Part 21

4.5K 298 45
                                    

Berita meninggalnya Jonathan langsung tersebar sangat cepat. Berita lokal, nasional, maupun internasional menyiarkan ataupun memuat kabar meninggalnya pengusaha terkenal pada tahunnya. Di rumah duka sudah banyak berdatangan karangan bunga bela sungkawa. Para kerabat juga sudah memenuhi rumah duka. Jo akan di kebumikan di pemakaman keluarga pada pagi menjelang siang hari.

Saat mendengar kabar meninggalnya Jo, Antonie dan Kenan langsung terbang ke Paris mengingat kedekatan keluarganya dengan keluarga Calvin. Kate berkali-kali menelpone Nath untuk menanyakan apakah ia sudah tahu kabar duka itu, namun Nath belum mengangkat telponenya. Tanpa lelah Kate terus menelpone Nath dan akhirnya pria itu mengangkat panggilannya,

"100 panggilan tak terjawab." Ujar Nath pertama kali saat mengangkat telpone Kate.

"Nath! Apa kau mabuk? Kau berada di klab bukan?" Kate dapat mendengar suara Nath yang mabuk dan dentuman suara EDM, "ini sudah pagi hari tidak kah kau pulang?!" Omel Kate.

"Sudahlah, sebentar lagi aku akan pulang. Ada apa? Kau sudah tidak marah pada ku lagi." Sejak pulang dari Florida Nath merasa Kate menjauhinya.

"Ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat. Apa kau sudah mendengar kabar meninggalnya kakek Keira?"

"Iya, kabar kematian itu menjadi viral di media online." Jawab Nath seperti yang meninggal tidak memiliki arti apa-apa untuknya.

"Apa kau tidak pergi ke Paris? Keira pasti membutuhkan mu. Ia pasti sangat terpukul dengan kematian kakeknya. Aku akan memesankan tiket ke Paris untuk mu dengan penerbanagan waktu terdekat."

"Untuk apa? Yang meninggalkan hanya kakeknya, bukan ayahnya. Lagi pula ada ayah atau kakaknya."

"Mr. Equino pasti sibuk menjaga ibunya dan Danial pasti menjaga Mrs. Equino. Tidak kah kau peduli pada kekasih mu?!" Kate benar-benar tidak habis pikir.

"Aku akan mengirimkan ungkapan bela sungkawa melalui pesan singkat. Sudahlah, aku ingin kembali bersenang-senang. Bergabunglah bersama ku di klab jika kau ingin. Sampai jumpa sayang!" Nath langsung memutuskan sambungan telponenya begitu saja.

Benar kata Kate, Kenan dan Antonie datang sedikit terlambat sehingga mereka langsung menuju ke pemakaman saat tiba di Paris karena jasad Jo akan segera di kebumikan. Area pemakaman di jaga ketat dan cukup ramai dengan para pelayat yang memakai pakaian serba hitam.

Beberapa orang memberikan penghormatan terakhir untuk Jo dan setelah itu Calvin menyampaikan sedikit pidato mewakili keluarganya. Sebelum peti jenazah diturunkan Calvin berbicara terakhir kali kepada jasad ayahnya,

"Selamat jalan, dad. Kau adalah panutan ku, kau ayah terbaik di dunia ini untuk ku, aku mencintai mu lebih dari yang kau tahu. Beristirahtlah dengan tenang, aku akan menjaga mom, menantu mu, dan cucu mu dengan baik." Calvin mencium peti jenazah lalu mundur menjauhi peti jenazah.

Calvin memakai kaca mata hitamnya untuk menutupi air mata yang menggenang di mata birunya. Biar bagaimana pun ia harus tegar untuk keluarganya. Vionna mencoba mendekati petih jenazah suaminya, Calvin membantu ibunya itu karena tubuh ibunya sudah lemas.

"Jo, mengapa kau meninggalkan ku? Bukankah aku sudah bilang bahwa aku akan mati di pangkuan mu! Aku bisa mati tanpa mu sayang..." Vionna hampir saja jatuh namun Calvin langsung menopang tubuh ibunya.

Kini Carin bergantian mendekati peti jenazah ayah mertuanya dengan di dampingi Danial karena Carin sempat pingsan sebelumnya, "terimakasih dad telah menerima ku. Terimakasih telah menyayangi ku layaknya aku putri mu. aku sungguh beruntung. Aku berharap seluruh wanita di dunia ini mendapatkan ayah mertua seperti mu, selamat jalan dad." Carin kembali menangis dan Danial langsung memeluk ibunya dan menenangkannya.

The EquinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang