PART 1

13 2 1
                                    

     Halo semua, mungkin saat membaca ini ditempat kalian sedang pagi, siang, sore, atau pun malam. Saat membuat novel ini disaya sedang pagi.

     Pagi semua.
     Menurutku hari selalu pagi.  Diantara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu yang paling indah. Ketika janji- janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di pesawahan hingga nan jauh di kaki prgunungan. Pagi berarti,satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi. Pagi berarti satu malam dengan mimpi-mipi yang menyesakkan terlewati lagi; malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan dan helaan napas tertahan.
Baik kita mulai ceritanya aja, jika ada kata yang bukan bahasa indonesia ada artinya di akhir ya.

     Pada suatu pagi, telponku berdering (panggilan dari ibu).

" Daikichi kau dimana? , pemakamannya sudah akan di mulai." ucap ibu du telepon.
"Ya,aku akan kesana sekarang" ucap daikichi di telepon.

     Sesampainya di rumah kakek saat di pintu gerbang ada seorang anak kecil yang berdiri sambil menatapku dengan tatapan kesepian. Setelah pemakaman selesai, semua keluarga membicarakan anak itu. Tidak ada satu keluarga pun yang mau mengasuhnya. Aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya pada anak itu nanti.

" kalau begitu aku saja yang mengasuhnya" kataku pada semua
"Daikichi apa maksudmu, diakan..." kata ibuku
" aku tak peduli, karna tetap harus ada yang mengasuhnya bukan" ucapku kesal

     Aku menghampiri anak itu,aku bertanya pada anak itu,
"Siapa namamu?" tanyaku
"Rin..., Kaga rin"kata anak itu.
" Baiklah rin, maukah kau tinggal bersamaku?" tanyaku lagi.
Tanpa bicara anak itu mendekatiku dan mengangguk padaku.

     Kaesokan harinya, aku sudah sampai dirumahku. Aku mendengar suara anak kecil yang membangunkan ku,
" Oji-san, sudah pagi. " Oji-san" ucap rin.
"Oh ya gomen,ehhhh" kata ku dengan ekspresi terkejut.
" oji-san, aku lapar" ucap rin lagi.
"Chotto, jangan memanggilku oji-san, seharusnya aku yang memanggilmu oba-san" kataku
"Hihihi, gomen gomen" tawanya kecil.

     Setelah itu aku mengajak rin berbelanja kebutuhannya untuk tinggal di rumahku. Saat di perjalanan aku terus bertanya apa saja yang dibutuhkannya, saat aku bertanya tiba-tina dia dia berhenti mendadak.

" Rin janagan berhenti secara tiba-tiba" ucapku
"Daikichi, ambilkan daun yang warna hijau itu" ucapnya,sambil menunjuk pada daun di atas pohon
     Saat aku mengambil dan memberikan padanya dia tersenyum bahagia.

"Akan lebih aman jika berpegangan tangan" ucapnya sambil memegang tanganku
"Lebih aman ya" jawabku

     Sesampainya di toko,dia menunjuk sebuah baju ....

"Daikichi aku mau yang itu" katanya sambil menunjuk baju berwarna oren
" ini bagus, rin berapa ukuran bajumu?" tanyaku
"Tidak tahu, tidak tahu"  jawabnya, sembil menggerak-gerakan tangannya ke atas ke bawah dengan ekspresi yang lucu
     Sepulang dari berbelanja aku sibuk mencari tempat penitipan untuk rin. Aku tidak menemukannya tapi aku menemukan tempat penitipan sementara, dan akhirnya untuk sementara rin tinggal di penitipan itu saat aku bekerja. Hari-hari berlalu sampai saatnya untuk rin sekolah tk, sesampainya di sekolah itu ada tes maauk kesehatan dan saat rin di periksa dokter yang memeriksa rin berkata ada sedikit yang salah dengan kejiwaan rin,itu bukan berarti rin gila atau apa tapi. Tapi yang pasti ada yang janggal dengan rin.
Sekian part 1 nya tunggu part 2 nya ya.
Catatan:
1. Oji-san= paman
2. Chotto= tunggu, hei
3. Gomen= maaf

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Usagi DropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang