Hai readers, maaf telat update ya😂 kemarin mau update, eh paket malah abis😭 So, happy reading guys💖 vote yo, vote kalian sangat berarti💖
-----
Hari itu sudah terlewatkan, hari ini hari pertamaku mulai latihan modeling disanggar. Saat aku latihan, sempat Ray berkata kalau dia ingin sekali menemaniku latihan disanggar, tapi nyatanya tidak bisa.
Hampir setiap minggu aku latihan, sampai akhirnya tanggal 26 April nanti sanggarku mengadakan acara untuk memperingati hari kartini. Sebelum hari itu tiba, hampir setiap hari aku latihan. Dan akhirnya 3 hari lagi acara itu akan diselenggarakan. Hari ini sebelum pulang dan menjemput adikku Skyla yang malam ini baru saja pulang camping, ayah, aku, dan bunda mencari tempat makan.
Saat ditempat makan kami bertemu dengan teman ayah yang sedang bersama anaknya. Sepertinya aku kenal dengan anaknya, tapi siapa? Ohh yaaa..... Apa itu yang namanya Ferran? Kalau tidak salah dia itu temannya Ray.
Setelah makan aku ayah dan bunda berjalan-jalan sebentar sambil menunggu Skyla sampai di sekolahnya, lalu kami jemput. Saat sedang jalan-jalan tiba-tiba Ray bertanya padaku lewat chat 'Ra makan bareng siapa?' Tanya Ray
'Aku bareng ayah sama bunda' jawabku
Apa mungkin Ray tau aku bertemu dengan Ferran? -batinku
'Hmm tapi tadi aku kan makan bareng ayah bunda terus ayah ketemu temannya sama anaknya. Kalo ga salah sih anaknya itu Ferran' lanjutku dalam pesan mencoba menerangkan
Kenapa Ray berubah jutek seperti ini, bicaranya sedikit berbeda. Aku tahu ini karna aku bertemu dengan Ferran. Semuanya hampir berakhir hanya kerena masalah yang spele, tidak penting untuk dibicarakan apalagi menjadi permasalahan.
(260415)
Sekarang tanggal 25 h-1 first time aku tampil fashion show di salah satu mall yang ada di kota ini, aku mengatakannya pada Ray seminggu sebelum tampil, dia bilang dia akan datang untuk melihatku, sungguh aku sangat senang sekali.Tapi malam ini? 1 hari sebelum tanggal 26 Ray berkata "Kamu besok tampil kan? Kamu smangat Dara" ucapnya kepadaku lewat telfon
"Iyah, thank you. Kamu jadi dateng kan Ray?" tanyaku
"Hmmm... Itu aku mau kasih tau sama kamu, kayanya besok aku gabisa dateng deh"
"Yahh... Emang kenapa? Kan aku udah bilang dari jauh-jauh hari. Kamu juga udah bilang kalo kamu bakalan datang besok" jawabku yang sedikit agak kesal
"Iyah tapi gimana besok aku ada tehnical meeting sama anak pasko, dan itu ga bisa ditinggailin Ra"
"Iyah yaudah deh" jawabku singkat
"Gapapa kan Ra? Jangan marah dong"
"Gapapa Ray. Aku ga marah ko"
--SKIP--
Pagi yang indah, huftt aku masih merasa kesal karna Ray tidak jadi datang. Tapi tidak apa-apa. Saat sedang bersiap-siap untuk berangkat dan tampil, Ray mengirim pesan kepadaku "Dara, maaf ya aku gabisa dateng💖 Kamu semangat ya dear tampilnya({})"
Aku tersenyum melihatnya sambil membalas pesannya.
Aku, ayah, bunda, skyla dan tanteku sudah beraada di mall tersebut, aku menunggu di backstage giliran aku dan teman satu sanggarku tampil. Ayah menghampiriku di samping stage, aku meligat seseorang dan sepertinya aku mengenal siapa yang sedang berdiri di belakang ayah. Tapi aku menghiraukannya.
Aku melewatinya, ketika sudah lewat aku melihat kebelakang, ternyata itu Ray. Bukannya semalam dia bilang kalau dia tidak bisa datang karena ada tehnical meeting, tapi ko dia ada disini dengan temannya.
Saat aku kembali lagi ke backstage, Ray memanggilku. Aku menghampirinya "Kamu kapan tampilnyaa?" Tanya Ray
"Ga lama lagi juga aku tampil. Kamu katanya ga bisa dateng?" tanyaku padanya, Ray hanya tersenyum jahil.
"Kita foto dulu deh, nanti ga sempet foto bareng lagi. Rizki fotoin" ucapnya sambil memberikan cameranya kepada Rizki temannya. Sungguh aku tidak menyangka kalau Ray akan datang kesini, rasa kesal berubah menjadi senang.
Mengingat hari ini memang benar-benar menyenangkan. Aku bertanya lagi padanya lewat telfon saat sudah pulang. "Ray ko kamu bisa dateng bukannya ada tehnical meeting?" Tanyaku
"Hehehe aku kan mau kasih surprise ke kamu Ra"
"Tapi gagal, udah ketauan sama aku" ledekku.
Jika ada hari yang indah, pasti ada hari yang buruk dalam hidup. Baru beberapa hari yang lalu aku merasa senang karena Ray datang, dan 27 kemarin adalah 27 ke-8 hubungan kami.
(020515)
Aku tau disetiap hubungan pasti ada saja konflik yang mengancam retaknya hubungan. Hal itu terjadi pada hubungan kami ketika ingin menginjak bulan ke-9. End relationship, hal itu terjadi di situasi yang tidak mendukung dan membuat air mata berjatuhan.Hari senin tiba, biasanya setiap pagi aku terlihat ceria dihadapan teman-teman kelaskku, hari ini rasanya berbeda. Baru saja aku datang, temanku bertanya
"Dara tumben ga ceria kaya biasanya" aku hanya membalas dengan senyum meskipun TERPAKSA.
Yaa... Hanya teman terdekatku yang tau kenapa hari ini. Upacara akan segera dimulai, tapi aku masih duduk di tempatku "Daraaa... Ayoo cepatttt" teriak Erika
Aku berjalan keluar kelas, masuk dalam barisan upacara, aku selalu baris di depan. Tapi saat itu aku pindah ke barisan belakang, "Dara kenapa? Tumben kayanya ga ceria?" Tanya Riri salah satu teman yg berdiri disampingku.
"Ri... Dara kenapa tuh? Nangis kayanya?" Seru Fira, Riri melihat ke arahku, yang memang saat itu, tiba-tiba aku meneteskan air mata. Lalu Riri memanggil Shafa. Bergegas Shafa pindah menjadi dibelakangku.
"Ra... Gue tau semuanya, semalam Ray chat gue. Dia ceritain semuanya" ucap Shafa
"Dia chat apa Shaf? Gue liaaat..." seruku yang sudah menghapus air mata, dan sedikit tersenyum.
"Iyah nanti lu liat, tapi jangan nangis ya Ra" ucapnya, aku mengangguk mengiyakan.
Setelah upacara selesai, aku tidak langsung masuk kedalam kelas, aku duduk di teras depan kelas. Yang awalnya aku duduk sendiri, tapi satu persatu datang, Erika, Emma, kemudian Dennis.
Tidak lama setelah itu aku masuk kelas, "Daraaa.... Mau liat?" Ujar Shafa, aku menghampirinya untuk melihat, 4menit lebih aku melihat chatnya. "Hayoo jangan nangiss" aku hanya tersenyum menahan air mata saat Shafa berkata seperti itu.
Setelah selesai aku memberikan hp Shafa kepadanya, "Itu doang Ra, jang----" belum selesai dia bicara aku langsung memeluk Shafa "Shaf ini kaya mimpi" ucapku dalam isak tangis.
"Stop crying Ra. Just for while. Ga usah sedih gitu. Semalem juga kan udah gue bilang ke si Ray, ini tuh udah mau ujian, bukannya bikin semamgat malah bikin kalian berdua down" ujar Shafa. Aku hanya bisa terus menangis. Erika, Emma dan yang lain menanyakan ada apa denganku. Tapi Shafa menolak untuk menjawabnya.
"Udah Ra, nanti ada guru loh" Aku berhenti menangis. Dengan muka sedikit memerah aku bergegas pidah ke tempat dudukku.
Selama jam pelajaran aku benar-benar tidak bisa berkonsentrasi. Semua mencoba menghiburku, termasuk Aldrich. Aldrich laki-laki yang katanya tampan, banyak disukai wanita karena ketampanannya, tapi tidak dengan aku.
Ray mengetahui kalau Al mencoba dekat denganku, dia begitu terlihat cemburu. Aku mencoba menjelaskan semuanya kalau aku dan Al tidak ada hubungan apa-apa. Sulit menjelaskan sesuatu kepada Ray.
Selama kami putus, tapi kami tidak lost-contact. Kami masih saling mengabarkan satu sama lain.
Ujian telah dimulai, seperti biasa selama ujian aku tidak pegang gedget sama sekali, entah itu laptop ataupun handphone.
NOTES : Well, gua bakal lanjutin lagi storynya😊 tunggu ya kelanjutannya😁 Jangan lupa kasih vote kalian readers💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Terlarang (Maka Aku Mencintaimu Dalam Diam)
Ficção AdolescenteMencintai seseorang itu hal yang paling membahagiakan, tapi sangat menyakitkan. And if you know, it will make me so fall down in the darkness. -Daralis-