Part 4

16 3 0
                                    

"Aliaa!!!!  ALIAAAA!!! Disini"
Dari kejauhan terlihat sesosok lelaki menggunakan seragam smp melambaikan tangan pada Alia,

DHIKA.

"Al itu dia manggi kamu ya? Bukan siswa sini kayanya. Al?"
Tanya karina terheran

"eh tapi lumayan ganteng juga sih Al hahaha"
Ucap Deby centil

"ehhh suutttt nanti dia denger"
Telunjuk Alia menutupi bibirnya

"wow badge nya budi luhur yup?"
Tebak Deby sumringah

"hai Al. Ternyata jam pulang sekolah kita sama ya"
Sapa Dhika begitu ramah

"ehh Al duluan ya, duluan ya ganteng"
Sapaan Deby sangat centil membuat Dhika terheran sendiri

Dua sejoli itu kini menyusuri jalanan umum yang tengah ramai oleh anak sekolah yang baru pulang
Alia terlihat sangat canggung

"Al?"
Suara Dhika mengagetkan Alia

"eh i-iya dhik? "
Alia sontak terkaget

"diem aja? Bete ya pulang bareng saya? "
Tanya Dhika menyelidik

"oh gak kok dhik jangan ngomong gitu"
Ucap Alia sungkan

"abis diem aja"
Alis dhika terangkat satu menujukan ketampanannya walaupun ia masih Smp

Kini sampailah di gang kecil Alia kini berjalan persis di depan dhika dari arah belakang Dhika tak berhenti memandangi Alia

"Dhika? Kamu kembarannya adit? Tanya Alia

"iya Adit itu kakak saya"
Suara Dhika santai, Alia makin gugup

"hmm pantesan ada dua"

"apanya yang ada dua?"

"orangnya dhik hehe"
Alia tersenyum geli. Entah mengapa ia merasa nyaman dekat dengan Dhika walupun hatinya menyukai adit

"loh dhika mau kemana? " tanya Alia terheran melihat dhika masih berjalan bersamanya

"ya saya mau mengantar kamu sampai rumah, tidak boleh ya? "
Tanya dhika

"bo-boleh"
Alia kaget, baru kali ini pertama kali ada seorang lelaki selain ayahnya yang sangat peduli padanya

Dhika yang baru ia kenal tadi pagi kini mengantarnya pulang hingga sampai rumahnya.
Dhika baru mengenalnya pagi ini juga begitu nyaman dengan Alia
Bagi dhika, Alia sosok gadis yang jujur dan apa adanya ia menyukai Alia

"Dhika, aku ga enak sama kamu udah di antar pulang sampe depan rumah lagi"

"Aku ikhlas Al santai aja".
Dhika mengedipkan matanya

"Mampir yuk"
Ajak Alia mengalihkan perasaannya yang gugup

"terimakasih Al lain kali aja sudah sore"
Tolak dhika santun sangat santun

"oke Dhika sekali lagi terimakasih ya"
Ucap alia dengan senyuman

"sama-sama Al"
Dhika pub tersenyum, ia melambaikan tangannya ke arah Alia

Alia masuk ke rumah
Perasaannya berbunga-bunga entah mengapa berbeda dengan apa yang ia rasakan dengan Adit

Tak hentinya ia memikirkan Dhika

~~~

"ow Alia jadi lo pilih Andhika alvino prasetya atau Aditya mahendra?"
Goda Rara di sambungan telefon

"ra gak ah gue sama dhika pure temen"
Ucap Alia

"jangan bohong sama gue Al, gue tau"

"iyadeh Ra"
Alia menyerah

"iyasih Dhika emang lebih ramah dibanding Adit"
Ucap Rara di ujung telepon

Alia merasa cuaca sore itu sangat pas untuk menikmati teh di teras rumahnya
Ia menggapai toples gula dan ternyata kosong.

"Ra, udahan dulu ya gue mau ke toko mba par dulu"

"al sekalian gue juga mau ke mba par mau beli roti"
Ucap Rara

"see yoy Ra"
Tutup Alia

Sore itu cuaca cukup mendukung angin sepoy mendesir mengusik rambut Alia,
Pandangan Alia terpandang pada lelaki baju ungu
ADIT

'itu Adit? Atau Dhika? Ah aku lewat aja kalau dia menyapa artinya dia Dhika'

Alia lewat saja dan mencoba melirik sedikit ke arah Adit.

"eheemmm"
Suara laki-laki itu membuat Alia menoleh

"main lewat aja nih ga nyapa? "
Sapa nya

Ya dari sapaam itu Alia tau bahwa itu adalah Dhika

"eh iyaya heheh aku mau ke mba par"
Tunjuk Alia pada jalan menuju arah warung mba par

"hati-hati ya"
Ucap lelaki itu

Jantung Alia seketika berdegup kencang sangat kencang ia tak mengerti harus apa menghadap perasaannya yang baru tumbuh ini
Bagi Alia ini adalah yang pertama kalinya

"weh weh lama ya gue nyampe duluan"
Suara Rara mengagetkan Alia

"Ra kaget tau gak! Main yuk kerumah gue, sepi nih"
Ajak Alia

"wah kebetulan kita nonton film yaa"

"atur Ra hahaha"

Dan, ketika cinta memilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang