Didunia ini hanya satu yang diinginkan tidak akan ada penghianatan antara tiap sahabat kekejaman tiap berkata dan bahagia bukan dengan orang lain tapi dengan kebersamaan kita.
Gadis itu menatap tajam kepada tiap orang yang dia anggap pengganggu hidupnya tapi dia hanya diam bersikap semuanya hanya tatapan biasa. Tapi tatapan itu menyiratkan betapa kelamnya hidupnya mengatakan kepada orang yang dia tatap bahwa dia sangat benci akan orang itu tapi orang-orang hanya menganggapnya sebagai gangguan kecil belaka.
Sahabatnya mengabaikannya hingga saat dia memutuskan persahabatan itu tidak ada yang membujuk dia agar membatalkan niatnya atau sekedar meminta maaf tapi kini dia maklum dengan sahabatnya itu dia hanya diam saat mereka mengabaikan dia menatap seperti tidak mengenal satu sama lain tapi untuk sekarang yang namanya diam telah tidak dapat dia tahan dia ingin menginginkan sesuatu yang menyenangkan sesuatu yang dapat membuat bungkam mulut sahabatnya itu sesuatu yang akan mengendalikan sahabat-sahabatnya.
.
.
.
"Kuso mereka keterlaluan Mira aku tidak tahan aku akan membunuh mereka sekarang" gadis itu dengan membabi buta mengbanting tiap benda didekatnya melemparnya ke dinding apartemennya.
"Tapi kau tau mereka sahabatmu" walau dia tau akan masalahnya tapi untuk membantu kakak sepupunya pun tidak akan sanggup jika masalah yang dia ketahui lebih besar dari kemarin.
"Sudah cukup aku akan membiarkan mereka menderita dulu selama mereka hidup dan jangan coba untuk mengatakan pada mereka bahwa aku akan membunuh mereka" dengan seringai iblisnya gadis itu menatap tajam adik sepupunya yang hanya memutar matanya malas.
"Aku akan diam tapi asalkan jangan mengancam aku dan keluarga kita maka aku tidak akan membongkar kenyataan pahit ini" gadis yang berpaut beberapa tahun umurnya dari kakak sepupunya itu hanya diam menatap tajam sang adik sepupu.
"Baiklah lupakan acara membunuhnya. Kau mau menginap disini atau tidak" tanya gadis itu menatap adik sepupunya yang hanya mengangguk.
"Kau rencanakan saja acara pembunuhannya aku akan membantumu dalam tokoh yang tidak akan tau apa-apa" kata gadis itu menatap malas kakak sepupunya yang kelewatan gila.
"Makasih ya imouto-ku yang baik bagiku hanya kau yang mengerti seperti apa pahitnya kenyataan dunia ini" gadis itu tersenyum malaikat namun menyiratkan keterpurukan.
'Aku hanya akan diam ketika kau akan membunuh sahabat-sahabatmu sendiri Nee-chan' batinnya hanya menatap sendu kakak sepupunya yang asik membuka kotak susu.
.
.
.
Esok paginya di Junior High School dikelas IX-i seperti biasanya selalu sepi karena terlalu pagi datangnya gadis bernama Hime ini menatap nanar kursi yang akan dia duduki nantinya kini pikirannya kacau akan rencana yang akan dia buat nantinya tapi dia hanya diam. Setelah menaruh tas kebanggaannya lalu dia mulai berjalan kearah papan tulis melihat ada beberapa kalimat yang tertulis dengan suka hati dia membersihkannya seperti biasanya membiarkan tangannya kotor.
"Ohayou Hime" seorang gadis menyapa Hime membuatnya berbalik melihat siapa gerangan menyapa dipagi terik ini.
"Ohayou Hana, Hazu" Hime dengan senyuman manisnya dia menjawab sapaan teman sekelasnya.
Kelas pun mulai hening tidak ada percakapan bagaikan rumah kosong hanya terdengar langkah kaki diluar kelas yang mulai banyak murid berdatangan menuju kelas masing-masing.
Merasa bosan dengan keheningan yang tercipta akhirnya Hime memutuskan untuk keluar kelas duduk dikursi teras kelas menatap lapangan basket dan bola yang mulai ada beberapa murid mulai bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill They
Mystery / ThrillerTidak ada di dunia ini tanpa ada yang namanya kejahatan sebuah perbuatan yang dapat menyenangkan diri sendiri andai kala hal yang mustahil menjadi hal yang lumrah