LOST [IMAGINE]
.
." Hahh hahhh hahhh"
Aku memegang dadaku sendiri yang terasa sesak karena terus berlari, aku harus bersembunyi dan mencari jalan keluar secepatnya sebelum makhluk itu menemukanku. Kaki ku terasa lemas ketika memoriku mengingat kejadian satu jam yang lalu saat dengan mata kepalaku sendiri aku melihat sesosok makhluk menyeramkan tengah memakan bangkai manusia.
Air mata begitu saja jatuh, aku merutuk mulutku sendiri yang seenak hati mengucapkan doa yang justru menjadi sebuah musibah.
Sebenarnya aku akan pergi ke Italia untuk liburan, setahun ini aku mengalami masa sulit dan berlibur dirasa sebuah obat terbaik. Namun sayang saat di dalam pesawat aku harus duduk berdampingan dengan orang yang sangat ku hindari, Kim Jongdae mantan tunanganku.
Setahun lalu kami adalah pasangan yang selalu membuat orang lain iri namun sayang tepat di hari pernihakanku Jongdae mengingkari semuanya,ia tak datang dan memilih pergi dengan wanita lain. Hati ku hancur, orang tua ku marah dan semua menjadi kacau.
Sejak saat itu juga aku langsung memutuskan kontak dengannya, aku lebih memilih pergi dan menghindar dari pada harus bertatap muka dengan Jongdae. Tapi Tuhan mempermainkanku, ia mempertemukanku kembali dengan Jongdae di dalam pesawat. Membuat aku harus rela duduk berjam-jam dengannya.
"Sial !! Lebih baik pesawat ini jatuh saja agar aku tak perlu melihat Jongdae"
Dan doaku tersebut di kabulkan, pesawat yang kami tumpangi mendadak tak stabil dan kemudian jatuh.
Aku melihat semua orang panik, mereka berteriak dan menjerit. Para orang tua sibuk menenangkan anaknya sekaligus melafalkan doa. Hingga akhirnya suara ledakan begitu keras terdengar dan aku tak bisa lagi mengingat apa pun.
Ketika ku sadar, aku sudah berada di samping puing-puing pesawat. Banyak penumpang yang tewas di hadapanku. Tubuhku sendiri penuh luka namun sungguh keajaiban karena aku masih bisa bertahan. Walaupun terseok tapi aku masih bisa berjalan, aku menyusuri bangkai pesawat mencoba mencari penumpang yang masih selamat namun tak berhasil.
Kakiku lemas begitu saja, bagai tak memiliki nyawa aku hanya bisa duduk dengan pandangan mata kosong. Aku menutup mataku sejenak, sekelebat bayangan orang-orang yang kusayang mulai mampir. Aku menyesal telah melantunkan doa yang salah, aku menyesal karena doaku puluhan orang menjadi korban.
Aku mencoba berdiri mencari apapun yang dapat kubawa sebagai bekal, dan kemudian aku mulai melangkah mencari jalan keluar dari kelamnya hutan.
"Ggggrrrrrrr"
"Ggggrrrrrr"Aku berhenti saat telingaku mendengar suara asing. Mataku mulai waspada, mungkin saja ada binatang buas di sekitar sini. Aku bersembunyi di balik semak-semak, awalnya aku bernafas lega saat ku kira itu adalah manusia, ya sosoknya dari belakang seperti manusia ia memiliki tubuh tangan dan juga kaki hanya saja saat ia berbalik dan tubuhnya terkena sinar bulan aku baru sadar itu adalah monster, entah lah itu sungguhan monster atau bukan tapi wajahnya tak berbentuk dengan tangan yang tak sempurna, warna kulitnya pink transparant giginya pun sangat panjang dan tajam. Dan yang lebih gila adalah makhluk itu tengah memakan salah satu mayat penumpang pesawat.
Tanganku bergetar, kakiku tak dapat di gerakan. Inginku berlari kencang namun hanya untuk melangkah pun aku tak sanggup.