PROLOG

578 62 6
                                    

DARI dulu, gue selalu pindah rumah, kesini lah kesitu lah. Kata orang tua gue biar gue punya teman baru, tapi itu malah buat gue semakin nggak punya teman.

Dari dulu, gue nggak pandai bergaul, paling nggak bisa mulai pembicaraan duluan. Sekarang gue menemukan satu teman yang asik banget--ya bisa dibilang satu-satunya sih. Kita kemana-mana bareng dan kalau sama dia bisa bikin lupa dunia.

Gue sempat homeschooling pas kelas 5 SD saking gue nggak punya teman. Tapi gue nggak betah dengan gaya belajar homeschooling, akhirnya gue kembali ke sekolah formal, tanpa teman.

Dari dulu, gue dipandang aneh sama teman-teman sekelas gue karena gue nggak pernah ngomong, malah ada yang bilang gue ini gagu, kan kurang ajar. Bahkan sama semua anak ditiap-tiap sekolah yang gue masukin, gue selalu dipandang aneh.

Oh iya, dulu gue tinggal di Bandung, dan baru aja pindah ke Jakarta. Disini gue juga punya tetangga yang punya sepasang anak, cewek-cowok. Dan yang cowok itu, hm, bikin hati adem kalo ngeliatnya.

Gue Kayla Renisyah, panggil aja Kay, cewek anti sosial yang baru berkenalan dengan yang namanya cinta dan dunia luar. Gue disini mau nyeritain pahit-manisnya berkenalan dengan yang namanya cinta, gimana rasanya dipandang aneh sama banyak orang. Cinta, satu kata berjuta rasa.

Gue Kayla, cewek yang mencintainya dalam diam. Sekarang, gue nggak berpikiran lagi kalau pindah-pindah rumah itu menyebalkan. Pindahan kali ini benar-benar mengubah hidup gue 180 derajat. Dan gue berharap, ini adalah perpindahan terakhir gue sampai lulus nanti.

Gue selalu ngeliatin cowok itu dari gorden jendela kamar gue di lantai dua. Pastinya secara diam-diam. Sering kali gue kegep ngintip cowok itu, tapi itu nggak masalah, itu melatih gue.

Cowok disamping rumah gue, cowok yang kelak dipenghujung cerita ini akan menjadi yang gue harapkan.

26,11

AntiSocialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang