"Namaku lili..."
"Ahh, lili nama yang manis" ucapku dalam hati. "Tapi tunggu lili? Siapa dia? Siapa yang bicara? " ucapku dalam hati setelah sadar dari lamunan dan aku mencoba untuk mencari sumber suara, suara yang kecil dan lembut itu. Dan saat aku menengok kearah kanan aku melihat ada seorang gadis yang sedang menatapku tajam. Dan ternyata "ka..u si manis dengan payung tadiiii" teriak ku kaget melihatnya.
Dengan reflek aku menutup mulutku dengan kedua tanganku karena aku merasa aku teriak terlalu keras dan menjadi pusat perhatian. "K..a..u apakah kau bernama lili?" Ucapku ragu. "Iyah namaku lili" ucapnya datar sambil mengangguk ngangguk kan kepalanya "tapi kenapa kau memberi tahu namamu padaku?" Tanya ku yang masih bingung dengan semua keadaan. "Bukankah tadi kau ingin mengetahui nama gadis yang menolongmu saat kau terpeleset?" Ucapnya dengan lantang "Ett.. tunggu sebentar, kau tadi bilang apa, menolong?" Ucapku kesal "yap aku menolongmu" jawabnya tanpa ragu. "Hah menolong apanya, kau.. kau hanya bertanya padaku, setelah itu kau pergi meninggalkan ku tanpa menawariku untuk payungan bersama" ucapku membenarkan kata katanya. "Bukan kah kau sudah basah kuyup karena jatuh, jadi untuk apa aku berbagi payung denganmu?" Ucapnya dingin. "Oi..oiii gadis ini, apakah dia tidak memiliki perasaan. dan lagi sifatnya tak semanis wajahnya. Hah.. Sungguh paras wanita memang benar benar bisa menipu" omelku dalam hati. "Hah kau memang wanita yang dingin dan jahat. Sikapmu tak semanis wajahmu" ucapku tanpa sadar. Dan kata kataku berhasil membuat pipi gadis itu memerah padam. "A..pa kau bilang? Jahat, dingin? Oi apakah kau tak pernah berbicara dengan wanita hah?" Ucapnya dengan kesal sambil menatapku dengan tajam dan dia tampak sangat kesal.
"Apa kau bilang tentu saja pernah, dan lagi berhentilah menatapku seperti itu" ucapku sambil memalingkan wajahku darinya "dia semakin manis saat sedang kesal. Siall aku salah fokus" ucapku dalam hati dan aku merasa wajahku sangat panas. Lalu terdengar suara samar samar tentang pemberitahuan tentang stasiun selanjutnya. "Ahh, sudah hampir sampai" ucapku sambil berdiri dan meninggalkannya. "Sampai bertemu lagi gadis jahat" teriakku sambil berlari kearah pintu keluar. Karena aku hampir sampai di stasiun tempat biasa aku turun.Gommen, minna aku gak bisa update teratur, dan juga gak nentu kapan updatenya. Maaf iyah semuaa. Tapi semoga kalian suka sama ceritanya 😊🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi No Na Wa
RomanceDia yang duduk menunggu diantara para calon penumpang kereta sore. Mata yang terpaku pada sebuah buku yang tidak menarik menurut ku, tapi bola mata yang berwarna coklat terang yang terus bergerak dari kiri ke kanan dan terkadang senyum kecil nan man...