"Apa?kalo lo itu suka sama gue?" Tanya alex dengan pdnya.
"Ih amit amit banget gue suka sama lo ya"
"Gue bercanda juga kali" ucap alex disertai tertawa
Tarissha memperhatikan alex yang sedang tertawa itu
'Gue emang suka sama lo lex' batin tarissha.
"Eh, pulang sekolah nanti lo sibuk ga?" Tanya alex tiba tiba.
Tarissha diam sejenak, lalu menjawab.
"Engga sih, kenapa?"
"Anterin gue yuk, gue mau nyari buku nih" pinta alex kepada tarissha.
'Dia ngajak gue keluar?gila banget' batin tarissha lagi
"Gausah sok sok mikir deh lo, padahal dalem hati juga lo kesenangan kan diajak keluar sama gue?" Goda alex sambil menaik turunkan alisnya.
"Idih, najis amat deh lo" ucap tarissha sarkastik.
"Yaudah lo mau kan?" Tanya alex kembali.
"Iya alex, cerewet amat deh lo" jawab tarissha.
Kringgg...
Bel pulang pun berbunyi.
Segera tarissha memasukkan buku bukunya ke dalam tas.
Suasana kelas yang tadi gaduh pun mendadak hening, entah apa yang membuat keheningan tersebut.
Tarissha yang memang tidak peduli, tetap memasukkan kembali buku bukunya itu.
Tiba tiba terdengar bisikan bisikan teman teman kelas tarissha.
"Anjir, dia ngapain kesini ya?"
"Gila, ciptaan tuhan yang satu ini emang sempurna banget"
Dan tentunya masih banyak lagi celotehan yang keluar dari mulut mereka.
"Hai lex" salah satu siswa menyapa alex.
'Lex? Alex maksudnya? Ngapain ada yang nyapa dia? Ini kan masih dikelas?' Tanya tarissha kepada dirinya sendiri tetapi ia tetap melanjutkan kegiatannya itu.
"Hai"
Tarissha seperti mengenal suara itu, segera tarissha mendongakan kepalanya melihat siapa yang menyapanya secara mendadak dihadapannya itu.
Dan siapa lagi kalau bukan alex.
"Eh, hai" sapa tarissha
'Ternyata emang alex toh, pantesan aja ni kelas tiba tiba sepi kayak kuburan' batin tarissha.
Dan sekarang sudah terdengar kembali bisikan bisikan oleh teman teman tarissha.
Dan setengah dari mereka diam mematung mengangumi ketampanan yang di ciptakan tuhan ini.
'Lah, ternyata alex nyari tarissha?'
'Ngapain dia nyari tarissha coba? Emang sih dia cantik, tapi kan tau sendiri lah ya kalo dia itu cueknya bukan main'
'Paling kalo deket alex langsung kicep tuh orang'
Kali ini tarissha kesal mendengar salah satu penuturan temannya itu, dan secara tidak langsung menganggap bahwa tarissha adalah perempuan yang tunduk jika di pertemukan pria tampan. Sungguh otak manusia iri memang selalu merendahkan orang.
Tarissha hanya memendam rasa kesalnya itu dan langsung menarik tangan alex untuk keluar kelasnya.
"Ih ga usah pake tarik segala kali tar"
"Eh lo itu, panes gue denger omongan temen temen gue, kalo nunggu lo buat jalan sendiri tanpa dipaksa itu kelamaan!" Bentak tarissha yang terlihat kesal.
"Lo ternyata lucu juga ya" ucap alex sambil tersenyum.
"Apanya yang lucu? Gue tu lagi kesel, jangan anggap kesel gue ini bercandaan bagi lo" ucap tarissha sambil mendengus malas.
"Heh, iya deh, yuk berangkat keburu sore" ajak alex.
"Yaudah ayo"
Tiba tiba ada sesuatu yang merangkul bahu tarissha.
Tarissha merasakan jantungnya akan keluar seketika itu juga, saat melihat tangan alex merangkul bahu tarissha.
'Dia?dia ngerangkul gue?' Batin tarissha yang tentunya dengan pipi yang sudah memerah seperti tomat.
---
Hai, makasi buat kalian ya yang masih setia buat baca cerita ga jelasku ini wkwk
Jangan lupa vote and commentnya guys
Thankyou😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Say?
Teen FictionDiusia yang sudah bisa dibilang remaja, Tarissha belum pernah merasakan apa itu 'pacaran'. Karena yang terlintas di otaknya hanya akan ada sakit hati disebuah hubungan. Dan selain ia takut akan sakit hati, sebenarnya Tarissha adalah gadis yang ding...