PROLOG

17 3 0
                                    


Semua siswa siswi berlalu lalang keluar dari kelas, kegiatan belajar mengajar sudah berakhir sejak lima menit yang lalu.
Keinath dan teman temannya keluar dari kelas bersamaan, siswi yg masih berada di koridor memandangi Keinath dan teman temannya yg berjalan di depannya.

"Keinath Vernando" Teriakan tersebut menggema di lorong koridor, sampai sang pemilik nama menutup telinganya.

"Gua pulang bareng lo ya" Ucap Nesya, mantan Keinath.

"Nggak, gua mau nongkrong dulu" jawab Keinath sebal.

"Gua ikut"

"Nggak, mending lo pulang deh"

Keinath meninggalkan Nesya dan di susul oleh teman temannya, Keinath menumpangi motor nya dan langsung melaju cepat.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di cafe tongkrongannya, hanya 15 menit pun sudah sampai.

Keinath, Andi, Gerry dan Aldo memarkirkan motornya masing-masing dan langsung memasuki cafe.

Ke empatnya memilih meja yg kosong dari pengunjung, dan itu tertuju di meja yg berada dekat dengan panggung kecil cafe.

"Mas" Gerry melambaikan tangannya untuk memanggil pelayan cafe.

Pelayan cafe tersebut pun langsung membuat pesanan yg biasa ke empat cowok itu pesan tanpa menyakan lagi, sudah hafal karena hampir setiap hari mereka ke cafe ini.

"Selamat Sore semua" Sapaan dari mikrofon menggema di seluruh sudut cafe.

Jawaban jawaban mulai terdengar,  dan gadis yg berada di atas panggung cafe mulia memetik senar gitar nya, membuat intro yg indah.

Dia hanya dia di duniaku
Dia hanya dia di mataku
Dunia terasa telah menghilang
Tanpa ada dia di hidupku

"Gilaa, cantik bgt men" Teriak Andi yg membuat ketiga temannya langsung melirik ke arah pandangan Andi.

"Ini sih harus jadi cewe gua" Lanjutnya.

"Mimpi lo" Aldo mendaratkan lima jarinya ke wajah Andi.

"Yg pas buat gua dodol" Sambung Gerry.

Keinath tak mengindahkan cekcok antara ketiga sohib nya itu, dirinya masih memandangi gadis yg berada di depan sana. Tanpa di sadari mulutnya sedikit terbuka.

"Mingkem bro mingkem" Aldo mencomot bibir Keinath.

"Anzeeng, ganggu aja lo" Keinath buru-buru menyingkirkan tangan Aldo.

"Gua harus dapet kontaknya" Ucap Andi.

Semuanya berseteru untuk mendapatkan gadis di depan sana.

Tuhan bantuku tuk berubah
Tuk miliki dia
Tuk bahagiakan dia
Tuk menjadi seorang yg sempurna
Untuk dia...

Suara tepuk tangan terdengar dengan berakhirnya lantunan lagu dari sammy simorangkir itu.
Gadis itu tersenyum simpul dan bergegas pergi meninggalkan cafe.

Seperginya gadis itu, Keinath pun ikut pergi untuk menemui manager cafe.

Apa yg Keinath lakukan? Entahla.

"Mau kemana lo?" Tanya Gerry.

"Toilet"

      
                                       **********

Keira masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan cafe.

"Kita langsung pulang apa kemana dulu non?" Tanya Pak Toto, supir pribadi keluarga Keira.

Yaa, Keira adalah gadis yg berkecukupan. Anak dari direktur utama sebuah perusahaan besar yg ada di jakarta.

Tapi kenapa Keira menjadi penyanyi cafe? Entahlah..

"Kita ke toko buku sebentar ya pak" Jawabnya.

"Baik non"

Drrttt...Drrttt

Ponselnya bergetar, beberapa notifikasi dari line yg masuk.

Keira memainkan jarinya di atas layar ponselnya, membalas chat dari sahabatnya.

Kedua alis Keira bertautan, ada satu chat line dari seseorang yg tidak di kenalinya.

Keinath😎 : hai

Keira Fransisca A. : siapa?

Keira pun memasukan ponselnya ke dalam tas selempang mini nya.


Bersambung....


*yg di mulmed Keinath Vernando yah*

Jangan lupa Vote+coment yaa. Baru belajar nulis, jadi harap maklum kalo bahasanya terlalu monontan atau kurang rapi..
Makasih:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keinath & KeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang