"Bangunn woy"
Serunya dari ambang pintu."Ditt oyy, bangunn dong, udah siang juga" Ulangnya sambil berdecak pinggang
"Elbarack Aditya bangonn!"
Ia mendekat, sedikit berteriak, lalu menyibak bedcover yang menutup tubuh Aditya."Udah dong, bangun ih! Atau mau gue siram lagi lo ya?"
Ancamnya lengkap dengan segelas air putih di tangan kiri yang ia ambil di meja samping ranjang.Abinaya Elbarack Aditya, lelaki yang sudah bertahun-tahun lamanya menjalin persahabatan bersama Meyluna Athalia Gilsha. Usia mereka yang kini sudah hampir memasuki 17th menyebabkan keduanya tak ragu lagi untuk tinggal bersama.
Aditya, lelaki broken home yang selalu ceria di hadapan semua orang meski terkadang hatinya meronta kesepian, dan hal ini hanya Luna lah yang tahu. Gadis yang sejak 15tahun lalu bersahabat dengannya. Aditya memang broken home, ia memiliki masa lalu yang kelam karena kedua orang tuanya, tetapi ia tetaplah Aditya yang dulu, Aditya yang baik, pintar, ceria, nurut, dan ramah. bukan malah menjelma menjadi badboy seperti lelaki yang bernasib sama dengannya.
Hanya Luna yang memiliki pandangan lain terhadap Aditya, bersahabat sejak 15tahun lamanya membuat Luna lebih banyak tahu sifat Aditya yang lain. Baginya Aditya merupakan orang yang sangat menyebalkan, namun juga perhatian, suka ikut campur urusan pribadinya dan poling terakhir yang amat di benci Luna adalah sifat jahil yang tak akan pernah ada hentinya.
"ADIITTYAA!!"
Suara Luna meninggi tepat di telinga kanan Aditya yang masih terjaga dalam lelap."Bangun gak lo, gue siram beneran nih, bangun gak! Oyy, heh monyet bangunn!"
Merasa ancaman pertamanya tidak juga di hiraukan, Luna memulai aksinya dengan memasukkan jari tangan kanan ke dalam gelas berisi air putih, lalu menyipratkan sedikit air itu tepat di muka seseorang yang hingga kini masih setia memejamkan kedua mata."Apaan sih Lun! Iya iya gue bangun.gak usah main nyipratin air lo, anying"
Umpatnya kesal, tidurnya telah di usik oleh gadis yang tak bertanggung jawab, gadis itu telah membubarkan mimpinya."Mangkanya kalo gue ngomong di dengerin. Gak usah begadang kalo susah di bangunin, nonton drama korea mulu lo sampe jam 2, ngalah-ngalahin Vina yang notabenya kpopers dari lahir"
"Bawel lo ah! ngapain sih lo bangunin gue pagi buta di hari minggu"
Merasa kesal karena tidurnya di ganggu, Aditya kembali merebahkan badannya di atas ranjang lalu memeluk guling dan membelakangi posisi Luna."Pagi buta pala lu Dit, bener-bener deh ya kerjaan lo mimpi mulu, masa Jam 9 gini lo bilang pagi buta?"
"Paginya hari minggu bagi gue jam 12, gimana dong? Udah deh ya, dari pada gue ribut ama lu, mending gue tidur lagi, dan lo ngapain kek gitu, asal jangan ganggu waktu tidur gue"
"Hehh kebo babi monyet, seenggaknya temenin gue masak kek, nanti juga lo yang paling banyak nambah makan"
"Gak mau Lun, males gue. delievery aja kalo laper, atau minta bi kiyem masakin, gampang kan? Gak nyusahin orang juga"
Jawabnya santai, dan berusaha melanjutkan tidur nyenyaknya yang sempat terhenti."Ok delievery! Tapi. telfonin mbak mbak Pizza HUTnya dong Dit, gue lagi pengen makan keju mozarella nih" wajah kesalnya berubah menjadi antusias ketika menyebut nama mozarella. "Pesenin gue pizza Cheese Deluxe pinggiran cheese bites ukuran la-!"
"Manja banget sial! Pesen sendiri dong, lo ga ngerti orang lagi ngantuk?"
Jawabnya kesal, ia sengaja memotong pembicaraan Luna dalam sedetik. Aditya begitu malas mendengar suara cempreng Luna di pagi hari. Ya! Suara Luna akan berubah menjadi cempreng kala ia sedang antusias seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
not REVEALED
FanfictionKetika rasa ini hadir, seakan ia meminta sebuah balasan, rasa ini menuntutku untuk tetap ada dan memaksa agar segera terungkap, cepat atau lambat.