Seperti biasa, setelah tiba di atas rumah calon korbannya. Dewi Suling lalu meniup suling merahnya.
Melengkinglah suara yang merdu, namun menyeramkan, memecah kesunyian malam.
Tiba-tiba suara suling itu terhenti dan Dewi Suling mengeluarkan seruan tertahan ketika genteng rumah yang diinjaknya itu tiba-tiba bergerak dan kakinya terpeleset. Sebagai seoraog ahli "jalan malam" maklumlah ia bahwa ada orang pandai berlaku usil. Siapakah yang memiliki kepandaian di dalam rumah penjual obat ini?
Tiba-tiba terdengar suara angin menyambar ke arahnya. Dewi Suling cepat miringkan tubuh dan berloncatan mengelak karena dari bawah menyambar senjata-senjata rahasia.
"Siiuut-siuuut-siuuut......!" tiga batang hui-to (pisau terbang) menyambar secepat kilat ke arahnya dan ketika Dewi Suling mengelaknya, tiga batang hui-to itu jatuh ke atas genteng, suaranya nyaring.
"Cui-siauw-kwi, mau apa engkau mengacau di sini?" Terdengar bentakan nyaring dan halus.
Dewi Suling cepat menengok dan melihat bayangan hitam berkelebat di bawah. Dengan ujung kakinya ia mencongkel genteng dan tampaklah bayangan hitam tadi kini berada di ruangan belakang rumah obat itu.
Wajahnya berseri, matanya bersinar-sinar ketika melihat seorang pemuda tampan sekali berdiri di bawah genteng dengan sepasang pedang di tangan.
Kalau siang tadi ia melihat pemuda putera penjual obat sebagai seorang pemuda remaja yang tampan sekali, bermuka bundar dengan kulit putih, mata jeli dan bibir merah seperti buah tomat masak, kini pemuda tampan itu tidak hanya kelihatan ganteng juga kelihatan gagah perkasa!
Hal ini sama sekali tak disangka-sangkanya. Pemuda tampan yang disangka lemah lembut itu ternyata seorang yang berkepandaian dan melihat lemparan tiga batang hui-to tadi membuktikan bahwa pemuda remaja itu kepandaiannya boleh juga. Makin gembiralah hati Dewi Suling melihat kenyataan ini dan seperti sehelai bulu saja tubuhnya melayang turun melalui lubang yang dibuat di atas dengan membongkar beberapa buah genteng.
Lalu ia meloncat turun melalui lubang yang dibuatnya itu sambil memutar sulingnya dan tubuhnya melayang ringan ke bawah ke arah pemuda yang berdiri dengan sepasang pedang di tangan.
Sepasang kaki Dewi Suling seperti kaki burung saja ketika hinggap di atas lantai sehingga pemuda itu diam-diam menjadi kaget sekali.
"Kongcu, maafkan kalau aku membikin kaget padamu. Kedatanganku ini sesungguhnya karena tertarik kepadamu dan ingin belajar kenal denganmu. Siapakah namamu dan kenapa begitu bertemu kau menyerang Cui-siauw Sianli Ma Ji Nio? Ah, tidak kasihankah engkau kalau sampai hui-to mu tadi itu membikin lecet kulitku?" Dengan lagak genit Dewi Suling mengerling serta tersenyum.
Sepasang mata yang lebar dan bersinar tajam itu terbelalak, kemudian bibir yang merah sehat itu tersenyum. Tampak deretan gigi putih rapi yang membuat hati Dewi Suling menjadi semakin berdebar. Selama ini belum pernah ia mendapatkan seorang kekasih yang begini tampan! Kalau saja pemuda ini memiliki ilmu silat yang tinggi, sedikitnya seperti tingkat kepandaian dua orang murid Hap Tojin yang telah menghinanya dan menolak cinta kasihnya, hatinya akan puas serta tak kecewa untuk seterusnya berteman dengan pemuda ini.
"Ohh, begitukah? Jadi engkau datang untuk berkenalan? Cui-siauw-kwi, namaku adalah Tan Li Ceng dan soal seranganku tadi yang sayang tidak mengenai sasarannya adalah karena begitu mendengar suara sulingmu aku sudah dapat menduga siapa yang akan muncul. Baru sekarang aku bertemu denganmu. Engkau memang seorang gadis yang cantik jelita, akan tetapi sayang engkau jahat seperti iblis betina. Disebabkan kejahatanmu itu lah maka aku tadi menyerangmu dan sekarangpun aku mau membunuhmu. Lihat pedang!"
Cepat sekali gerakan pemuda itu. Sepasang pedangnya berkelebat menjadi dua gulung sinar perak yang "menggunting" dari kanan kiri.
"Singg......! singg......!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Cengeng
General FictionPendekar yang di juluki Pendekar Cengeng selalu mengacau di Thian-an-bun yang di bantu oleh pendekar wanita Dewi Suling. Bagaimanakah pendekar tersebut mendapat julukan Pendekar Cengeng dan siapakah nama aslinya penasaran bisa di baca dalam Kisah Pe...