Chapter 6

14.6K 846 0
                                    

"Hei don't cry La, everything gonna be ok. Pulang pakai mobil gue deh. Mobil lo biar disini, gue telfon si Hendrik." Aku memeluk Kyla dari samping berjalan ke parkiran. Sodara ku patah hati tjoy, aku harus selalu ada disampingnya.

--//--

Kini aku sudah ada dirumah, didalam kamar Kyla. Kyla sibuk menangis 2 jam ini, untung saja seminggu kedepan jadwal fashion show Kyla sedang kosong. "Sudah La, Lama kelamaan ntar juga si Xean dan Ben tau sendiri gimana sikap mereka ke lo. Kadang seseorang hanya perlu merasa kehilangan, untuk menyadari sesuatu yang sangat berarti untuk mereka." Aku mengelus punggung Kyla berkali-kali, tangisnya juga tak kunjung berhenti. Onty dan Om masih dikantor jika masih siang begini.

Drrttt....Drrttt...

Aku mengambil ponselku dari dalam tas.

ID Caller "Pandu Bossy"

Aku sudah sakit hati dengan pernyataan Mawar tadi siang. Jadi aku memutuskan tidak berhubungan lagi dengan Pandu Satyanagara. Aku membiarkan ponselku terus berdering, biarlah seperti itu. Jujur saja, aku sudah sedikit lebih jatuh hati pada Pandu, tapi aku kembali mengingat peristiwa tadi siang dan aku kembali sakit hati.

"Gue kekamar dulu ya La, mau ganti baju sekalian yang lain-lain. Mau makan apa ? Lo kudu makan." Aku mengambil tasku dan keluar dari kamar Kyla. Masuk kekamarku, aku masuk kamar mandi dan mengganti pakaianku dengan baju santai. Aku membereskan isi tasku sekalian menyiapkan jadwal esok hari. Semester 4 kurang 1 bulan lagi, aku harus semangat, liburan tahun ini aku memutuskan pulang ke London, mengunjungi Dad dan Bunda.

Setelah selesai semuanya, aku mengambil ponselku. Disana ada 9 missed call dari Pandu. Let's say WHATEVER to the jerk. Benar kesan pertama ku saat berhubungan langsung dengannya, Pandu like an ashhole.

--//--

Satu minggu sejak peristiwa hari itu. Aku selalu membiarkan telefon dari Pandu, tidak pernah membuka chat dari pandu. jika Pandu berkunjung kerumah, aku selalu berpesan agar siapapun yang membukakan pintu bilang kalau aku sedang tidak dirumah, bahkan di sekolahan, aku selalu menghindari Pandu. Tapi tidak untuk hari ini, Pandu mengejarku sampai kedalam kelas dan memaksa teman sekelasku keluar dari kelas.

Brakkkk

Pandu menggebrak mejaku. Aku hampir terlonjak saking kagetnya. Pandu menatapku intens, nyaliku sedikit menciut. Tapi, jangan panggil aku Queenie jika luluh atau takut pada player kelas kakap macam Pandu dan kawan-kawannya. "Can you stay away from me! You really distrub me!" Aku membentak Pandu. Pandu tidak meresponse, masih menatapku intens malah sekarang dia mendekatkan wajahnya ke wajahku, hingga aku bisa mencium bau maskulin kecoklatan Pandu. "Lo ngindarin gue." Katanya dingin dan datar. Aku sulit sekali membaca ekspresi Pandu. "Kenapa!" Sekarang giliran Pandu yang membentakku.

Aku berdiri dari bangkuky, keluar kelas dan ternyata Pandu mengikutiku, baiklah, aku membawa Pandu kearah taman. "Gue udah nggak mau lagi urusan sama lo. Cukup jauh-jauh dari gue, gue udah maafin lo dan sorry lo jadi kalah taruhan karena nggak berhasil macarin gue." Aku tidak menatap Pandu, tapi aku yakin siapapun yang mendengarkan ucapanku tadi pasti akan merinding. "Gue udah tau, Mawar nyamperin lo dikantin seminggu yang lalu. Kyla cerita ke gue, atas dasar paksaan makanya doi cerita ke gue." Nada bicara Pandu sudah santai seperti biasanya, seperti tidak ada masalah. "Oke pertama memang masalah taruhan dan pertama kali lo nolak gue, gue udah berenti dari taruhan itu. Percaya ke gue, gue beneran mau deket sama lo karena hati gue yang pengen. Kalau seandainya gue emang ngincer tuh taruhan, harusnya seminggu berlalu gue udah nggak gangguin lo. Tapi apa sekarang, gue ini didepan lo, ngejelasin semuanya dan gue harap lo maafin gue." Pandu berjongkok didepanku, memegang kedua tanganku lembut. Aku tidak berusaha melepaskannya, karena jika aku meronta meminta Pandu melepaskan genggamannya, dia tidak akan melanjutkan ceritanya. "Bodoh sama Jujur itu beda tipis Ndu. Stay away from me." Aku melepaskan genggaman tangan Pandu dalam sekali hentakan, berdiri dan pergi meninggalkan Pandu disana.

❤️💛💚
To be Continue

Nunggu 7
LANGSUNG AKU LANJUTIN NEXT CHAPTERnya 💋😘

kalau TYPO maaf karena tanpa editing.

VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang