Chapter 4

6.3K 835 17
                                    

Maaf sebelumnya diriku kemaren lupa update karna ketiduran waktu ngetik ff,dan batre hp kebetulan low jd ff nya ga ke save,baru bisa apdet sekarang gapapa ya:) makasih mungkin kalau ada yang nunggu,baca dan voment, makasih< 3 hari ini aku pengennya langsung sampe end,liat aja ya:) pokoknya aku double apdet kok

***

Hari yang di habiskan Jungkook di rumahnya bisa dibilang semakin mengerikan. Dia harus menemani hyungnya dan taehyung ke sana ke mari sambil menonton semua kemesraan mereka. Dia senang pulang ke rumah. Dia senang berkumpul lagi dengan keluarganya. Tapi setiap kali taehyung muncul kebahagiaan itu segera berbalik 180derajat menjadi penderitaan. Parahnya,kapasitas kehadiran taehyung dirumahnya lebih besar dibandingkan ketidak hadirannya.

"Kook" nyoya jeon duduk disamping anaknya.

Jungkook menatap eommanya sekilas lalu tersenyum simpul. Akhir-akhir ini waktunya hanya dihabiskan dengan melamun. Tidak ada satupun yang bisa mengembalikan semangatnya. Dirinya seperti hancur setiap detiknya.Entah sampai kapan ia sanggup bertahan dengan kondisi begini. Nyoya jeon kembali membuka mulutnya setelah memperhatikan putra bungsunya beberapa saat.

"Apa yang kau pikirkan saat ini,nak?"

Jungkook kembali memandang eommanya lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Seorang eomma selalu bisa membaca isi hati anaknya"

Jungkook kembali tersenyum.

"Lalu apa yang bisa eomma baca?"tanya jungkook tersenyum simpul.

"Kau sedang memikirkan sesuatu. Dan itu benar-benar memakan pikiran dan badanmu. Ada apa , kook? Sejak kau sampai disini tidak sedikitpun kebahagiaan tampak diwajahmu" wanita itu membalik badan anaknya menghadap ke arahnya.

"Aku bahagia, eomma .Aku bahagia dengan kebahagiaan jin hyung" jungkook kembali tersenyum.

Wanita itu balas tersenyum lalu membelai rambut anaknya.

"Eomma tahu kau bahagia jika hyungmu bahagia. Kau selalu tersenyum dan tertawa melihat tingkah hyungmu. Tapi, eomma tahu hatimu sedang tidak disini, kook."

Jungkook tersentak.

"Maksud eomma?"

"Iya ada yang tertinggal di Prancis"kata eomma.

"Aku tidak mengerti maksud eomma" jungkook tertawa.

Nyonya jeon menarik napas kemudian melanjutkan, "Eomma tidak tahu masalahnya tapi yang jelas eomma yakin kalau ada sesuatu yang kamu pikirkan. Lihatlah dirimu, kamu berantakan. Eomma tidak tahan melihatnya lebih lama lagi"

"Menurut eomma cinta itu bagaimana? Indah atau justru menyeramkan?" Tiba-tiba jungkook bertanya.

Sang ibu tersenyum. Setidaknya anaknya mulai mau membuka hatinya.

"Tergantung bagaimana cara kita memandang.Menurutmu bagaimana?"

"Selama ini aku selalu menganggap cintaitu indah. Seperti cintaku pada Appa, Eomma, dan jin hyung. Kalian selalu memberi kebahagiaan bagiku!! Tapi aku juga mendapati kalau cinta justru menghancurkanku . Semakin hari aku semakin tersiksa" jelas jungkook .

"Dia di Prancis ya?"tanya eomma.

"Prancis?" Jungkook mengernyit bingung.

"Iya. Seseorang itu?" eomma tersenyum

Jungkook nampak berpikir sesaat. Mungkin memang lebih baik kalau eommanya mengira orang yang dicintainya ada di Prancis.

"Apa dia tahu bagaimana perasaanmu?"

"Kalau dia tahu mungkin kejadiannya akan sedikit lebih simple. Aku tidak mungkin memberi tahunya perasaanku karena ada sedikit halangan yang membuatku tidak bisa melakukannya"

"Tidak ada yang tidak bisa jika kamu mempunyai kehendak untuk melakukannya"

Jungkoom hanya diam. Dia bisa saja mengatakan perasaannya pada taehyung dan menghancurkan pernikahan hyungnya.Tapi seorang jeon jungkook terlalu sayang pada hyungnya untuk merebut kebahagiaannya.

"Apa kau ingin kembali ke Prancis?" Jungkook terdiam. Dia memang ingin kembali kesana. Sangat ingin. Semakin hari dia di rumah maka semakin hancur hatinya. Dia tidak bisa membayangkan apa yang tersisa dari dirinya jika harus menunggu hingga pernikahan hyungnya selesai di laksanakan.

"Tapi jin hyung?"

Eommanya menggeleng kepala, "Eomma mencintai kedua putra eomma .Jika Jin bahagia maka kau juga harus bahagia. Eomma tidak mungkin mengorbankan salah satu anak eomma demi kebahagiaan putra eomma yang lain. Eomma hanya ingin berbuat adil"

Air mata jungkook menetes. Dia merasa sangat berdosa karena membohongi eommanya. Tapi apalagi yang bisa dia lakukan. Wanita itu menghapus air mata anaknya.

"Kalau kau mau pulang ke Prancis, kita bisa mengatur keberangkatanmu lusa. Jin pasti mengerti.Biar eomma yang bicara kepadanya"

"Terima kasih, eomma." Jungkook memeluk eommanya. Wanita itu lalu tersenyum dan mengecup kening anaknya.

"Eomma hanya ingin kau bahagia. Kamudian Jin"

Lalu ia beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan jungkook sendirian. Sepeninggalan eommanya, jungkook hanya menangis. Besok adalah terakhir kalinya dia melihat taehyung sebagai seorang namja single. Kelak jika dia bertemu lagi, taehyung sudah menjalin sebuah ikatan sah dengan hyungnya dan bahkan appa dari anak mereka kelak.

***

Jungkook duduk memandang ke jendela pesawat. Tatapannya nanar. Dengan ikhlas jin melepas kepergian jungkook . Entah apa yang diceritakan eommanya hingga tiba-tiba jin menghampiri kamarnya, memeluknya dan menangis meminta maaf. Jungkook merasa bersalah karena telah membohongi orang-orang yang dicintainya. Dia juga sempat heran ketika appanya mengelus puncak kepalanya ketika dia akan berangkat, seolah-olah mentransfer semua sisa energi yang dimilikinya kepada anaknya.

Jungkook mengedipkan matanya merasakan airmata mengalir dipipinya. Berapa banyak air mata yang harus dia keluarkan agar dia bisa melupakan taehyung.

***

TBC

Angel that we don't deserve

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angel that we don't deserve

Please Back | v.kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang