Chapter 3: God's Weapon

47 0 1
                                    

Roy menarik nafas tergesa-gesa, mencoba melupakan kejadian tadi. Tangan kanannya menutupi mulutnya.

"Itu bukan darah, itu bukan darah" katanya kepada dirinya sendiri. Darah yang keluar dari tangan salah satu pasukan pusat itu masih terbayang-bayang dipikirannya.

"Itu hanya salib, yang keluar dari tangannya adalah salib" katanya meyakinkan diri. Dia muali menutup matanya, membayangkan darah-darah tersebut berubah menjadi salib perak. Ekspersi wajahnya kini tampak mulai tidak nyaman. Kini dia mulai membuka matanya serta melepaskan mulutnya dari tangannya. Nafasnya kini mulai stabil, kejadian tadi kini sudah mulai dilupakannya.

Setelah merasa tenang, Roy mulai melanjutkan perjalanannya. Dia mulai memasuki hutan yang tidak jauh dari desa tersebut.

"Hei, kau!!!" suara wanita terdengar dari suaru tempat. Langkah Roy terhenti, dia mencoba mencari letak asal suara tersebut.
"Disini!!" Suara tersebut terdengar semakin keras. Terlihat sebuah bola cahaya merah seukuran bola kasti.

"Apa kabar?" suara tersebut sepertinya terdengar dari bola cahaya tersebut.
"Apa-apaan ini?" tanya Roy.
"Salam kenal, nama ku Lust" bola cahaya tersebut memperkenalkan diri.

"Lif" kata Roy mengeluarkan sebuah sihir kepada bola cahaya tersebut. Tidak ada efek apapun yang terjadi kepada bola cahaya tersebut.

"Apa yang kau lakukan?"

"Itu sebuah sihir pembatal mantra mata-mata, sepertinya kau bukan hasil sebuah mantra mata-mata, padahal kau terlihat seperti sihir Li(Mata-mata)"

"Lancang sekali kau mengatakan aku sebuah sihir, aku adalah makhluk hidup juga tahu!"

"Terus, apa kau ini, dan ada perlu apa kau?"

"Sudah kubilang, namaku Lust, dan aku salah satu senjata tuhan"

"Lust? Tuhan, apa maksudmu dengan tuhan?"

"Tuhan, God, makhluk yang menciptakan dunia ini!!"

"Ya aku tahu itu sialan" Roy mulai kesal dengan perbincangannya dengan Lust.

"Maksudku, apa maksudnya kau senjata tuhan" Lanjutnya.

"Sudahlah, tidak perlu dibahas itu, yang jelas aku ditugaskan untuk mencari seorang kandidat God Games, dan sepertinya aku tertarik denganmu" Jawab Lust.

"Apa maksudmu dengan 'kandidat God Games'?"

Salam Author:
Halo semua, disini Nakashima. Saya minta maaf atas keterlambatan terbitan bagian ini, karena ada beberapa masalah. Semoga hal ini tidak membuat kalian berhenti membaca gods game.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GOD GAMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang