Part 1

15 2 0
                                    

Oh shit..

Lagi dan lagi gadis itu mendegus, menatap seragam sekolahnya terkena cairan yang tumpah saat dia membuka pintu kelasnya.

Sementara, semua teman sekelasnya sibuk menertawakan dirinya yang basah kuyup itu.

"Upss.. Kania gue ga sengaja, gue kira yang bakal masuk itu si cupu Adrian. Ternyata Lo yang masuk." Dengan memasang wajah sok polosnya, Ana meminta maaf pada Kania.

Plakkk

Kania menampar Ana dengan keras.

"Lo pikir gue ga tau? Lo dan kacung-kacung lo itu sengaja kan? Bodoh." Kania mengepalkan tangannya.

Kalau bukan karena ibunya, bisa saja Kania pindah sekolah. Sejujurnya dia sudah malas meladeni para bitch SMA Laskar.

"HEH, MAKSUD LO APA HAH! NAMPAR-NAMPAR GUE! GUE KAN UDAH MINTA MAAF SAMA LO! DASAR JALANG!!" Teriak Ana yang tidak peduli bahwa bel pelajaran pertama sudah di mulai

"Ana!! Lo tuh berisik banget sih. Kelas gue lagi belajar! Suara Lo tuh sampai kedengaran ke kelas gue. Gue harap nanti istirahat pertama lo ke ruang BK." Ujar Naradiya. Sang Ketua OSIS yang selalu di banggakan para guru SMA Laskar.

"Dan apa ini? Lo abis di guyur hujan kotoran dari mana? Seragam Lo kotor." Naradiya menatap Kania yang basah kuyup itu.

"Silahkan anda tanyakan pada nenek sihir ini. Mungkin dia tau alasannya?" Jawab Kania dingik, lalu meninggalkan kelasnya dengan seragam yang masih basah.

"Jadi Lo abis ngebully dia,An? Lo tau kan, Di sekolah ini ga boleh ada yang ngebully temannya sendiri. Gue bakal aduin Lo ke kepala sekolah." Naradiya menaikan alisnya menatap Ana.

Double sial .. Ana menggerutu dalam hatinya

~~•••~~

Krringgg

Bel istirahat berbunyi, membuat anak kelas XI.2 ini bersorak.
Semua murid kelas itu tampak mulai keluar menuju kantin.

"Lo ga ke kantin git?" Tanya Farah, teman sebangkunya

"Kalian duluan aja." Jawab gadis yang dipanggil git itu.

"Siapa juga yang mau ngajakin Lo. Gue kan cuma nanya doang." Farah tertawa diikuti tawa Nabila dan Laras. Mereka berlalu meninggalkan kelas.

"Aku juga ga berharap kalian ajak kok." Gumamnya.

Agita violy, dia baru sekolah di SMA Laskar sekitar 2 Minggu yang lalu. Awalnya dia menyangka akan mendapat teman seperti di sekolahnya terdahulu. Tapi dia malah bertemu dengan para pembohong itu.

Setelah mengeluarkan kotak bekalnya, Agita melangkah keluar kelas menuju taman.
Jam segini taman pasti sepi karena semua murid pasti menuju kantin.

Sampai di taman, Agita duduk di satu kursi sana. Tiba-tiba, ada seseorang duduk disebelahnya sambil mengeluarkan ponsel dan menyumbat telinganya dengan earphone.

Agita mengerutkan dahinya menatap seseorang di sebelahnya itu.

"Jangan pandangi gue. Gue nggak perlu dikasihani. Lanjutin aja acara makan lo itu." Seseorang itu berbicara tapi matanya tertutup.

"Eh?" Agita tampak kaget.

"Tapi.. tangan kamu berdarah. Seperti Abis di cakar." Agita melirik tangan lawan bicaranya itu.

"Nama aku Agita violy , panggil aja Gita atau Agit." ucapnya sambil tersenyum seraya mengulurkan tangannya.

Aneh. Agita merasa aneh pada dirinya. Tidak biasanya dia mengajak seseorang berkenalan terlebih dahulu.

Tapi yang menjadi lawan bicaranya itu malah tak menghiraukan ucapan perkenalan Agit. Dan memilih untuk membaca novelnya.

Ditanggapi seperti itu membuat Agit mencibir,  ini orang kok judes banget sih,  diajak kenalan malah dicuekin.  Apa semua murid di sini begitu ya? Nyebelin semua. Batinnya

Agit melanjutkan makannya dalam diam sesekali menatap gadis aneh di sebelahnya itu.

Ditempat lain,  sekumpulan anak laki-laki memainkan bola basket. Padahal jam pelajaran olahraga sudah berakhir,  tetapi mereka seolah tidak perduli dan tentu saja mereka sengaja, Agar dilihat oleh para siswi SMA Laskar.

"EH BANGSAT!! MAIN YANG BENER!!  LO BISA MAIN BASKET GA SIH?" tiba-tiba saja seseorang berteriak memaki teman sekelasnya.  Aji,  cowok yang berteriak tadi menatap Ilham yang tertunduk.  "Udah gue bilang,  gue benci basket!  Dan lo semua nyuruh gue ikutan main. Kalo tau gitu gue mending makan dikantin atau ke perpus." gumamnya dan tentu saja tak terdengar oleh Aji.

"EH GUE NGOMONG SAMA LU NJING!" kali ini Aji melangkah mendekati Ilham.  "Ma.. Ma.. Af gue kan Uu.. Udah bilang kalo gu..gue ga bisa main basket." Ilham menjawab bentakan Aji itu sambil menunduk.

"Udah semuanya bubar dikit lagi bel istirahat selesai. Sana ganti baju kalian." entah darimana tiba-tiba Naradiya sang ketua OSIS muncul dan membubarkan mereka.

Sekempulan siswa tadi melangkah pergi , kecuali Aji.  Dia tetap berdiri sambil bertolak pinggang.

"Dan lo Aji,  kerjaan lo ribut terus!  Ga bosen hah?" Naradiya memutarkan bola matanya jengah.  Melihat kelakuan Aji yang hampir setiap hari mencari ribut terus.

"Dan lo ga bosen marah-marah terus?  Lo ketua OSIS tapi gaya lo seakan lo yang punya sekolahan ini. Guru BK aja biasa aja tuh,  kenapa lo yang sewot?" skakmat.  Para siswa-siswi yang melihat kejadian itu cekikikan seolah membenarkan perkataan Aji.

Naradiya Almaheera, murid kelas XI-IPA itu adalah ketua OSIS SMA Laskar. yang menurut pendapat anak SMA Laskar dia ketua OSIS sok perfeksionis seakan Sekolah ini milik nya. Tak sedikit siswa atau siswi di SMA Laskar yang membenci nya karena sikapnya itu.  Tapi tak sedikit pula yang menganggap sikapnya itu sebagai Perubahan untuk SMA Laskar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIFE FRIEND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang