Seolah-olah sebuah batu besar yang terlepas dari menindih perasaan jantung Yu Lee. Lalu segera menggerakkan kaki tangannya. Hanya terasa sedikit perih dan sakit di beberapa bagian luka di mukanya dan tubuhnya, namun untung lukanya sudah kering dan sembuh.
Masih tampak olehnya obat bubuk putih si atas luka-luka itu maka ia makin berterima kasih kepada Dewi Suling. Akan tetapi mendengar laporan tadi bahwa Istana Air diserbu musuh ia menduga-duga siapa yang menyerbu ini. Cepat ia menyambar pakaiannya yang tertumpuk di sudut pembaringan, memakainya dengan cepat sekali lalu ia menuju ke arah daun pintu.
Mudah saja baginya buat mendorong daun pintu secara paksa sehingga terbuka, kemudian ia meloncat keluar. Teringat bahwa ia tidak bersenjata, ia lalu meloncat keluar, ke dalam taman lalu mematahkan sebatang ranting dari sebuah pohon. Kemudian ia melompat ke atas genteng melakukan pengintaian.
Suara ketawa-tawa dan jerit makian wanita yang terdengar dari bangunan di sebelah belakang Istana Air, menarik perhatiannya, lalu seperti seekor burung garuda ia berlari secepatnya bagaikan terbang, kemudian ia meloncat ke atas genteng, dan melihat ke bawah. Apa yang dilihatnya di dalam kamar di bawah itu membuat darahnya mendadak menjadi panas sekali.
Dua orang gadis muda remaja yang terikat kedua tangannya sedang meronta-ronta serta memaki-maki, sedangkan enpat orang laki-laki yang ia ketahui sebagai Yang-ce Su-go sambil tertawa-tawa merenggut dan merobek-robek pakaian dua orang gadis itu sehingga mereka berdua kini menjadi telanjang bulat!
"Iblis keji bunuhlah kami!" teriak gadis yang memaki-maki tadi sambil meramkan mata.
"Ya, bunuhlah kami...... bunuh saja kami......!" teriak gadis kedua dengan air mata bercucuran. Dua orang gadis itu memaki-maki dan tidak takut melawan maut, akan tetapi ancaman yang mereka hadapi ini jauh lebih mengerikan daripada maut sendiri!
Akan tetapi empat orang itu cuma tertawa-tawa dan laksana singa kelaparan sedang memperebutkan dua ekor domba gemuk, lalu berbareng mereka maju menubruk dengan nafsu seekor binatang meluap-luap,
"Manusia binatang.......!!"
Seruan ini disusul menyambarnya tubuh Yu Lee ke bawah melalui genteng serta sebelum satupun diantara tangan empat orang Yang-ce Su-go itu dapat menyentuh tubuh dua orang gadis itu yang telanjang bulat, Yu Lee sudah menghantamkan tangan kiri yang terbuka jari-jarinya ke arah mereka, membuat mereka bagaikan disambar petir dan terlempar kesana kemari!
Kepala mereka terasa pening dan pandang mata berputar-putar dan sampai beberapa lama mereka tak dapat bangun. Masih untung bagi mereka bahwa pemuda itu hanya menghantam mereka dengan hawa pukulannya saja karena kalau tersentuh tangan yang penuh dengan ilmu Sin-kong-ciang (Tangan Sinar Saki) itu tentu tubuh mereka tak bernyawa lagi!
Yu Lee cepat mengambil pakaian luar dua orang gadis itu yang tadi hanya dilepaskan dan tidak dirobek-robek seperti pakaian dalam mereka, melemparkan dua perangkat pakaian itu kepada mereka sehingga menutup dua orang gadis itu, kemudian dua kali tangannya bergerak, tali kulit yang membelenggu tangan Lauw Ci Sian dan Tan Li Ceng putus-putus semua!
Lauw Ci Sian dan Tan Li Ceng yang melihat pemuda pakaian putih itu sengaja membalikan tubuh membelakangi mereka, dengan muka merah sekali cepat-cepat mengenakan pakaian luar mereka kemudian sambil berseru bagaikan seekor harimau Tan Li Ceng meloncat ke depan Song Kai dan kakinya terayun.
"Dess......!" Tubuh Song Kai terlempar seperti bola membentur dinding di mana ia roboh dan mengaduh-aduh.
"Bukk!" Lauw Ci Sian juga menendang bergantian dua orang Yang-ce Su-go yang menelanjanginya. Bagaikan dua ekor harimau betina yang marah mereka menghantam dan menendangi empat orang Yang-ce Su-go.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Cengeng
Ficción GeneralPendekar yang di juluki Pendekar Cengeng selalu mengacau di Thian-an-bun yang di bantu oleh pendekar wanita Dewi Suling. Bagaimanakah pendekar tersebut mendapat julukan Pendekar Cengeng dan siapakah nama aslinya penasaran bisa di baca dalam Kisah Pe...