1. Tetangga Baru

16 0 0
                                    


(Niaar POV)

Udara sejuk kota Bandung selalu membuatku betah berlama-lama berada di balkon kamar yang kebetulan berhadapan dengan hamparan luasnya sawah, dan pepohonan milik Abah dan Ummi. Aku tak habis pikir dengan pemandangan indah yang sedang ada dihadapanku, Allah memang sang arsitek terbaik yang ku tahu. Aku tak henti bersyukur atas segala apa yang ia beri padaku. Mempunyai kedua orang tua yang sangat mengerti, menyayangi dan tak henti mengajarkan ku ilmu Agama yang mereka tahu dari Al-qur'an dan tentu melahirkan 2 anak laki-lakinya dan menjadi sastrawan arab dan penghafal Al-qur'an yang kini sedang menjalankan tour study banding mewakili Indonesia untuk 3 negara, yaitu Mekkah, Turki dan Palestina. Ya, mereka adalah kedua abangku yang sangat membuatku terkagum-kagum dengan prestasi keduanya. Kedua abangku juga adalah seorang kakak yang sangat sangat pengertian padaku mereka tak pernah absen menanyai kegiatanku setiap waktu walaupun ku tahu mereka sedang sibuk dengan study bandingnya. Aku tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata bagaimana rasa cinta dan sayang terhadap kedua abangku itu, karna yang ku tahu adalah aku sangat sayang dan mencintai keduanya tanpa ada banding-banding diantara keduanya.

"Sudah makan sayang?" Tanya a'Ghazi abang pertamaku saat kami saling terhubung menggunakan video call.

"sudah a, aa' bagaimana disana?jangan lupa makan yah. Niaar sayang aa'. Cepat pulang Niaar rindu a'Ghazi dan a'Fahmi disini." Kataku tak lepas menebar senyum dan selalu di balas dengan senyuman a'Ghazi yang sudah ku rindukan 6bulan terakhir ini.

"Iya sayang. Niaar doakan aa' disini agar in shaa Allah bulan depan aa' pulang bersama fahmi." Katanya lagi sambil menampakan wajah tampannya yang ku tahu pasti akan membuat para perempuan yang melihatnya tak akan berpaling. Hehe..

"allahumma Aamiin.. sudah dulu yah a' sudah ashar aku pamit sholat ashar dulu ya." Kataku saat mendengar adzan ashar sudah berkumandang.

"yasudah yang rajin sholat nya yah sayang. Assalamualaikum.."

"Sipp. Waalaikumussalam wr.wb." jawabku lalu tak lama a'Ghazi pun memutuskan video call nya.

Akupun meletakan ponsel ku diatas nakas kecil samping tempat tidur ku lalu segera melangkah kearah kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan sholat ashar.

**

"Niaarr.." panggil Ummi dari bawah.

"Iyaaa, mii." Kataku segera melangkah keluar kamar kearah sumber suara milik Ummi.

"Ada apa mi?" tanyaku saat sudah berada dihadapan Ummi.

"Ini, kamu ikut Ummi ya kerumah tetangga baru." Jawab Ummi yang sudah menenteng piring berisikan kue buatannya.

"tetangga?emang ada tetangga baru mi?" tanyaku yang memang tidak mengetahui jikalau ada penghuni baru dirumah samping rumahku yang sudah 2bulan kosong.

"iyah baru tadi siang pindah. Kamu juga gapernah keluar kamar jadi kamu gatau." Jawab Ummi lalu menarik tangan ku keluar rumah.

"Heheh, yaudah sini piringnya Niaar bawain." aku pun mengambil alih piring berisikan kue yang tadi ditangan Ummi, dan berjalan bersama menuju rumah tetangga baru yang tadi Ummi bicarakan.

Saat sudah berada di depan rumah tetangga yang tadi Ummi bilang, Ummi pun segera memencet bel rumah itu dan tak lama keluar ibu berparas cantik tertutup kerudung panjang sama seperti Ummi dan senyumnya itu loh manis banget.

"Assalamualaikum." Sapa Ummi saat pemilik rumah membuka kan pintu.

"waalaikumussalam wr.wb. eh ada tamu, pemilik rumah sebelah ya?" jawab ibu pemilik rumah dan senyumnya tak lepas dari bibir ibu itu.

"iyah, saya Latifah. Dan ini anak bungsu saya Niaar." Kata Ummi sambil memperkenalkan diri dan aku pun meraih tangan milik ibu itu dan menciumnya.

"Saya Syifa, senang berkenalan dengan ibu Latifah dan si cantik Niaar. Ohh iya, ayo silahkan masuk sampai lupa saya.hehe" jawab bu Syifa dan mempersilahkan kami masuk kedalam rumahnya.

"Oh iyah, bu Syifa ini kebetulan saya buatkan kue semoga ibu suka ya." Tawar Ummi menyodorkan piring berisikan kue yang tadi kubawa.

"YaAllah, bu Latifah merepotkan saja saya jadi tidak enakkan." Katanya menampakan wajah tak enak hati.

"Yaampun bu Syifa tidak apa-apa sudah menjadi kebiasaan saya jika ada tetangga baru disini dan itung-itung silahturahmi kan bu, jadi tak usah tak enak hati." Jelas ummi.

"terimakasih banyak sebelumnya bu Latifah sudah merepotkan."

"Iyah tidak apa-apa bu," balas Umi sambil melempar senyum.

Dan kemudian Ummi dan tante Syifa pun berbincang-bincang layaknya teman lama yang baru saja bertemu, tante syifa selalu memuji ku membuatku tersipu karnanya. Dan ia sempat mengatakan bahwa ia mempunyai 2orang anak laki-laki dan mengatakan bahwa anak bungsu nya akan bersekolah di SMA yang sama denganku yaitu SMAN 1 Bandung. Menurutku tante Syifa itu adalah orang yang ramah dan orang yang pintar membuat orang disekitar nya betah disampingnya sama halnya dengan Ummi sampai lupa kalo hari sudah mau magrib.

"Mi, abah sms Niaar nih." Kataku saat Ummi asyik membicarakan rencananya mengajarkan tante Syifa memasak kue yang tadi kubawa.

"Astagfirullah, ummi sampai lupa. Abah jam segini sudah dirumah, bu syifa saya pamit dulu ya. Abahnya Niaar sudah pulang nanti besok kalo mau diajarkan kerumah saja ya bu. Assalamualaikum." Pamit umi lalu segera pergi meninggalkan rumah tante syifa.

"Tante Niaar pulang ya, assalamualaikum." Pamitku juga tak lupa mencium tangan tante syifa lalu berlalu meninggalkannya.

***

Hallo!! i'm back!^^

Setelah sekian lama aku baru muncul dan ini malah datang membawa cerita baru hihi;;)

semoga suka yaaa, jebal.....semoga kalian suka:*

Follow me in Instagram : @yuliyantijul {}

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah JawabanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang