Qatru memasuki kamarnya, menekan tombol yang bearada di samping pintu kamarnya. Lampu kamarnya bercahaya terang. Qatru berbalik, melihat seorang laki-laki berbaring di kasurnya dengn lengan menutupi wajahnya. Qatru sedikit keget, ternyata itu adalah Pandu. Qatru melepaskan sepatunya, berjalan mendekati Pandu.
Qatru menggerak-gerakkan lengan Pandu.
"Apa sih?" Balas Pandu sedikit melirik ke arah Qatru.
"Keluar!" Perintah Qatru sedikit menekan.
"Gue capek. Lo aja keluar!" Balas Pandu, memalingkan tubuhnya membelakangi Qatru.
Qatru melotot. "Lo pikir ini kamar lo?"
"Berisik lo! Kalau lo mau tidur, tiduran aja di samping gue atau di bawah!" Kata Pandu.
"Ish! Minggir gak lo!" Kata Qatru seraya menarik tubuh Pandu.
"Eh! Oke gue turun!" Kata Pandu seraya berdiri.
Qatru merasa senang, karena Pandu keluar dari kamarnya. Namun, perkiraan itu meleset, Pandu malah tidur di lantai kamar Qatru yang dilapisi karpet.
Qatru menghembuskan napas kasar. Lalu memasuki ruang ganti. Qatru keluar menggunakan baju piyamanya, membawa seragam sekolah yang dikenakan besok dan baju basketnya yang harus dia pakai untuk pertandingan besok yang telah tergantung di kastok. Dia gantungkan di penggantung baju yang khusus untuk tempat baju yanh dia kenakan besok.
Qatru mengalihkan pandangannya kepada Qatru setelah Qatru selesai membereskan barang-barang yang dibawa besok.
"Pandu!" Panggil Qatru tanpa menggunakan kata depan Kak, padahal dia adik kelas Pandu.
"Apa?"
"Lo mau tiduran pakai kemeja? Nih baju gue, pake!" Kata Qatru seraya melemparkan bajunya kepada Pandu. Kaos oblong berwarna hitam yang sengaja Qatru beli dengan ukuran besar untuk laki-laki, dia lebih nyaman mengenakan itu saat latihan basket.
Pandu membuka matanya. "Makasih" kata Pandu seraya mengambil bajunya. Dan bangun berjalan ke kamar mandi. Setelah itu, berbaring lagi ke tempat asalnya.
Qatru yang baru saja ke luar dari ruang belajarnya, melihat Pandu yang tidur dengan kedua tangan dilipatkan kedepan dadanya menyamping dan kaki ditekuk kedepan. Qatru berpikir, Pandu sedang kedinginan.
Qatru menarik tangan Pandu. Pandu yang setengah terlelap menyadari itu, Pandu membuka matanya dengan menatap tajam ke arah Qatru.
"Sori, gue pikir lo tidur jadi gue mau angkat lo keluar" kata Qatru berbohong. Padahal dia ingin mengangkat Pandu ke tempat tidurnya.
"Gada kerjaan lo!" Protes Pandu.
"Seterah gue!" Balas Qatru. "Lo tidur gih di situ!" Kata Qatru tiba-tiba seraya menunjuk ke arah tempat tidur.
Pandu mengangkat alisnya.
"Ya udah kalau gak mau, lo mau kedinginan"
"Cepat!" Tambah Qatru.
Pandu berdiri, lalu berbaring di tempat tidur Qatru. "Lo tidur di mana? Bukannya kamar di rumah lo udah penuh?" Tanya Pandu.
"Gue" kata Qatru yang menunnuk dirinya sendiri. "Gue tidur di situ" menujuk sofa panjang.
"Beneran?"
"Biasanya gue juga di situ" balas Qatru.
***
Qatru berjalan keluar dari kamar ganti yang telah mengenakan seragam sekolah. Saat berjalan melewati posisi Pandu tidur, Pandu memegang tangan Qatru. Qatru berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD
AcakRuangan redup ini membunuh rasa lelah hari ini. Suara hujan yang berjatuhan sangat terdengar keras ke dalam gentang telinga yang telah disumbat dengan earphone berfrekuensi tinggi.