. Daki pun masih agak kecewa. Tapi akhirnya semua kembali normal.

Cerita pun habessss!!!!!

Oh ya, pesan dari gue di part ini:
1. "Jangn suka berburuk sangka sama apa yang lo tau. Yang lo tau belum tentu sebenar apa yang terjadi. Jangan tarik ambil kesimpulan sendiri sebelum lu menanyakan langsung apa yang terjadi. Dan jangn lupa buat doa, supaya orangnya ga bohong sama lo. HAHAHAHA!"
2. "Lo boleh sedikit mengalah. Tapi jangan buat diri lo terinjak-injak oleh orang lain yang sukanya menjelekkan lo. Ga semua orang punya niat yang sama baiknya dengan diri lo sendiri."
3. "Akui saja apa yang telah lo perbuat. Jangan mengelak apalagi menyalahkan orang lain. Jadilah orang yang berjiwa besar. Jangan jadi orang yang tak bertanggung jawab. Ingatkan pada orang lain, bahwa sifat yang tak baik itu sebaiknya di buang dan jadikan itu kenangan. Jangan jadikan yang buruk sebagai panutan hidupmu selamanya."

Salam, penulis handal.
Handal jepit.




KRIK!

Cuma Curhatan HarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang