Maaf awalannya sangat garing! Wkwkwk 😂😂😂😂
"Aaaaaaaa....."
Mimpi itu, mimpi itu muncul kembali setelah sekian lama aku tak memimpikannya. Astaga, apakah mimpi itu selalu menghantuiku seumur hidupku? Kapan mimpi itu hilang? Aku bahkan sudah lelah memimpikan mimpi sialan itu. Tapi ketakutan itu selalu menghantuiku. Hingga aku tak bisa untuk menenangkan pikiranku barang sejenak saja. Kalau seperti ini, aku tidak bisa untuk tidur kembali.
Setelah pernafasanku teratur, aku berjalan untuk mengambil air minum di lantai bawah, mengambil air dingin untuk menenangkan pikiranku. Dan alhasil, aku menonton drama korea hingga pagi.
*****
Aku sudah siap untuk memulai aktivitasku, yaitu kerja part time di cafe abang angkatku.
"Ma, Dira pergi dulu ya!" aku menyalim tangan ibuku yang sedang menyiram bunga, lalu pergi menggunakan motor matic-ku.Tak butuh waktu lama aku sampai di cafe abang angkatku. Langsung saja aku masuk dan mendapati abang angkatku yang sedang bersedekap di depan kasir dan menghadapku. Sepertinya aku melupakan sesuatu. Tunggu sebentar, aku ingat - ingat dulu. Oh astaga! Aku lupa untuk menemaninya menemui kliennya. Aku menepuk jidatku sambil berjalan kearahku.
"Mianhe oppa!!" ucapku dengan memasang wajah yang menyedihkan.
"Jangan memakai bahasa korea-mu itu, karena aku tidak suka. Dan jangan memasang wajah memelas seperti itu karena aku tidak akan memaafkanmu, dan gajimu ku potong!"
"What??? Are you kidding me? Oh My Gosh!!! Mimpi apa sih aku tadi malam? Oh astaga, aku lupa kalau aku memimpikan mimpi buruk itu lagi." Dan pada akhirnya aku keceplosan. Kan, benar saja. Bang Raka sudah merubah mimik wajahnya, dan akan ku pastikan sebentar lagi ia akan bertanya - tanya dengan lebih dari sepuluh pertanyaan. Yaa... Walaupun untuk saat ini adalah keberuntungan untukku, karena akan ku pastikan ia akan memaafkanku, lalu tidak memotong gajiku, dan.. ya walaupun ujung - ujungnya akan menanyakan tentang mimpi itu. Tapi supaya memastikannya, aku ancam sedikit tidak apalah..
"Oke! Aku akan menceritakannya, tapi abang harus memaafkanku!" Ancamku. Karena aku tau apa pertanyaan pertama yang akan ditanyakannya padaku.
"Fine!"
"Gajiku juga tidak di potong, dan traktir aku makan siang hari ini!!" Tambah ancaman dikit lagi gapapa deh ya...
"Fine, Nadira Alicia Putri!!!"
"Yes!" Aku langsung ngacir ke dalam ruangannya dan duduk santai di sofa empuk, dan berhadapan dengan meja kerjanya.
Bang Raka pun datang menyusulku, ia langsung duduk disebelahku.
"Apa kita perlu ke psikolog lagi Dir?" Pertanyaan bang raka membuatku tersedak sendiri walau aku tidak meminum dan memakan sesuatu.
"Are you kidding me? Gak bang! Aku gak mau!" Aku gak mau untuk mengingat - ingat mimpi itu lagi. Mungkin yang tadi malam itu untuk terakhir kalinya, lagian kan aku udah jarang mimpiin itu.
"Tapi Nad.."
"Stop bang! Aku gak mau. Nadira gak mau, Nadira janji, kalau keadaan Nadira kembali memburuk, Nadira akan ceritain ke abang. Oke?" Aku meyakinkan abangku yang satu ini, yang super duper protectif ini.
"Hufthhhh... Iya deh!"
******
Hujan baru saja reda. Dan langit tampak begitu cerah. Aku benar - benar sangat menyukai cerahnya langit setelah turun hujan. Sangat indah. Dan bahkan, terkadang pelangi muncul yang membuatku tak bisa untuk tidak tersenyum melihat fenomena itu terjadi.
Aku turun dari motor matic-ku, mengucapkan salam dan masuk ke dalam rumah. Awalnya aku mengira tidak ada orang di rumah atau mereka sedang berada di dalam kamar. Namun, perkiraanku salah. Karena mereka berada di hadapanku sekarang, dan membuatku sangat bingung. Bagaimana tidak, kalau adikku yang bernama Gia yang dua tahun dibawahku menangis tersedu - sedu dan ibu mengelus pundaknya untuk menenangkannya. Dan.... Bibi dan paman juga ada.
Aku berjalan mendekati mereka dan berencana untuk duduk dan menanyakan apa yang sesang terjadi. Namun saat aku ingin duduk, Gia lari dan menyenggol bahuku, lalu pergi menuju kamarnya dengan kondisi yang masih menangis. Aku semakin bingung dibuatnya. Karena tidak ingin mati penasaran aku berencana akan menanyakannya pada ibu.
"Gia kenapa bu?" Ibu diam tak menjawab pertanyaanku, ia hanya menunduk. Tiba - tiba saja bibi dan paman pamit untuk pulang. Aku pun mengantarkannya ke beranda rumah dan menyalim mereka. Mereka pun pergi dengan mobil mewah yang dibawa oleh paman.
"Tumben Banu gak ikut." Gumamku. Setelah mereka sudah tak terlihat dari pandanganku, aku memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan menanyakan tentang kejadian tadi pada ibu. Namun saat aku sudah sampai di ruang tamu, aku tak melihat ibu. Aku hanya bisa menghela nafas. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kamar dan beristirahat. Karena memang hari ini benar - benar sangat melelahkan bagiku.
To be continue...
Makasih ya yang mau baca cerita pertama aku yah... Ya walaupun gaje -_-
By the way jangan lupa komen dan vote ya... 。^‿^。
#ParkHyunRaa
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DESTINY
Подростковая литератураMengharapkan seseorang dengan cinta yang tumbuh dengan terlambat itu datang kembali dan mencintainya. Lalu hidup dengan bahagia. Menurutku, kisah yang sad ending itu adalah awal dari sebuah kisah. Dan happy endinglah akhir dari sebuah cerita. Aku le...