6.Night

16 3 0
                                    

***

Rina yang merasa sendirian di rumah pun pergi ke kost temannya, bukan karena takut hantu. Tapi Rina memiliki alasan tersendiri untuk meninggalkan rumahnya itu. Kost teman Rina itu tidak jauh dari tempat tinggalnya, dan ia akan menginap selama Vania pergi.

"Gue nginep di kost-an Putri, lo hati-hati di jalan"
Rina mengetik pesan singkat untuk sahabatnya, Vania. Lama tak terdengar balasan dari Vania, Rina pun merasa khawatir dan memutuskan untuk menelpon Vania.

Tuuut.. tuuuut...tuuut...
"Halo Rin?"

"Hallo, lo Dion kan?  Vania dimana? Dia baik-baik aja kan Yon?

"Dia baik-baik aja disamping gue, sekarang lagi tidur, kecapekan kali"

"Oh bagus deh kalo gitu, gue khawatir banget sama dia Yon. Lo hati-hati bawa mobilnya ya, jagain sahabat gue"

"Iya Rina"

Rina pun menutup telponnya dam mulai merebahkan badannya karena merasa lelah hari ini.

***

Di sela-sela mimpi indah Vania merasa ada yang mengusik tidurnya. Vania pun memutuskan untuk membuka matanya dan melihat siapa yang sudah mengganggu tidurnya

"Loh kok kamu bangun?" tanya Dion yang kaget dan merasa bahwa dirinya telah mengganggu tidur kekasihnya
"Iya, kamu tadi angkat telfon dari siapa?"

"Oh tadi Rina nelfon nanyain kamu"

"Terus kamu jawab apa?"

"Aku bilang kalo putri cantik Aku lagi tidur" ucap Dion yang sengaja menggoda Vania

"Kamu tuh ya, jago banget ngegombal"

"Kok gombal sih? Faktanya gitu kan? Kamu cantik"

Vania hanya membalas dengan senyum manisnya, dan tiba-tiba ponsel Vania berdering

Melihat itu, Dion seperti berkata "siapa?" dan Vania tak menjawab pertanyaan kekasihnya itu

"Hallo Ma?"

"Kamu masih dimana nak?"

"Aku udah deket kok Ma, bentar lagi juga nyampe"

"Oh yasudah, Mama tunggu ya nak. Hati-hati di jalan"

"Iya Ma" Vania pun menutup telfon dari Mamanya

Tak lebih dari 10 menit mereka sudah sampai didepan rumah Vania

"Kok sepi sih?" tanya Dion sambil sesekali melihat keadaan rumah Vania

"Ya pasti sepi lah, sekarang aja kan udah hampir jam 12 malem. Disini tuh bukan kota, jadi wajar aja kalo jam segini udah sepi"

Dion hanya mengangguk tanda meng-iya-kan perkataan kekasihnya

"Terus, kamu yakin orangtua kamu belum tidur?" Tanya Dion,takut-takut kalau orangtua Vania sudah tertidur

"Masuk aja dulu yuk"

Tanpa menunggu jawaban dari Dion, Vania sudah mengetuk pintu rumah miliknya. Sungguh kebahagiaan yang baru Vania rasakan.

Dion membawa koper Vania,sedangkan Vania lebih dulu menuju pintu rumahnya untuk memastikan bahwa orangtua Vania belum tidur. Lalu Vania pun mengetuk pintu rumah sederhana itu dan langsung dibuka oleh pria paruhbaya yang tak lain adalah Papa Vania

"Assalamuallaikum Pah" sapa Vania sambil mencium punggung tangan Papanya

"Waalaikumsalam, ayo masuk Nia"

"Iya sebentar Pah, Vania tunggu Dion dulu"

"Oh yasudah, nanti ajak ke dalam Ya. Mama kamu sudah menunggu"

"Iya Pah". Sekarang Adnan-Papa Vania sudah berbalik memasuki rumahnya. Tak lama Dion pun menghampiri Vania dan membawa koper

"Loh Papa kamu kemana?"

"Papa nunggu kita di dalem, masuk yuk. Sini Aku bantu bawa kopernya"

Lalu Vania dan Dion memasuki ruang tamu. Terlihat seorang pria yang tak lain adalah Papa Vania yang sudah duduk menunggu kedatangan anaknya sementara seorang wanita yang sekiranya Mama Vania sedang mempersiapkan jamuan untuk anaknya.
Vania langsung duduk sedangkan Dion menghampiri orangtua Vania dan menyalaminya
"Saya Dion Fahmi om"

"Saya Papa Vania dan ini Mama Vania"
"Dion Fahmi tante"

"Iya nak, senang bertemu dengamu. Silahkan duduk"

Vania yang sedari tadi gugup melihat perkenalan Dion dengan orangtuanya. Ini pertama kalinya Vania membawa seorang pria kerumahnya dan diperkenalkan kepada orangtuanya. Jadi wajar sama jika Vania sedikit merasakan takut, sekalipun Vania tahu. Orangtuanya tidak akan bertindak macam-macam. Hanya saja Papa dan Mama tidak menyukai Dion karena setiap orangtua memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan putri semata wayangnya itu.
Dion tersenyum dan duduk disebelah Vania,suasana hening sampai Papa Vania yang membuka percakapan lagi.

"Nak Dion ini masih kuliah atau sudah kerja?"

"Masih kuliah om"

"Masih satu universitas dengan Vania?"

"Nggak om, kampus kita beda"

"Oh begitu, nak sekarang sudah larut malam. Sebaiknya kamu menginap disini untuk menunggu besok, kebetulan disini ada kamar kosong, bahaya kalau pulang malam-malam begini"

"Tidak usah om, saya pulang sekarang aja"

"Gapapa nak, ini untuk satu malam saja. Besok pagi kamu sudah bisa pulang"

"Apa gak ngerepotin om?"

"Nggak nak, mari saya tunjukkan kamarnya"

Papa Vania mengantarkan Dion ke kamar tidur tamu yang lumayan luas, sedangkan Vania berjalan menuju kamar yang sudah lama Ia tinggalkan

"Ma, Nia ke kamar dulu ya"

——————*****——————

Baru update lagi😁 maafkan cerita ini yang sampe sekarang belum masuk ke konflik😁 banyak typo 😂✌
Tunggu dan sabar😉

Vote & Commentnya 👇

DefenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang