"Risaa tunggu Risaaaaa" teriak seorang lelaki pada Risaa
Risaa berbalik badan lalu menaikkan satu alisnya
"Kenapa?" Tanya Risaa
"Hmm nih lo masuk ekstra musik ya" ucap Septian sambil menyerahkan brosur ekstrakulikuler musik
"Musik? Gak deh. Gue gak jago jago banget" Tolak Risaa
"Hmm kalo gitu lo masuk club science aja gimana?" Tambah Septian sambil menyerahkan brosur ekstrakulikuler lain
"Gue gak bisa masuk ke lab ipa kak. Bisa bisa lab meledak gara gara gue"
"Kalo gitu masu--"
"STOP! Lo kenapa sih? Daritadi nyaranin ekstra aja" potong Risaa
"Hmm gue cuma pengen lo masuk ekstra itu. Keliatan aja pasion lo gimana gitu" dusta Septian sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Boong. Kenapa hayo?"
"Gue pengen lo masuk ekstra itu karena ada gue. Gue ikut ekstra itu juga"
"Oh ternyata gini toh cara PDKT ketua osis ck ck ck" ucap Adli mendekati mereka berdua sambil bertepuk tangan
Adli menarik tangan Risaa agar mendekatinya dengan tatapan tak lepas dari Septian.
"Adli ayo pergi" ajak Risaa gusar
"Kalo bukan karena kamu minta temenin aku, aku udah ngabisin ini tapir satu" sambil menunjuk Septian
"Siapa yang lo maksud tapir setan?!" Teriak Septian sambil menarik kerah almamater Adli
"LO!"ucap Adli sambil mendorong Septian
"Hehh udahh!!" Lerai Risaa
Bughh
Satu kepalan tangan mendarat mulus di permukaan wajah Adli. Adli menyentuh pinggir bibirnya yang berdarah lalu bangkit berdiri membalas tonjokan Septian. Mereka terus balas membalas pukulan pukulan. Perut, wajah adalah sasaran utama.
"Hehh kalian berdua berhenti!!" Ucap Risaa yang sudah berada di tengah mereka berdua
"Gak malu apa hah diliatin anak satu sekolah! Kalian itu udah besar tapi masih aja kaya anak TK yang umurnya baru 6 tahun! Sekarang kalo kaya gini siapa yang tanggung jawab?!" Teriak Risaa
"Liat tuh muka udah kaya kain pel. Masih bisa pada jalan kan kalian?! Cepet gue tunggu di UKS"
Risaa membelah lautan manusia yang menonton kejadian perang tadi. Ia berjalan menuju UKS diikuti Septian dan Adli yang masih saling menatap memancarkan urusan kita belom selesai
"Duduk kalian berdua!" Ucap Risaa
Adli dan Septian duduk dipinggiran ranjang UKS sambil menghadap Risaa yang tengah mengambil obat P3K. Risaa meneteskan obat merah di kassa bersih lalu mendekati kedua anak natchkal itu.
Risaa mulai menempelkan kassa dengan obat merah itu ke pelipis dan luka luka di wajah Septian. Kemudian ia ambil kassa baru juga dengan obat merah lalu menempelkannya di wajah Adli. Saat menempelkan kassa itu di pinggir bibir Adli tangan Risaa bergetar. Tumpah semua airmata Risaa. Adli menggenggam tangan Risaa yang sedang mengobati bibirnya. Dihapusnya air mata Risaa dengan ibu jarinya.
"Maafin aku"
"Maafin aku sayang"
"Aku mohon sama kamu Adli jangan pernah muncul dihadapan aku dengan keadaan kamu kaya gini. Muka kamu luka luka. Aku gak kuat liatnya Adli. Aku gak kuat liat kamu kesakitan kaya gini. Kemana pacar aku yang ganteng kalo kaya gini?" Ucap Risaa parau
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Dream Come True
Teen FictionIni tulisan anak baru lahir :"v baca ae dah. Kalo suka vote kalo ga suka ya udah diem ae :"v