Tenang.
Damai.
Taemin tersenyum menatap wajah Minho yang tengah terlelap dihadapannya.
Ia tak menyangka akan melihat sisi lain dari seorang Choi Minho.Wajah itu terlihat tenang dan damai saat terlelap.
Seperti malaikat.
Tidak tega rasanya membangunkan Minho yang tidur begitu nyenyaknya.Namun Taemin juga tidak bisa menahan keinginanya untuk menyentuh wajah Minho.
Bahkan jari jemarinya mulai menyusuri setiap inci wajah Minho.Mata yang tajam, selalu mengawasinya dan memperhatikannya tanpa mengalihkan pandangannya dari Taemin sedetikpun.
"Hah kau tau? Kau memang selalu seperti itu. Bahkan kau seperti sedang mengintai mangsamu saat menatapku. Kenapa kau juga punya mata sebesar itu? Itu sangatlah aneh"
Mengecilkan suara nya hampir seperti berbisik saat mengatakannya.
Taemin mengernyit heran kemudian tertawa tanpa suara.
Dia gila... mungkin.Seperti melakukan sebuah perjalanan, jari Taemin menyusuri hidung Minho dari bawah dahi hingga pada ujung hidungnya.
Hidungnya mancung dan besar.
Tidak seperti hidung orang korea pada umumnya."Apakau kau seorang Alien Minho. Iya Alien? Seperti film yang aku lihat beberapa waktu lalu."
Taemin masih mengusap lembut hidung itu dan lagi-lagi kembali tersenyum.Petualangan jarinya berakhir pada bibir Minho.
Bibir yang jarang sekali menampakan sebuah senyum.
Bibir yang selalu membuatnya seperti seekor anak anjing yang selalu menuruti setiap perkataannya.
Dan bibir yang sangat lembut.... Mungkin... Pikir Taemin."Aku tidak akan berfikiran kotor tentang bibir menyebalkan milikmu Minho. Kau tenang saja."
Tapi Taemin terus mengusap bagian tubuh Minho itu dengan perasaan yang bahkan ia sendiri tidak bisa memprediksikannya.
Kemudian menyentuh sendiri bibir bawahnya."Ya!! Minho, jangan terbangun sebelum aku selesai dengan misiku. Oke?"
Tentu saja Minho tidak menjawab.
Dia masih bermain di dalam alam mimipinya."Baiklah. Aku anggap itu adalah jawaban 'ya' darimu"
Taemin sedikit meninggikan tubunya, menempatkan kedua sikunya dan menumpukan tubuhnya pada siku.
Sebisa mungkin ia tidak ingin mengusik tidur Minho sebelum ia bisa melakukannya.
Taemin menyeringai, dia membayangkan seorang Lee Taemin menjadi seorang Dominan untuk Choi Minho saat melihat Minho masih tetap terlelap dalam tidurnya.Taemin mulai tidak waras.
Ia ingin mencurinya.
Tapi jika Minho tau, matilah Taemin.
"Aku harus bisa. Sedikit lagi."
Taemin semakin bisa merasakan hembusan nafas Minho menyapu permukaan kulit wajahnya.
Tiba-tiba Taemin merasa gugup saat jarak mereka semakin dekat.
Sekarang ia akan mendeklarasikan.bahwa Minho memang jauh lebih tampan dari pada dirinya, walaupun bukan berarti ia tidak tampan.
Hanya saja Minho jauh lebih tampan. Sedikit.Hidung mereka hampir saling bersentuhan dan dengan sekali gerakan maka Taemin bisa mencurinya dari Minho.
Taemin mulai menutup mata, sambil menanti bibir menyebalkan itu berada dijangkauannya.
Jika berhasil, maka..."Pencuri kecil."
Eh?
Taemin membuka matanya dan mendapati Minho sedang menatapnya.
Tepat pada matanya.ia, ketahuan.
Matilah kau, Lee Taemin.
Taemin tidak bisa bergerak.
Ia masih tetap pada posisinya.
Dan dengan gerakan yang begitu singkat, Minho menarik Taemin dan memutar tubuhnya hingga kini ialah yang berada di atas Taemin.
YOU ARE READING
Little Tief
Romance"Kau tau, aku tidak pernah bisa memaafkan pencuri yang masuk ke rumahku. Apalagi pencuri kecil sepertimu." Choi Minho,-