Aku tidak sabar untuk menemuinya lagi. Biasanya kami hanya melakukan video call selama beberapa bulan terakhir ini dan akhirnya aku kembali di mana seharusnya aku berada. Aku menunggunya di tempat biasanya kami menghabiskan waktu bersama. Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya lagi. Di video call saja dia sudah cantik, apalagi aku akan menemuinya secara langsung, dia pasti akan terlihat sangat cantik. Selama menunggunya, aku memutar kembali kenangan yang masih menempel di otak ku setelah beberapa bulan terakhir.Flashback
"Calum!" panggilnya. Saat itu aku duduk sendiri di rerumputan taman sambil menunggunya datang. Ku lihat dia menggunakan floral dress-nya, terlihat manis sekali untuk musim panas kali itu. Dia menghampiri ku dan mengulurkan tangannya supaya aku lekas berdiri.
"Kau lama sekali" jawab ku kepadanya. Dia hanya tertawa sambil mengeluarkan ponsel dan headset-nya dari dalam tasnya dan memasangnya headset di kedua telinganya. Ku lihat dia memutar lagu band ku.
"Really? Long way home? Kau akan menjadi salah satu penggemar ku atau jangan-jangan kau memang seorang penggemar ku, huh?" ucap ku kepadanya dengan sedikit menyombongkan diri.
"Tidak akan pernah Hood. Aku hanya menyukai lagu ini. Well, kalau kau bilang aku adalah penggemar mu, itu artinya aku seorang lucky fans yang bisa menjadi seorang kekasih dari Calum Hood." Ucapannya membuat ku tertawa kecil.
Kami pun berjalan dan dia menari-nari mengikuti irama dari lagu tersebut. Sesekali dia memegang tangan ku dan memutar dirinya seperti sedang berdansa, dan setelah itu tertawa atas kelakuaannya sendiri, yang dimana itu membuat ku tertawa juga.
"Kau tidak ingin aku untuk menyanyikannya secara live di hadapan mu?" ucap ku seraya menawarinya untuk menyanyikan lagu tersebut secara live.
"Apa kata mu tadi?" jawabnya. Ku pikir dia tidak mendengar karna ya dia memakai headset. Lalu ku ulangi tawaran ku tadi.
"Tidak perlu. Mendengar mu berbicara biasa saja sudah membuat ku terpesona." Aku terkekeh kecil mendengar jawabannya. Apa dia sedang mencoba menggoda ku? Siapa yang mengajarinya?
"Apa kau sedang mencoba menggoda ku, huh?" well, it works tho." Ucap ku kepadanya, yang dimana itu membuatnya bingung.
"Apa? Uh tidak-tidak. Kata-kata itu langsung terlintas di benak ku. Kau saja yang terlalu percaya diri." Ucapnya mengelak pertanyaan ku.
Kami pun berjalan-jalan entah kemana kaki menuju. Aku memintanya untuk memilih lagu yang lain tapi dia tidak mau. Dia bilang, dia sangat menyukai lagu long way home itu.
End of flashback
Dulu pada saat konser, aku sangat bersemangat saat memaikan lagu Long Way Home karna lagu itu mengingatkan ku padanya. Dan sekarang aku masih menunggunya di tempat yang sama. Sebenarnya sudah sangat lama aku menunggunya atau jangan-jangan dia lupa.
Setelah beberapa menit, ku lihat dia berjalan ke arah ku dengan muka datar tanpa ekspresi apapun. Dia duduk di sebelah ku dan memandang lurus ke depan tanpa menengok ke arah ku sedikit pun. Masih terlihat cantik malah lebih cantik. Ku lihat dia memakai floral dress biru putihnya. Entah kenapa gadis ini terlihat sangat menyukai floral dress, tidak masalah bagi ku lagipula dia terlihat manis. Kami terdiam beberapa menit. Sampai akhirnya, dia menoleh dan menatap ku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan. Aku menatapnya penuh arti, sedangkan dia menatap dalam diam. Helaian rambutnya tertiup oleh angin yang dimana membuatnya terlihat lebih cantik. Sampai akhirnya pandangannya teralihkan oleh suara ponselnya dan menerima panggilan dari seseorang di seberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow
FanfictionApa jadinya jika diri mu ada 2 tapi salah satu dari kalian hanya bayangan?