TIGA: Pacar?

42 2 0
                                    

Sedih. Katra meninggalkan aku sendiri. Mungkin cuman aku yang rela nemenin dia berjam jam, kemana aja dan ditinggalin begitu aja. Padahal aku ini bukan siapa siapanya. Kakak? Bukan. Adik? Bukan. Pacar? Bukan. Aku hanya teman dekat baginya. Tapi, aku ingin lebih dari sekedar teman dekat bagi Katra.

Aku pulang sendiri naik taksi tanpa Katra dan seperti biasa aku pulang hanya ada bi ay yang menyambutku dengan senyuman hangatnya.
"Katra kemana non? Biasanya mampir dulu" tanya bi ay bingung. Memang biasanya saat Katra nganterin aku pulang. Katra pasti main dulu
"Ga bi katranya pulang duluan tadi"
"Oh gitu. Mau mandi dulu non?"
"Iya. Aku makannya nanti aja jam 8 atau 9 biar langsung tidur aja"
"Oke" ucap bi ay yang meninggalkanku ke dapur

Aku segera berlari ke kamarku. Kalau kalian bisa melihat rumahku pasti kalian mengira rumah hantu. Karena, rumah ini hanya dihuni oleh aku dan bi ay. Kadang-kadang bunda.

Incoming call from bunda

"Halo bunda?"
"Eca, besok kamu ada acara gak?"
"Gak bun, kenapa emangnya?
"Besok ikut bunda yuk"
"Kemana?"
"Udah ikut aja gimana?"
"Iya bun. Bunda pulang jam berapa?"
"Sekitar jam 10 an ca. Bi ay udah masak buat kamu kan?"
"Udah bun. Yaudah aku mau tidur bun"
"Selamat tidur"

Kalau bunda bisa tau isi hatiku aku sedih bunda. Bunda sibuk sama kerja bunda. Papa? Aku bahkan udah gatau bun kabar papa. Dia dimana. Sama siapa. Dia punya keluarga lagi apa enggak.

Hari Minggu. Dimana bunda ngajak aku pergi. Entah kemana. Bunda bilang dia minta temenin ke rumah temennya. Kalian tau apa yang bunda lakukan disini? Yaitu..

"Ca ini anaknya tante namanya kevin"
tante Ani. Temen bunda. Dia orang yang memperkenalkan aku dengan seorang Kevin. Anaknya. Aku merasakan hawa bahwa aku akan mengalami zaman Siti Nurbaya.

"Oh iya tante. Kenalin nama gue Mahesa Cantika panggil aja Eca" ucapku sopan.
"Gue Kevin Adi Chandra. Panggil aja Kevin" jawab kevin setelah aku memperkenalkan diri
"Duh, kayanya kalian cocok nih" ucap tante ani ke aku dan kevin. Aku hanya membalas ucapan tante Ani dengan senyuman. Tante Ani pun pergi dan meninggalkan aku dengan kevin berdua di teras. Percayalah, selama 10 menit hanya ada keheningan diantara aku dan Kevin.
"Uhuk"
Sepertinya Kevin tidak suka keheningan. Jadi untuk memecahkan keheningan dia 'pura pura batuk'
"Batuk?" tanyaku.
"Enggak, tenggorokan lagi gatel aja"
"Oh"
Setelah hening mungkin sekitar 5 detik Kevin bertanya
"Btw, lo sekolah dimana?"
"SMA Labsky Jakarta. Kalau kevin?" tanyaku balik
"SMA Negeri 29 Jaksel" jawab Kevin
"Oh , sama sama jaksel"
"Jurusan apa?" tanya dia balik
"IPA. Kevin?"
"Sama. Ipa juga"
"Oh" ucapku singkat

Sejujurnya, aku sangat tidak senang berada pada situasi ini. Karena kalau dilihat dari luarnya saja dia adalah laki-laki yang disiplin kalau aku yang mendeskripsikannya dia adalah laki-laki yang tidak pernah pergi ke mall atau ke cafe.

Icoming call from Katra

Aku sangat bersyukur bahwa Katra menelponku pada saat situasi seperti ini

"Halo tra"
"Ca, besok mau dijemput gak?"
"Hah? Oh ada pr yang belum jelas"
"Apaansi ca, kan gue tanya mau dijemput apa enggak"
"Pr nya dikumpulin besok? Yaudah deh gua kesana. Demi lo nih"
"Lu butuh di ruqiyah ca?"
TUT
Aku segera mematikan telepon Katra dan pergi ke rumahnya pakai alesan kalau Katra minta bantuin kerjain pr nya. Aku segera pamit ke bunda, tante Ani dan Kevin.

Sesampainya di rumah Katra aku dipersilahkan masuk oleh bi iah. Bi iah adalah pembantu Katra. Sama seperti bi ay. Bi iah kenal aku karena aku sering bermain ke rumahnya.
"Heh ca , kok tadi malah ngomongin pr si? Kan kita beda jurusan" ucap Katra sedikit bingung
"Lo gatau si tadi gue lagi di rumah siapa" ucapku sambil memakan kue yang dibawa oleh bi iah ke ruang tamu
"Emang dimana?" tanya Katra bingung
"Gue di rumah tante Ani. Temennya bunda. Dia punya anak namanya Kevin kalau dari sudut pandang gue dia orangnya kuper dan gue hampir merasakan zaman Siti Nurbaya" ucapku panjang lebar
"Terus?" tanya Katra penasaran

Aku dan KauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang