2013 : Selingkuh

301 10 0
                                    

Setelah aku jadian dengan mas Abdul bukan berarti aku bisa melupakan kisahku dengan Banyu begitu saja. Move on begitu mudah untuk dituliskan tapi begitu sulit untuk dilakukan. Terkadang tanpa sadar aku suka membandingkan mas Abdul dengan Banyu meskipun aku berusaha keras untuk mengusir jauh pikiran-pikiran itu, namun mereka tetap muncul.

Hari ini sahabatku, Friska pulang. Dia adalah satu-satunya orang yang tau seluruh kisah hidupku. Dia pendengar setia setiap curahan hatiku. Meski kini Ia kuliah di luar kota persahabatan kami yang terjalin sejak SMP dulu masih baik.

Pukul sepuluh di sabtu pagi aku sudah terlentang di atas kasur di kamar friska. Sibuk bermain ponsel sambil memakan pocky. Friska masih pergi keluar mengantar ibunya berbelanja kalau tidak salah. Aku masih sibuk bermain ponsel ketika tiba-tiba pintu menjeblak terbuka dan Friska muncul.

"Ada kabar baru apa nih Ken?" tanya Friska sambil ikut berbaring disebelahku.

"Aku punya pacar" jawabku

"Wow. Selamat. Akhirnya kamu enggak jomblo lagi." Ucapnya datar sambil mulai ikut-ikutan main ponsel.

Dari nada suaranya aku tahu Friska tidak benar-benar memberi ucapan selamat padaku.

"Aku jadian sama mas Abdul bukan Banyu"

"WHAATT??" Friska berteriak heboh sampai bangkit dari kasur
"Kamu selingkuh Ken" tambahnya tajam.

Aku terdiam. Berpikir. Selingkuh? Dari sudut pandang mana aku bisa dikatakan selingkuh?.

"Ngaco kamu. Aku tuh setia tau. Lagian siapa yang aku selingkuhin. Aku kan jomblo"

Friska berdecik

"Nggak inget apa kamu Ken? Dulu yang bilang lagi ngejalin komitmen sama si Banyu siapa? Eh sekarang malah kamunya pacaran sama orang lain. Emang kamu udah nyelesein komitmem itu sama Banyu? Enggak kan? Jadi sama aja kamu selingkuh" terang Friska

Aku merenungkan ucapannya sejenak. Selingkuh. Aku paling benci kata itu. Sekalipun aku adalah penikmat novel romance aku tidak pernah mau membaca cerita perselingkuhan. Pengkhianatan. Aku anti dengan hal-hal itu. Aku menjunjung tinggi konsep kesetiaan diatas apapun. Bagi ku lebih baik berpisah ketika memang kehilangan rasa dari pada mendua karena terlalu takut untuk melepas.

"Banyu nggak pernah ngehubungin aku selama 4 bulan ini Fris. Dan aku pikir itu artinya dia tidak benar-benar serius. Lagi pula kami tidak pernah membicarakan tentang komitmen itu. Dia hanya bilang jalani saja. Ketika mas Abdul datang aku pikir ini jalan yang di berikan Tuhan untuk melupakan Banyu" ungkapku lirih.

"Jangan pernah jadikan orang lain sebagai pelarian Ken".

Aku terdiam. Apakah mas Abdul hanya pelarian ku semata? Apakah aku selingkuh?

.............

Sepulangnya dari rumah Friska aku melamun dikamar. Menelaah kondisi hatiku sebenarnya. Sejujurnya aku nggak tau apa yang aku rasakan. Aku nyaman dengan mas Abdul, tapi dada ku mencelos dan perutku selalu mulas tiap kali dekat Banyu. Aku suka sikap mas Abdul yang baik padaku tapi aku tak pernah bisa membenci Banyu yang cuek padaku.

Drtt drtt drrtt...
Ponsel ku bergetar ada chat dari nomer tak dikenal.

08570101xxxx
Niken, ini Banyu. Sorry aku lama nggak ngubungin kamu. Hp ku jatuh pas naik motor. Ilang. Ini baru sempet beli hp baru lagi. Kabar kamu gimana?

Kaget. Itu yang aku rasakan. Jadi selama ini Banyu

"Mbak, mas Banyu telfon, tadi minta nomer mbak, terus aku kasih. Katanya Hp nya ilang, baru aja sempet beli yang baru" ucap Dinda dari depan pintu.

Ini apalagi Tuhan?
Kenapa jadi begini?
Aku harus gimana?

-----tbc
Note :
Alhamdulillah bisa lanjut juga.
Masih tetep absurd dan nggak jelas. Hihihi
Typos dimana-mana.
Tengkiss ya buat semuanyaaa😍😘😘

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang