Chapter 4

42 0 0
                                    

“Wa’alaikum salam, adek mau daftar seleksi osis ya, silahkan ini formulirnya???” kata seseorang sambil memberikan formulirnya.
Akupun hanya bisa diam dan menatap tanpa berkedip, dan aku tidak menyangka yang di hadapanku itu adalah pangeranku.
“Emh.... iya kak”. Kata ku sambil gemetar
“Oh... gini formulirnya silahkan di isi, kalau ada pengumuman calon OSIS kumpul silahkan kumpul ya” kata ketua OSIS itu.
“Siap kak” kata ku mantap
Sementara Zio sedang asyik mengobrol di luar dengan Coline. Setelah selesai mengisi formulir akhirnya aku keluar.
“Eh dek Macca, semangat ya seleksinya” kata ketua osis
“Iya kak, makasih”. Kataku
Hati ku terasa berbunga-bunga dan ingin berteriak, itu hal yang paling langka aku dengar.
“Eh ca.... jangan girang gitu, dia kan Cuma nyemangatin gitu, mungkin semua calon OSIS juga di perlakukan begitu”. Kata coline
“Kamu mah nge-done nin perasaan ku yang berbunga-bunga, bete....” kata ku sambil pergi.
“Eh ca jangan ngambek gitu dong,” kata zio sambil mengejarku.
Akupun duduk di teras sendirian entah kemana mereka berdua, hati ku masih bed mood gara-gara coline tadi. Di kepalaku terasa dingin-dingin dan aku langsung melihat atas
“Ice Cream” kata ku girang
“Nih buat kamu biar ga bed mood mulu” kata zio
“Makaih zoo, kamu memang bisa deh,” kata ku sambil membuka Ice Cream dengan semangat.“Gitu aja bed mood, kalo liat ice cream aja langsung mood”. Kata zio sambil lahap makan Ice cream
“Iya deh maaf, oh iya mana coline” kata ku
“Seperti biasa ke kelas sebelah, nyari pangeranya” kata zoo.
“oh... Tio ya.” Kataku
Setelah makan ice cream dengan semangatnya sampai menghiraukan mulutku yang belepotan ice cream.
“Kamu kalo makan gini deh, kaya anak kecil aja” kata zio sambil membersihkan mulutku
Aku pun terdiam sesaat.
“Ehmm.... apan sih zoo, aku bisa bersihin sendiri kok. aku ke kamar mandi dulu ya”. Kata ku sambil pergi
Akupun pergi ke kamar mandi dan termenung sesaat. “Kenapa zoo begitu perhatian sama aku”. Kata ku dalam hati.
“Ah... ya jelas lah dia perhatian, dia kan sahabatku” akupun berbicara sendiri
Setelah selesai semuanya akupun pergi ke kelas untuk melanjutkan pelajaran. Setelah pelajaran selesai akupun pulang.
“Eh ca kamu ga bareng zoo lagi?” kata coline
“Iya bareng aku juga gapapa ?” kata zio menawarkan
“Enggak kok, aku di jemput mama, abis ini juga udah sampek” kata ku
“Oh gitu hati-hati ya kita duluan” kata zio sambil pergi ninggalin aku.
“ca aku juga cabut ya, sudah di tunggu Tyo di parkiran, da.....” kata coline
Setelah sekian menit aku menunggu, akhirnya aku bisa pulang dengan di jemput mama. Setelah sampai rumah akupun langsung mandi dan istirahat di kamar sambil membaca novel di WP kesuakaan ku. Hp ku pun berdering.
”ca udah sholat Ashar belum?”  WA dari zio.
“Emh... iya abis ini” balasku
”jangan nunda shlat, ga baik” balasan zio
“iya ini juga mau sholat” balasku.
Aku pun tergerak dan  langsung bangun dari ranjang dan langsung ngambil air wudlu dan mukena untuk sholat. Sesudah sholat akupun melanjutkan membaca. Aku pun merenung dalam hati. “zio emang Sholeh, setiap hari ngingetin aku sholat, pasti orang yang dapetin zio bakalan jadi orang yang beruntung. Mungkin tidak ya pangeranku seperti itu”  kataku bertanya-tanya dalam hati.
“Ca.... yuk makan, mama udah masakin kesuakaan mu” kata mama mengajakku ke ruang makan.
“Em.... baunya menggoda mah,” sambil menyendok lauk.
“Eh... ca berdoa dulu baru makan”. Kata mama
“iya ma” kata ku.
“Ca ajakin temen mu yang kemarin makan kesini dong, mama pengen kenal sama dia, sopan banget anaknya” kata mama
“Maksud mama Zio??” kata ku
“Iya lah, siapa lagi. Siapa tau masa depan bisa jadi menantu mama” kata mama sambil tersenyum.
“Mama ini apaan sih, dia itu sahabatku mah, mana mungkin jadi menantu mama”. Kataku nyengir.
“Emang kalau sahabat haram jadi jodoh ?” kata mama ingin menang
“ya....ga tau juga, udah deh pasti aku kalah deh kalau debat sama mama, iya deh kapan-kapan aku ajak ke sini” kata ku pasrah
“Gitu dong anak mama yang paling imut” kata mama menoel pipiku
“Mama paling bisa deh ngerayunya” kata ku
“Jelaslah” kata mama.
Setelah makan akupun ke kamar untuk belajar, di sela-sela belajar aku chattingan grup sama choline dan Zio. Seperti biasa kita gila-gilaan bareng walaupun tidak bersama-sama. Tapi ta juga tidak ninggalin kewajiban belajar.
“Eh zoo, kamu di suruh mama kerumah buat makan bareng bisa mu kapan ??” lewat chat pribadi
“Kalau ga kumpul osis aku bisa kok, ntar aku kabarin lagi” balasan zio
“oke lah, kemungkinan bisanya hari apa ?” balasan ku
“Hari pa ya,.... ???” balasan dari Zio.
“Kok ganti nanya sih, positifnya hari apa ??” balasanku
Akupun ketiduran karena menunggu balasan zio yang lama.

&&&&
Salam kenal buat reader. Makasih udah baca, tunggu lanjutan ceritanya ya. –iin- :)

Macaroon love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang