Siok Lan mengerutkan keningnya. Memang tidak bisa menyalahkan A-liok. Pula, ia mendengar betapa anehnya Pendekar Cengeng, tentu saja tidak mungkin bagi A-liok, untuk mengetahui tempat sembunyi pendekar itu.
Dia sendiri tadi sudah menyaksikan kehebatan gerakan pendekar itu yang seakan-akan pandai menghilang ketika dikejarnya. Sementara itu A-liok sudah mencabuti bulu ayam hutan yang telah ia bunuh kemudian membuat api dan memanggang dagingnya. Bau sedap gurih mengganggu perut Siok Lan yang seketika menjadi lapar sekali.
"Kau sendiri akan kemana, A-liok?"
"Setelah nona makan dan berangkat ke sana, harap nona suka bergabung dengan para pejuang. Saya sendiri telah diminta oleh Yu-kongcu untuk menghadang di depan pintu gerbang Thian-an-bun sesudah serbuan malam nanti......"
"Apa......? Malah mendekati Thian-an-bun sarang musuh?"
Yu Lee tersenyum. "Nona masih belum mengenal sepak terjang kongcu yang sukar dimengerti. Akan tetapi percayalah nona. Kalau kongcu menyerbu ke Thian-an-bun, tentu dia mempunyai alasan yang amat penting. Maka sebaiknya nona menanti. Saya yang tanggung bahwa kalau urusan orang-orang Mongol ini selesai, pasti kongcu akan mencari dan menemui nona untuk diajak membereskan semua urusan yang ada diantara nona dan dia."
Siok Lan termenung dan diam saja. Kalau keadaan sudah seperti itu, ia dapat berbuat apakah? Mencari dan menyusul? Ke mana? Ke Thian-an-bun? Seperti mencari mati. Memang labih baik menunggu. Seperti apakah Pendekar Cengeng yang lihai itu? Ia memandang pelayannya dan diam-diam timbul rasa kasihan di hatinya. Bagaimana nanti dengan hubungan cinta kasih yang bersemi di hati mereka?
Daging ayam hutan itu sudah matang dan Yu Lee memberikannya kepada Siok Lan.
"Bawalah ini sebagai bekal, nona. Dan saya kira tidak baik menanti lebih lama lagi, siapa tahu kalau-kalau musuh akan memasuki hutan ini. Harap nona segera berangkat dari sini menuju ke barat, kira-kira limapuluh lie jauhnya lalu membelok ke utara. Akan tampak pegunungan sambung menyambung dan berangkatlah nona mendaki pegunungan itu. Mereka berada di puncak gunung ketiga, dalam sebuah hutan dan dari atas puncak itu tampak kota Thian-an-bun. Nah sampai jumpa kembali, nona."
Siok Lan memasukkan panggang ayam ke buntalan pakaian, kemudian ia bertanya meragu,
"Kapan kita dapat bertemu, A-liok? "
"Tidak akan lama. Saya akan mendesak kongcu agar cepat-cepat menyusul ke sana nona."
Setelah menghela napas panjang Siok Lan meloncat dan pergi meninggalkan Yu Lee yang memandangnya dengan sinar mata penuh kasih sayang.
◄Y►
Siapakah gerangan dua orang sakti yang malam itu membantu para pejuang dan menghancurkan pasukan Mongol dengan sepak terjang mereka yang menyeramkan sambil melengking-lengking mengerikan itu? Seorang di antara mereka tentu pembaca dapat menduganya, yaitu bukan lain adalah Yu Lee si Pendekar Cengeng sendiri. Akan tetapi orang kedua yang menjadi bayangan putih, siapakah dia? Bukan lain adalah Dewi Suling tepat seperti yang diduga oleh para pejuang yang sudah seringkali mendengar nama besar wanita sakti ini akan tetapi jarang ada yang pernah bertemu dengannya.
Seperti telah diceritakan bagian depan setelah Dewi Suling bertemu dan menerima wejangan dari Sui-lian Nikouw di kuil Kwan-im-bio, maka terjadi perubahan hebat dalam diri wanita ini, ia kini ingin menghabiskan sisa hidupnya untuk menebus dosa dan memupuk kebajikan, menentang kejahatan sebanyak mungkin. Karena inilah maka dunia kang-ouw menjadi geger dengan munculnya Dewi Suling dalam bentuk lain yang menentang kejahatan secara hebat sekali!
Berita tentang kekejaman-kekejaman yang terjadi di tempat penggalian saluran, dimana ribuan orang rakyat tidak berdosa dipaksa bekerja sampai mati, sampai pula ke telinga Dewi Suling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Cengeng
Ficción GeneralPendekar yang di juluki Pendekar Cengeng selalu mengacau di Thian-an-bun yang di bantu oleh pendekar wanita Dewi Suling. Bagaimanakah pendekar tersebut mendapat julukan Pendekar Cengeng dan siapakah nama aslinya penasaran bisa di baca dalam Kisah Pe...