"Jungkook?"
—–Dia sedang duduk dipojok kedai bersama seorang wanita.
Tak lama seorang pelayan datang, membuat wanita itu menoleh dan ternyata dia—EunHa.
Aku memang salah menganggapnya sebagai seorang sahabat! Dasar jalang!
Semua emosiku, kutahan dengan menggenggam erat kedua tanganku. Jangan sekarang. Jangan meledak sekarang.
"Rae?" panggil Minjung seraya menggenggam tanganku. Membuyarkan tatapan emosiku terhadap dua orang makhluk itu.
Aku menatapnya dengan senyuman. "Ada apa?" tanyanya.
"Tidak. Tidak ada apapun."
Minjung mengalihkan pandangannya keseluruh ruang yang berada di kedai ini. Apakah raut wajahku sangat terlihat, jika aku berbohong sekarang? Eoh! Kau tidak pernah berhasil berbohong, Raehwa.
"Apakah ... Ini tentang Jungkook dan wanita itu?" tanyanya.
Aku menganggukan kepalaku lalu menundukannya. "Kau mengetahuinya."
"Jangan salah paham. Ini mungkin tidak seperti apa yang kau pikirkan sekarang."
"Hah!?" aku menghela nafasku kasar lalu menatapnya. "Kau pikir sudah berapa kali kejadian seperti ini terjadi dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam? Dan ... Apa kau tau, siapa wanita itu?" tanyaku seraya menunjuk kearah Eunha.
Minjung menggelengkan kepalanya. Lalu menarik tanganku agar tidak menunjuk ke arah Jungkook. "Aku tau. Ini pasti sulit untukmu. Tapi kumohon, jangan salah paham."
"Choi Eunha! Sahabatmu itu, sedang mencoba untuk menggoda suamiku."
"Apa? Choi Eunha?" tanya Minjung dengan ekspresi terkejutnya.
"Kau mungkin salah lihat. Jarak pandang kesini sampai kesana cukup jauh, jadi mungkin kau salah lihat." Sambungnya.
"Salah lihat? Lalu bagaimana denganmu? Apa kau masih melihat dengan jelas siapa laki-laki yang berada dipojok sana bersama seorang wanita?" tanyaku.
"Oke. Mungkin kau tidak salah lihat. Tapi tentang Eunha yang menggoda Jungkook, kurasa kau salah paham."
"Salah paham? Kau perhatikan dengan baik, dua orang yang berada dipojok sana." Ucapku lalu menyentuh tombol speeddial 1 pada ponselku. Dan menloadspeaker panggilan ini. "Perhatikan dengan baik, apa yang dilakukannya."
"Yeoboseyo?" ucapku.
"Iya. Ada apa? Apa kau merindukanku? Sudah tak sabar ingin menemuiku?"
"Iya. Jungkook aa? Bisakah kau menjemputku?"
Tolong tunjukan jika aku salah dihadapan Minjung, Kook aa.
Aku masih memperhatikan gerak-gerik Jungkook darisini. Dia terlihat excited setelah aku menanyakan hal tersebut. Dia juga terlihat mengambil jaketnya dan berdiri.
"Di-maaf aku tidak bisa." Jawabnya setelah Eunha memegang tangannya dan menggelengkan kepalanya.
'Terimakasih', Kook aa. Kau membuktikan jika aku benar dihadapan Minjung.
"Baiklah. Aku akhiri dulu. Anyyeong." Ucapku lalu mengakhiri sambungan telfon dengan Jungkook.
"See?" tanyaku pada Minjung.
"Dia bukan Eunha. Eunha tidak mungkin seperti itu. Kau bahkan mengetahui sendiri bagaimana sifat sahabat ki-"
"Hei! She is not my bestfriend. My bestfriend is only you." Ucapku membenarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] My Twins Is My Husband | J.J.K
Fanfic[Completed+Sequel] Kalian pernah membayangkan jika kalian akan bertemu seorang yang mempunyai wajah mirip dengan kalian, dan dia bukanlah anggota keluarga kalian? Bayangkan jika seorang itu adalah lawan jenis kalian? Apa yang akan kalian lakukkan? A...