"Rara" panggil Risa yang berlari menghampiri meja Rara dan duduk di bangku yang berada di sebelah Rara.
"Apa?" Rara memberikan tatapan malas pada Risa karena sudah mengusiknya saat membaca novel.
"Liat pr dong, yayaya..." Risa memberikan tatapan puppy eyes sambil tangannya memohon agar Rara mau memberikan buku PR Fisika miliknya.
Rara memutar bola matanya malas "makanya malam tuh ngerjain pr bukannya curhar tentang Rafa mulu. Percuma deh lo curhatin dianya mulu, Rafa mah gapeka sama lo. Ngelirik lo aja engga, orang songong mah gitu serasa paling ganteng, cihh!"
Risa yang tadinya rusuh seketika terdiam mendengar perkataan frontal sahabatnya itu."Asal lo tau Ra, kata - kata lo ngena banget anjir. Gua down tau ga, tapi gapapa deh ini masih awal. Emang susah ya kalau suka sama cogan, rintangannya banyak banget" Ucap Risa berapi api memberi semangat pada dirinya sendiri.
Rara melihat jam di pergelangan tangan kirinya dan memperingatkan Risa "5 menit lagi bel masuk, lo gamau kan gara-gara ngomongin Rafa lo dijemur sama bu Rana?"
"WHATTHEFUCK?! Lo sih Ra, ah gara gara lo nih ngajakin gua ngomong" Risa mengeluarkan buku dan alat tulisnya dari tas miliknya dan sesegera mungkin menyalin jawaban di buku Rara.Kring.... Kring.... Kring....
"Jam pertama dan kedua segera dimulai. Seluruh siswa diharap masuk ke kelasnya masing-masing" terdengar suara dari speaker yang berada di masing masing kelas"Woy anjir, tai, bangke!! Gua baru nyalin nomor 1 coy" teriak Risa panik sambil menggebrak meja.
"Woy Risa lo denda" teriak Dina, petugas keamanan di kelas 10 IPA A.
"Denda apaan lagi tai?" Jawab Risa berapi-api
"Lo ngomong kotor 3 kali. Jadi lo denda sepuluh ribu" sahut Dina sambil membaca buku denda dan menuliskan nama Risa di buku denda.
"Eh si anying, enak aja asal main denda. Hapus nama gua woy, kalau lo ga hapus bakalan gua aduin ka Dino ya kalau lo suka dia. Mumpung gua seeskul nih" Ancam Risa pada Dina yang wajahnya mulai pucat.
"L..o lo ga asik ah Ris, main ancam gitu" Dina buru-buru menghapus nama Risa dari buku denda.
"Good girl" Risa menepuk bahu Dina dan dibalas decak sebal oleh Dina."Risaaaa! Bu Rana otw sini bego" ujar Alya memperingatkan Risa dan berlari menuju ke tempat duduknya.
"Woles Al, bu Rana doang itu mah hehe" kekeh Risa tanpa sadar ia belum selesai menyalin jawaban Rara.1 detik...
2 detik..."WOY GOBLOK GUA BELUM NYALIN JAWABAN RARA, MAMPUS!!" Risa berteriak panik dan segera berlari menuju ke tempat duduknya dan secepat mungkin menyalin jawaban Rara.
Terdengar suara sepatu hak tinggi menggema di koridor kelas 10
Tak... tak... tak...
Risa berharap-harap cemas 'semoga Bu Rana tiba tiba keseleo atau ga kakinya tiba tiba patah. Eh jangan deng intinya semoga ada hal mendadak gitu'Tok... tok... tok...
Sekarang wajah Risa sudah pucat pasi, takut dihukum oleh bu Rana yang dikenal killer dan tak punya belas kasihan.
"Ehm.. selamat pagi" ucap bu Rana datar
"Pa..pagi bu" jawab mereka bersamaan
"Ibu ada sedikit informasi buat kalian. Berhubung hari ini sekolah lagi dapat kabar gembira, jadi kalian sampai jam pulang bebas. Tapi, ga bebas gitu aja. Besok akan diadakan lomba 3K (Kebersihan, Keindahan, Kerapian). Jadi bagi kalian diharapkan bersihkan dan hias kelas kalian semenarik mungkin. Kelas yang menang akan dapat piala bergilir dan juga hadiah yang lainnya akan diberikan setelah ulangan tengah semester 1. Jangan mempermalukan saya dan tunjukkan kalau kelas kalian bisa jadi juaranya!!" ucap bu Rana menggebu-gebu "Sekian informasi yang saya sampaikan, permisi dan selamat pagi" Bu Rana pun beranjak meninggalkan kelas disertai helaan nafas lega dan sorakan siswa yang menggema di kelas."Ahhh gua deg-degan banget anju" ucap Risa mengelus dadanya sembari menormalkan detak jantungnya.
"Lo sih kebanyakan bacot" Alya menatap Risa sinis
"Dih kok gua sih" balas Risa tak terima atas perkataan Alya
"Berisik" Rara memotong perdebatan kecil mereka "kantin kuy gua laper" lanjut Rara sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.
"Kuy Ra! Gua juga laper nih, butuh tenanga ekstra coy nahan kentut di kelas" kata Risa sambil mengelus-elus perutnya. Jika sedang gugup, tubuh Risa akan bereaksi dan berakhir dengan mengeluarkan gas beracun yang paling dibenci Rara dan Alya.
"Jorok lo dasar" Alya menarik rambut Risa dan berlari keluar kelas agar tidak kena amukan Risa.
"Eh ogeb sakit anying" Risa berlari mengejar Alya sambil sesekali mengusap rambutnya yang ditarik oleh Alya.
Rara hanya terkekeh melihat kelakuan kedua sahabatnya yang terbilang, ajaib.- - -
Rara, Risa, dan Alya dengan angkuhnya berjalan menuju kantin. Seisi kantin melihat mereka tanpa terkecuali. Ada yang melihat terang-terangan dan ada pula yang sembunyi-sembunyi. Terdengar bisik bisik di meja tengah kantin.
"Sok banget najis" ujar gadis berambut keriting yang melihat mereka secara terang terangan.
"Yang namanya Rara mana sih? Katanya famous? Kok gua gatau?" Ujar gadis yang duduk di sebelah gadis berambut keriting
"Itu..tuh yang ditengah" tunjuk gadis yang memakai pita merah di rambutnya.
"Songong banget najis" komentar si gadis berambut keriting.Risa yang tanpa sengaja mendengar percakapan mereka, segera mendatangi mereka dengan emosi yang ingin meledak-ledak.
"Eh Lo!!" Risa menggebrak meja yang mereka duduki.
"A..apa?!" Tanya gadis berambut keriting, yang pertama kali membicarakan Rara, Risa dan Alya. Ketiga wajah orang itu sudah berubah pucat pasi sangking takutnya dengan Risa yang tiba-tiba menggebrak meja mereka.
"APA-APA!! Lo pikir gua ga denger apa yang lo omongin barusan bareng temen-temen lo" Risa menunjuk wajah mereka satu-satu dengan jari telunjuknya. Membuat mereka spontan memundurkan tubuhnya.
"Dih! Ga usah kegeeran deh lo! Gapenting banget ngomongin lo" balas gadis yang berdiri disebelah gadis berambut keriting.
"Cih!" Risa mendorong bahu gadis itu "Telinga gua masih berfungsi dengan baik kok" Risa tersenyum remeh sambil melipat kedua tangannya di dada.
Alya dan Rara yang melihat kejadian itu hanya diam dan menyaksikan apa yang akan gadis-gadis itu lakukan pada Risa."Kalau emang masih berfungsi dengan baik. Buktinya, lo salah denger apa yang gua omongin sama temen-temen gua"
"Eh si anying. Lo ngajak berantem ya? Gua ga takut sama lo woy!" Risa mendorong kuat bahu gadis itu hingga gadis itu hampir terjungkal ke belakang jika tidak ditahan oleh temannya.
"Risa udah" Rara menengahi perdebatan antara mereka "Jangan kotorin tangan lo buat jalang-jalang kecil kaya mereka" Rara terkekeh menatap mereka dengan tatapan merendahkan "Dan buat kalian jalang-jalang kecil, sebelum ada hal yang ga diinginkan terjadi. Sebaiknya lo pada cepetan cabut dari sini" terdengar lembut namun ada nada tajam di kalimatnya.
Mendengar perkataan Rara yang cukup membuat mereka pucat pasi. Tanpa pikir panjang lagi mereka segera meninggalkan Rara, Risa dan Alya yang sedang tersenyum penuh kemenangan.
"Gila tu orang, masih pagi udah buat dosa aja" ujar Risa meredam emosinya
"Dan lo lebih gila, masih pagi udah ngeladenin para pembuat dosa" Alya menoyor kepala Risa dan dibalas decak kesal oleh Risa.
"Kantin rame banget, kita mau duduk dimana?" Tanya Rara menyisir pandangan ke seisi kantin.
"Itu noh tempat kosong" Risa berucap dengan riangnya sambil menunjuk meja kosong yang berada di tengah kantin. Jika mereka duduk disana otomatis mereka pasti akan jadi pusat perhatian terlebih tadi karena ada insiden kecil.
"Ck! Gua gamau." Rara berdecak sebal
"Koper aja deh kalau gitu. Gua juga jadi ga mood makan dikantin" Ucap Risa berjalan meninggalkan Rara dan Alya yang menyusulnya ke koperasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rara
Teen FictionMenunggu adalah hal yang melelahkan. Namun bagi Rara menunggu adalah kesenangan tersendiri baginya. Namun suatu saat Rara merasa lelah menunggu. Menunggu seseorang yang tak pasti baginya. Akankah menunggu masih tetap menjadi kesenangan buat Rara?