MEREKA

86 5 1
                                    

"Ayo semangat adiku sayang... " sapa kakaku sambil mencubit pipiku

"Apasih...  Sakit tau tumben perhatian" ujarku sambil melepaskan tangannya dari pipiku.

"Yaelah bukannya bersyukur di perhatiin sama kaka sendiri... Sama satu lagi ga usah sok strong deh.. Gua tau lu abis putus sama yodi" ucap kaka ku sambil merangkulku menuju mobilnya.

Kok kaka bisa tau ya apa jangan jangan kaka nanya sama Riri.... Ah ga mungkin atau mungkin Riri yang kasih tau ke kaka...  Atau jangan jangan... Ahhh makin banyak pikiran yang ga jelas. Mending aku tanya aja ah ke kaka.

"emmmm... Kaka.. Tau dari mana aku udh putus? " tanyaku sambil melihat kakaku yang sedang menyetir.

"Oh itu...  Gua tau pas gua pulang terus ada yodi nungguin di depan pintu rumah..  Pas gua tanya kenapa dia ga masuk dia bilang katanya takut ganggu lu..  Dia udah chat lu tapi lu ga bales dia takut lu masih marah katanya" jawab kakaku.

"Oh gitu... Masa sih persaan ga ada yang chat aku deh"ujar ku sambil mencari hp di tasku.

Pantesan aku ga ngerasa ada yang chat hp aku ternyata mati mungkin abis batre. Ya sudahlah aku juga lagi ga ingin megang hp. Aku masih bete, kesel.

"Inget ya kita cuma tinggal berdua, jadi kalau lu ada apa apa usahain bilang gua jangan di pendem sendiri, gua tau akhir akhir ini gua sibuk sama Silvi, tapi kalau lu ga suka dengan pacar gua yang manja, lu tinggal bilang,  kalau lu butuh apa apa bilang ke gua, gua ga mau satu satunya anggota keluarga yang tinggal bareng gua malah jauh dari gua" ucap kaka sambil memegang tanganku.

"Eh...  Iya ka maaf... " balasku.

Seketika mobil ini terasa sangat sunyi, tak seperti biasanya. Tak ada canda tawa hari ini hanya suara hujan yang semakin lebat yang ku dengar. Hanya kabut yang aku lihat. Hanya rasa kesepian yang kurasa.
Tak terasa aku sudah sampai. Saat aku berada di lorong untuk menuju kelas, aku melihat orang orang berbicara di dekat mading sambil melihat ku dengan sinis. Saat aku ingin mendengarnya lebih jelas ada seseorang yang menutup telingaku...  Saat aku lihat dia adalah Renal.
Wajahnya terlihat kesal sambil terus menutup telingaku ia mengantarku ke kelasku. Saat aku ingin bertanya padanya ia hanya memalingkan wajahnya dariku. Aku penasaran sebenarnya ini ada apa.
Saat sudah sampai di depan kelas ternyata Riri sudah menunggu iya menunjukan wajah yang sangat cemas.
"Ra lo hati hati ya.. Kalau ada apa apa bilang ke gue okey" ucap Renal sambil meninggalkanku.

Aku sangat heran tapi di satu sisi Riri sangat cemas.

"Ri ini ada apa sih? "tanyaku padanya

"Gini Ra sebenernya di luar sana pada ngomongin kamu gara gara kamu putus sama yodi.. Trus pacar yodi tadi ke sini nyariin kamu.. Tapi yang aku anehin itu kenapa kamu yang di bilang cabe cabean lah.. Perusak Hubungan Orang lah, centil, genit, dan lain lain... Tapi tenang Ra satu kelas kita dukung kamu" balas riri.

Aku hanya diam karna ga tau apa apa. Aku hanya menuruti maunya Riri.

Saat semua guru sedang rapat, kelas kami yang tadinya ramai seketika sunyi karna ada wanita yang masuk ke kelas. Aku ingat wajahnya dia anak kelas 11... Dia pacar yodi, mau apa dia ke sini. Kenapa dia liat ke arah ku. Aku yang bingung hanya melihat Riri yang terlihat cemas.

Saat iya maju mendekat ke arahku
"Oh jadi ini cabenya... Cantik sih tapi kok ngerusak hubungan orang lain" ucapnya sambil memengang rahangku dengan tangan kanannya.

"Aww... Sakit tau..  Lepas ga" ucapku sambil berusaha melepas tanganya. Saat ada yang ingin menolongku teman temannya menghalangi.
Aku melihat ketua kelas keluar entah mau kemana tapi aku harap iya memanggil guru atau kakaku.

DIA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang