Sejak masuk kedalam mobil, baik Della maupun Alby tak ada yang berbicara. Keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sibuk berkutak dengan apa yang terjadi belakangan ini. Yang membuat mereka sedikit merenggang.
"Kita ke supermarket dulu beli bahan-bahan makanan nanti," Della akhirnya membuka suara, ia sungguh tak betah dilanda keheningan ini. Lagipula, nanti siang para anak gelandangan itu akan bertamu kerumahnya, otomatis Della juga harus menyiapkan makanan dan minuman untuk mereka. Apalagi mereka mengatakan barbeque-an dirumahnya.
Seharusnya mereka akan pergi bersama sepulang sekolah, tetapi tadi mereka mengatakan akan memberikan kejutan kepada Alby maupun Della. Dan memang dasarnya anak-anak sableng, kalau memang kejutan untuk apa diberitahu terlebih dahulu? Semprul!
Alby mengangguk, lalu terjadi keheningan lagi diantara mereka.
"Bi, aku minta maaf," Della kembali lagi membuka percakapan.
Alby menyerngit, seolah berpikir. "Soal yang tadi," ucap Della menjawab apa yang dipikirkan Alby.
"Tapi harusnya kamu jujur, bukannya ditutup-tutupin," tampak kekesalan Alby muncul kembali.
"Iya, aku minta maaf ya?" Kali ini Della melihat kearah Alby dengan ekspresi wajah memohon, membuat Albyemgangguk mau tak mau memaafkan Della. Padahal yang sebenarnya Della belum sama sekali memberitahu masalahnya kepada Alby.
"Yes!" seru Della senang, ia memeluk Alby dari samping.
Alby mengelus rambut Della dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya masih fokus menyetir. Ia begitu gemas pada gadisnya ini. Ingin rasanya langsung melahap ditempat tidur, namun balik lagi karena masih sekolah.
Della dan Alby tiba dirumah, dengan banyaknya bahan makanan yang baru saja mereka beli. Alby langsung menghempaskan badannya di sofa tanpa mengantar terlebih dahulu belanja kedapur, Della hanya geleng-geleng kepala melihat suaminya itu. Ia meletakkan belanjaan di meja dapur, dan kembali ke sofa untuk mengambil, belajaan yang dibawa oleh Alby tadi.
"E..eh.. kamu mau ngapain?" tanya Alby disaat melihat Della mengangkat belanjaan mereka tadi.
"Mau pindahin ke dapur," Della menunjuk belanjaan dengan dagunya.
"Nnggak usah, aku aja. Nanti kamu kecapek-an."Della mencibir, apa Suaminya itu lupa bahwa sejak belanjaan ini turun dari mobil, ia yang membawa salah satunya dan langsung mengantar kedapur. "Ya udah, angkat gih," suruh Della.
"Berani banget ya dek, nyuruh-nyuruh abang." Alby mengangguk-anggukan kepalanya.
"Hehe.. peace bang," Della membentuk jari telunjuk dan tengahnya menjadi huruf V lalu Della berlari menuju tangga, "Abis itu ganti bajuu!!" Seru Della membesarkan suaranya.
"IYA...!!"
◾◾◾
"SYALOOM..!!"
"NANTULANGG...!!"
"HALOHAAA......!"
Della dan Alby mendengar pintu rumah mereka diketuk-ketuk begitu kuat, "Astaga itu pasti mereka!" Geram Alby. Sebelum membuka pintu, Alby masih mampu mendengar percakapan- percakapan mereka yang jelas-jelas suaranya bikin sakit telinga orang.
"Ul, suku lo sebenernya gimana sih. Heran dah, banyak banget!"
"Lo kan tau sendiri, keluarga gue terdiri dari berbagai suku bangsa dan negara. Babeh gue orang Betawi, Mami gue orang Jerman. Adek Babeh gue, nikah sama orang Batak, trus Abangnya Babeh gue, nikah sama orang Manado. Banyak kagak tuh! Belum lagi tante-tante, sama om-om gue. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Alby
RomanceMenikah di usia muda bukanlah perkara mudah. Dimana dua orang yang saling tidak mengenal di satukan dan berinteraksi setiap hari dengan sifat masing-masing yang bertolak belakang. Mulanya Alby Stefanus Feehily dan Fradella Agatha Saolin menikah dika...