Herin berlari menembus hujan sambil menutup kepala dengan sapu tangannya. Ia berlari ke arah halte di depan sekolahnya. Ia duduk sendirian menunggu bus datang. Sesekali melirik jam pada hapenya yang kini sudah menunjukkan pukul 16.23.
"Ini sih gue bakal telat.." gumamnya.
"Aish!"
Herin menoleh ke arah kirinya, terlihat seorang laki-laki berseragam sama dengannya tengah mengumpat samar karena bajunya basah kuyup. Ia segera mengalihkan pandangan kala lelaki itu membalas tatapannya.
"Anak baru ya?"
Herin menoleh, lalu mengangguk dan perlahan tersenyum. Lelaki itu kini duduk di sebelahnya.
"Kita mirip.." ujar mereka bersamaan lalu tertawa pelan.
Herin melirik bet pada lengan kanan lelaki itu. Lalu segera membuka tasnya kala teringat sesuatu. Ia mengeluarkan sebuah kotak earphone dari dalam tas lalu menoleh lagi, menatap mata lelaki di sebelahnya.
"Lo tau gak siapa yang punya earphone ini? Tadi gue nemu di depan kelas lo." Kata Herin seraya menunjukkan kotak earphone berwarna hitam itu. Tertulis sebuah nama disana. Mark Lee.
Herin melihat lelaki itu tersenyum. Wajahnya seketika memerah kala lelaki itu menjawab, "Itu punya gue."
"Oh....." Herin bingung sendiri. Ia malu.
"Nama lo siapa?" Tanya Mark.
"Herin."
"Sekelas sama Jaemin ya?" Tanya Mark lagi.
Herin mengangguk sambil tersenyum. "Kenal Jaemin?"
"Kenal. Suka nongkrong bareng di warkop." Jawab Mark, seraya menunjuk warkop di seberang sekolah mereka.
"Tadi dia cerita. Katanya ada anak baru mirip gue di kelasnya."
Herin hanya tersenyum. Merasa canggung berada di dekat lelaki itu.
"Rumah lo dimana?"
"Cempaka putih." Jawab Herin. "Tapi gue ada les di jalan merdeka." Herin melirik jam tangannya. "Walau udah telat sih.." gumam gadis itu.
"Musik? Apa inggris?" Tanya Mark.
"Inggris."
"Mau bareng?" Tawar Mark. "Gue juga mau les musik samping tempat les lo."
Herin berbinar, tapi kemudian menatap hujan yang masih deras di depannya.
"Gue bawa mobil." Ucap Mark, seolah tau apa yang dipikirkan gadis itu.
"Oh.." Herin diam sebentar. "Ga ngerepotin?"
Mark tertawa. "Ngerepotin gimana sih. Kan sekalian gue juga mau kesana." Mark berdiri. "Gue ambil mobil, lo tunggu sini aja."
"Eh Mark lo mau ujan-ujanan?"
"Iya. Gapapa nanti sampe tempat les gue bisa ganti baju."
Herin hanya mengangguk. Lalu Mark berlari memasuki area parkir sekolah. Menuju yaris putihnya.
***
"Herin?"
Herin menoleh, lalu tersenyum mendapati Mark berada di belakangnya.
"Hai."
"Baru pulang?"
Herin mengangguk. "Lo juga?"
"Iya."
Hening lama. Sampai akhirnya giliran Herin untuk memesan.
"Hot choco satu ya." Herin menoleh pada Mark di belakangnya. "Mark? Mau gabung?"
"Eh?" Mark mengalihkan pandangan dari hapenya. "Yadeh. Gue hot coffee."
Herin mengangguk, lalu mengatakan pesanan Mark pada kasir.
"Semuanya 22.000, mbak.." ucap sang penjaga kasir.
Mark menyodorkan uangnya, membuat Herin menghentikan gerakannya membuka dompet. "Kok lo yang bayar sih?" Tanya Herin.
"Ya masa lo?" Mark tertawa pelan. Lelaki itu mengambil posisi berdiri di samping Herin sekarang.
"Ini pesanan dan kembaliannya. Terimakasih, semoga datang kembali."
Mark mengambil kembalian dan pesanannya. Herin mengambil hot choconya lalu berjalan mengikuti Mark untuk keluar dari barisan.
"Balik sekarang?" Tanya Mark. Herin mengangguk, lalu sibuk pada hapenya.
"Ngapain mesen grab? Sama gue aja."
Herin mendongak, lalu cepat-cepat menggeleng. "Nggak deh."
Mark mengernyit. "Kenapa?"
"Gue udah nebeng lo ke tempat les, barusan lo bayarin hot choco gue. Masa sekarang lo nganter gue pulang juga?" Herin terdengar keberatan. "Gue pesen grab aja." Katanya lalu menatap hapenya lagi.
"Sama gue aja, rin. Ga sayang uang apa? Ayo nyebrang, mobil gue masih di parkiran tempat les." Mark menggenggam tangan kanan Herin lalu menariknya.
"Bentar dulu. Lo pulang kemana?" Tanya Herin menahan Mark untuk menyalakan mobilnya.
"Cempaka putih." Jawab Mark santai.
"Ha? Lo blok apa?" Tanya Herin lagi.
"Lo?" Tanya Mark balik.
"Gue blok g."
"Gue blok j, jadi kita searah, oke?"
Herin menghela nafas. Mark hanya tersenyum lalu menjalankan mobilnya.
***
"Disini?" Tanya Mark lalu menatap rumah besar bercat putih di depannya.
Herin mengangguk. "Makasih ya. Maaf ngerepotin.."
"Gue bilang kan ga ngerepotin.."
"Besok gue traktir deh di kantin."
Mark tertawa. "Gimana kalo lo ngasih id line lo aja?"
Herin memerah. "Add aja herin002."
"Siapa yang mau add lo emang?"
Herin cemberut, lalu memukul pelan bahu lelaki di depannya. "Pulang sana."
Mark tertawa. "Dah.. nanti gue chat." Mark mengacak poni gadis itu lalu berlari masuk ke mobilnya.
Herin mendengus sebal. Gadis itu masuk ke dalam rumahnya kala melihat mobil Mark sudah berbelok di ujung jalan. Ia mengucapkan salam dan langsung berlari masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri.
Herin membaringkan tubuhnya pada kasur. Lalu meraih hape di atas nakas bersamaan dengan benda itu bergetar.
Mark Lee added you by line id.
Mark : Malem cantik :)
Mark : Besok aku jemput jam setengah 7 yaa
Mark : Jangan lupa add back
Mark : Cepet tidur, mimpi indah
Mark : Mimpiin aku :)Seketika Herin merasa darahnya mengalir cepat dan pipinya memanas. Ia berteriak dengan girang, membuat Jisung mengomelinya karena berisik.
Herin merasa masa SMAnya disini akan membawa kenangan manis.
***
Gaje iya aku tau:(
Tapi vomment dong:(
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Chewing Gum✔
Fiksi Penggemar"신기해 자꾸 마주 치고 있잖아 (너와나) 매일 똑같은 길을 같이 걷잖아 (신경 쓰여)" -Chewing Gum, NCT DREAM Book 1 : Chewing Gum [19 Nov 2016 - 19 Nov 2017] Book 2 : Twilight [19 Nov 2017 - 7 April 2018] Book 3 : Boomerang [19 April 2018 - ?] Highest rank #47 in short story #396 in...