"Kedatanganku"

32 1 0
                                    

"Wah...paman indah sekali kota Surabaya ini...aku sangat kagum melihatnya dan tidak ingin melewatkan pemandangan yang indah ini" kata Galih.

"Hahahaha...kau ini Galih seperti anak kecil saja" kata paman dengan candaan.

"Berapa lama lagi kita sampai di desa paman?"

"Satu jam lagi,sebaiknya kau siapkan kata-katamu untuk pemandangan disana hahaha"

"Itu pastilah paman, belum terbayang pemandangan seperti apa disana"

"Yasudah,kau istirahat dulu jika nanti sudah sampai akan paman beritahu"

"Tidak paman,saya masih ingin melihat kota Surabaya yang indah rupawan ini paman"

"Ohiya Galih? Bagaimana kau memilih desa paman untuk tempat kau mengajar? Bukankah disana sulit mendapatkan anak yang mau belajar"

"Saya merasa didalam kesulitan itu pasti ada keuntungan dan kenikmatan yang akan saya dapatkan walupun itu bukanlah uang"

"Kenapa begitu? Bukankah niat mengajar itu untuk mendapatkan uang?"

"Hahaha paman-paman, bagiku uang itu bukanlah pemecah suatu masalah,yang saya inginkan memperbaiki penerus bangsa paman"

"Sungguh mulia hatimu nak,tidak kusangka kau akan rela mengajar tanpa menginginkan sepeser pun"

"Sudahlah paman tidak baik terlalu banyak memuji saya di hadapan saya,saya tidak ingin menjadi terlalu sombong nantinya"

"Baiklah-baiklah nak,jika sudah sampai nanti kau akan ku ajak berkeliling desa agar kau mengetahui situasi disana"

"Baiklah paman"

...........................................................

"Galih? Ayo kita sudah sampai"

"Ini sangat mengagumkan dari yang aku bayangkan,jadi betah saya berlama-lama disini"

"Hahaha baiklah,kita harus berjalan cukup jauh untuk menuju rumah paman"

"Tidak masalah paman lagi pula saya masih ingin melihat suasana yang mengagumkan ini"

"Galih? Lihat disanalah para petani beristirahat setelah bertani dan disana orang selalu menyeberangi sungai untuk menuju pengajian"

"Menarik sekali paman, sesekali saya juga mau menyeberangi sungai itu"

"Baiklah,ayo kita lanjutkan lagi perjalanan nya"

"Ayo paman"

"Assalammuallaikum"kata paman.

" waalaikumsalam, kau sudah kembali? Dimana Galih?"tanya bibi.

"Sudah,Galih sedang didepan katanya ia masih ingin melihat pemandangan disini"

"Lain kali bisa, panggil lah Galih agar makan bersama"

"Iya saya segera memanggilnya"

"Hei, Galih masuklah bibi mu sudah memanggil"

"Baiklah paman saya akan datang"

"Assalamuallaikum bibi Ema...ini saya Aura"

"Waalaikumsalam, masuklah!"

"Sekejap mataku melihat pemandangan yang sangat jarang saya jumpai,suaranya sangat lembut dan raut wajahnya sangat menggetarkan hatiku,kerudung yang menutupi auratnya sangat indah bila dipandang" gumam galih.

"Galih? Kau ini sudah disuruh masuk malah melamun"

"Pastilah dia melamun dan kagum setelah melihat Aura anak pak Toni"kata bibi dengan senyuman

"permata yang hilang"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang