part 7

1.9K 249 23
                                    

Sasuke melihat bangku Naruto yang telah kosong. Jangan salahkan bila Naruto sekarang tak ada di tempatnya karna ini waktunya istirahat. Dan sebelum Sasuke sempat menghampiri meja Naruto para fansnya yang telah menggerubungi mejanya terlebih dahulu. Beberapa makanan di atas meja dari fansnya di biarkan begitu saja. Yang terpenting sekarang adalah mencari sang pujaan hati.

"Apa kamu melihat Naruto?" tanya Sasuke pada seorang anak saat di luar kelas.

"biasanya dia bersama Shikamaru dan Kiba di studio"

"Studio??" jujur walau sudah 2 minggu di sini Sasuke bahkan belum pernah keliling sekolah untuk melihat lingkungan sekolahnya. Yang dia tau hanya kelas dan parkiran serta gedung olahraga.

"Ruangan paling pojok" tunjuk anak itu pada Sasuke.

Tanpa mengucapkan terimakasih dan permisi Sasuke segera menuju tempat yang di maksud. Dengan perlahan Sasuke membuka ruangan itu. Tak ada siapapun. Sasuke masuk ke dalam mengamati tempat yang berukuran kira-kira 10x10m itu. Satu set sofa berwarna merah tua dengan fariasi warna hitam, beberapa rak yang berisi buku dan hiasan, tv beserta PSnya, meja serta kursi putar di bagian ujung ruangan tak lupa computer di atasnya dan tembok yang penuh dengan tempelan foto. Sasuke menuju kearah dinding itu. Mengamati beberapa foto Naruto yang tengah tertawa di beberapa kegiatan. Hingga matanya menatap foto Naruto dan Shikamaru. Bukan hanya satu tapi banyak foto Naruto dan Shikamaru bahkan matanya sedikit melebar saat menemukan foto dimana Shikamaru dan Naruto hampir berciuman. Itu adalah foto yang diambil Kiba di ruangan ini.



"Dua hari lagi pertunangan kalian. Sekarang katakana sebenarnya apa yang kamu rencanakan?" tanya Shikamaru saat keduanya tengah tiduran di atas rumput di belakang sekolah. Tempat pertama kali Shikamaru melihat Naruto menangis. Naruto menggelengkan kepalanya yang berada di dada Shikamaru.

"Kamu sendiri tidak mengatakan apa rencanamu padaku waktu itu" ucap Naruto sedikit merajuk.

"Merepotkan, aku hanya tidak ingin kamu ikut berfikir dan merasa terbebani"

"Jangan hanya karna IQ ku tidak mencapai 200 bukan berarti aku bodoh. Aku bahkan selalu menjadi nomer 2 setelah dirimu"

Shikamaru tersenyum mendapati sang pacar yang memasang wajah cemberutnya. Dengan gemas di tariknya hidung Naruto.

"Iya aku tau kamu pintar..."

Naruto tersenyum lebar, rasanya dia ingin setiap hari seperti ini. Tak perlu pulang kerumah dan bertemu ibunya. Atau harus bertemu orang-orang dan memasang wajah jutek. Naruto merasa lelah dengan hidupnya. Hanya saat bersama Shikamaru Naruto bisa jadi dirinya sendiri. Tertawa, cemberut, menangis, Shikamaru tak akan merendahkannya.



Naruto turun dari motor Shikamaru dan menyerahkan helm yang tadi di pakainya pada Shikamaru.

"Nanti aku akan menghubungimu" ucap Shikamaru yang dibalas anggukan Naruto. Naruto masuk ke rumahnya setelah memastikan Shikamaru benar-benar menghilang dari hadapannya. Tanpa Naruto sadari ternyata sedari tadi Kushina menatap interaksi mereka berdua dari ruang kerjanya di lantai 2.

"Mama sudah memperingatkanmu untuk menjauhi Shikamaru. Kenapa kamu masih bersamanya?"

Naruto sedikit terkejut mendengar suara Kushina hingga dia menghentikan langkahnya. Naruto membalikan badannya dan mendapati Kushina tengah duduk di sofa ruang tamu menatapnya tajam.

"Shikamaru adalah pacarku jadi tidak ada yang salah dengan kedekatan kami ma..."

"Jaga ucapanmu Naruto...! kamu harus ingat pertunanganmu tinggal 2hari lagi. Dan tak akan mama biarkan kamu mengacaukannya"

"Aku juga sudah bilang sama mama kalau pertunanganku tak akan pernah terjadi" ucap Naruto yang juga menatap Kushina tajam. Hinga Naruto memutuskan pandangannya dan berbalik melangkah menuju kamarnya.

Naruto menutup pintunya dengan keras dan melempar tas yang sedari tadi di pegangnya kearah ranjang. Dia sendiri ikut merebahkan tubuhnya di sana. Hingga suara pintu di kunci kembali membangunkannya. Naruto menuju kearah pintu dan mencoba membukanya tapi benar dugaannya, pintu itu di kunci dari luar.

"MA... APA YANG MAMA LAKUKANNN...!!" seru Naruto sembari mengedor-gedor pintu itu.

"Mama akan mengurungmu hingga hari pertunangan nanti"

"NARU GAK MAU MAAA..."

"Ini yang terbaik untukmu Naru" ucap Kushina beranjak pergi dari hadapan pintu Naruto.

Naruto masih berteriak memangil ibunya dan mengedor-gedor pintu tapi tak ada jawaban hingga akhirnya dia menyerah.



"Sasuke makan malamnya telah siap, ayahmu sebentar lagi turun. Lebih baik kita ke meja makan sekarang" ajak Mikoto pada sang anak.

Sasuke yang saat itu sedang tiduran menatap ibunya.

"Ayah pasti akan lebih senang jika kak Itachi yang ada di sini" gumam Sasuke. Mikoto melebarkan matanya.

"Kenapa kamu berkata seperti itu sayang. Kamu dan Itachi sama saja bagi kami. Kalian berdua sama berharganya untuk kami"

"Tidak..., ayah tak pernah memandangku. Dia hanya mau memandang Itachi" Sasuke menghentikan kalimatnya saat merasa sesuatu yang sesak di dadanya. "Kenapa harus Itachi yang pergi? Harusnya aku saja" kali ini benar-benar sesak di dadanya. Mikoto segera memeluk Sasuke erat.

"Apa yang sedang terjadi? Apa kamu merindukan kakakmu?" seolah Mikoto tau bahwa ini bukan tentang Itachi.

"Tidak ada... aku hanya sedikit gugup dengan pertunanganku"

Mikoto tersenyum pada sang anak. "Apa kamu sangat mencintainya?"

"Hn"
"Mama akan selalu mendukungmu sayang" ucap Mikoto kembali mengelus rambut Sasuke. Tanpa mereka sadari Fugaku melihat interaksi antara ibu dan anak itu.



Pagi itu Shikamaru tidak menjemput Naruto di depan rumahnya. Karna semalam Naruto menghubunginya dan menceritakan apa yang terjadi. Shikamaru sempat marah dan hampir mendatangi rumah Naruto. Tapi Naruto melarangnya dan dia bilang dia sudah punya rencana. Jadi kali ini Shikamaru hanya bisa sabar menunggu kedatangan sang kekasih di tempat janjian.

Naruto telah siap dengan semua barangnya. Hanya beberapa baju dan benda-benda yang akan di perlukan. Selebihnya dompet maupun hp dia letakan di atas meja rias. Setelah melihat mobil ibunya meninggalkan halaman, Naruto segera menuju kearah balkon kamarnya. Dengan sangat hati-hati Naruto berusaha turun melalui pohon di sebelah kamarnya. Setelah itu dia segera menuju halaman samping dan membuka pintu samping dengan pelan. Naruto tau hanya pintu ini yang tidak di jaga oleh penjaga suruhan ibunya. Karna selain tertutup semak-semak pintu ini telah lama tidak di dunakan. Mungkin ibunyapun lupa bahwa ada pintu di sini. Tanpa membuang waktu Naruto segera berlari ke tempat Shikamaru menunggunya.

Shikamaru bernafas lega saat mendapati Naruto berlari kearahnya. Di peluknya tubuh Naruto sebentar sebelum menyuruh Naruto masuk ke dalam mobilnya.

"Jadi rencanamu adalah kabur?" tanya Shikamaru.

"Untuk sekarang itu rencanaku"

"Memangnya kamu akan pergi kemana?"

"Aku akan pergi ke konoha"

"Itu... sedikit jauh" Shikamaru mengerutkan halisnya.

"hanya perlu 5jam naik kereta"

"Dan 6jam naik mobil. Baiklah aku akan mengantarmu"

"Tidak... kamu harus sekolah"

"Dan membiarkanmu pergi sendiri tanpa aku tau tempat seperti apa yang kamu tuju dan dengan siapa kamu nanti tinggal? Tidak, terimakasih. Aku akan merasa senang di repotkan bila itu kamu" ucap Shikamaru sembari menjalankan mobilnya. Naruto hanya bisa tersenyum melihat sang kekasih yang biasanya tampak malas itu nampak bersemangat.



Sasuke menatap meja Naruto dan Shikamaru yang kosong. Bukan suatu kebelulan jika mereka berdua tidak masuk secara bersamaan. Sasuke mengepalkan tangannya menahan kekesalannya. Dia paling tidak suka miliknya di sentuh oleh orang lain. Tanpa menyadari bahwa milik orang lainlah yang ingin di milikinya sekarang.

LOVE IS NOT BUSINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang