Remember

136 23 40
                                    


Jaerim POV

Terlalu lembek. Itulah sifat Mina yang tidak aku sukai.

"Eummm, bagaimana kalau sekarang kita turun?" Ucap Mina kesekian kalinya. Bahkan aku sudah bosan mendengarnya.

"Tch! Apa kau tidak senang bertemu teman lamamu? Memangnya ada apa di kelasmu sehingga kau ingin sekali ke sana?" Aku mulai emosi.

"Iya! Memang ada apa di kelasmu?" Hani ikut bertanya dengan memasang wajah sinisnya yang terkesan di buat-buat. Terkadang dia itu kelewat bodoh.

Mina membulatkan matanya. "Yaaa!! Itu juga kelasmu Hani-ya, kita satu kelas. Apa kau lupa?"

"Ahh!! Benar. Bahkan kita melupakannya Mina-ya!! Kita bahkan belum memperkenalkan diri kita pada murid di kelas kita!" Hani terkejut dan langsung berdiri dari duduknya dan pergi menuju kelasnya.

"Hani-yaa!! Tunggu aku!! Eumm nanti kita bertemu lagi Jaerim-ah" Mina tersenyum canggung ke arahku lalu berlari mengejar Hani.

Sekarang teman-temanku benar-benar sudah meninggalkanku. Tch awas saja mereka.

Kalau seperti ini, terpaksa aku harus kembali ke kelas. Membolos di atas rooftop sendirian benar-benar tidak seru.

Ku turuni anak tangga satu-persatu. Ku lewati lorong sekolah yang sepi karena semua siswa berada di dalam kelas sekarang.

Akhirnya aku sampai di depan pintu ruang kelasku. Sebenarnya aku agak takut dihukum karena datang terlambat. Akhirnya ku beranikan diriku.

Saat ku buka, suasana kelas benar-benar kacau. Para siswa perempuan bergerumbul membicarakan tentang, entahlah aku tidak tahu dan tidak ingin tahu. Sebagian berdandan untuk mempercantik diri. Aishh jinjja.. apa mereka tidak tau kalau wajah mereka itu menakutkan dengan make up tebal.

Sedangkan siswa laki-laki, mereka malah saling melempar kertas dan bermain pukul-pukulan. Sebenarnya mereka itu umur berapa??

Memang seharusnya aku membolos seharian tadi. Yang bisa ku lakukan sekarang hanyalah tidur hingga jam sekolah berakhir.

Aku mendatangi mejaku yang terletak di belakang, di dekat jendela. Sangat strategis untuk anak pemalas sepertiku.

Jungkook POV

Suasana kelas benar-benar kacau.

Para namja, hampir semua dari mereka ricuh entah permainan apa yang sedang mereka mainkan. Selebihnya menggoda yeoja lain dengan melempari kertas ke arah mereka.

Para yeoja, mereka bergerumbul seperti sedang membicarakan sesuatu. Beberapa kali aku mendengar mereka seperti menyebut namaku, beberapa kali juga mereka menoleh ke arahku lalu tersenyum.

Aaarrgghhh aku benar-benar tidak suka suasana seperti ini. Kemana perginya guru-guru? Bukankah Ini hari pertama masuk. Kenapa malah banyak guru yang tidak hadir.

Cklekk...

Ku dengar suara pintu dibuka...

Aku harap itu seorang guru...

Semua siswa diam dan menatap ke arah pintu. Aku rasa itu benar-benar seorang guru.

Namun aku salah. Semua siswa kembali melanjutkan aktifitas mereka.

Seorang yeoja masuk dengan ekspresi kesalnya.

Dia berjalan ke arah bangkunya yang terletak persis di sebelah kiriku.

Saat melewatiku, ia menatapku. Melihatnya menatapku, aku berusaha sebisa mungkin untuk ramah. Aku menunjukkan senyum khasku padanya sekedar untuk basa basi saja. Namun ia memalingkan pandangannya lalu duduk dan tidur dibangkunya.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang